EKSEKUTIF.COM, JAKARTA – Penerapan pelajar Pancasila di ruang digital dapat dilihat dari berbagai aspek.
Pertama, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia yakni bagaimana mereka dapat memanfaatkan media sosial untuk hal yang mendekatkan diri kepada Tuhan. Misalnya, penggalangan dana sehingga bisa meningkatkan akhlak kepada Tuhan dan kepada sesama.
Pemanfaatkan video untuk mempelajari pelaksanaan ibadah, untuk muslim beribadah. Meningkatkan akhlak kepada Tuhan berikutnya adalah memanfaatkan video inspirasi, video tutorial dan berbagai konten digital untuk memperkuat akhlak pribadi.
Selanjutnya ialah memperkuat akhlak kepada alam, mempelajari tentang pengolahan sampah, tentang pelestarian alam.
Kemudian juga dapat mempelajari tutorial baris-berbaris upacara bendera paskibra, serta gotong royong untuk akhlak kepada negara.
Sugeng Riadi, Guru SMAN 7 Kota Cirebon melanjutkan, pelajar Pancasila dengan kebhinnekaan global di mana aspek yang diterapkan implementasinya adalah pembuatan video kreasi seni budaya, video tari tradisional pembuatan film pendek untuk lebih mengenal dan menghargai budaya bangsa.
Jika aspek kebinnekaan global ini diterapkan apalagi dalam hal budaya semua orang yang akan mengenal dan menghargai budaya.
Semua orang pasti memiliki gadget mereka dapat melihat video tentang budaya dan juga untuk memanfaatkan apa yang kita lakukan sekarang di media sosial.
“Untuk melakukan diskusi budaya antar pelajar di berbagai daerah atau di belahan bumi lainnya,” ungkapnya dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (02/12/2021).
Untuk memperkuat kemampuan komunikasi interpersonal dalam berinteraksi dengan sesama, selanjutnya mereka dapat memperoleh, mempelajari video kreasi seni dan budaya dari berbagai daerah.
Juga berbagai negara untuk memperkuat kemampuan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebhinnekaan.
Itulah yang menjadi ciri khas dari bangsa Indonesia selanjutnya gotong-royong di mana pemanfaatan aplikasi e-learning ini yang sedang aplikasikan di sekolah-sekolah.
Selanjutnya, bagaimana kolaborasi pembuatan proyek bersama sebagai bentuk kolaborasi pemanfaatan media sosial.
Hal ini dilakukan dengan koordinasi kelompok dalam menyusun rencana proyek sebagai bentuk memperkuat kepedulian sehingga pemanfaatan media sosial untuk melakukan aksi sosial.
Mereka dapat inisiatif membantu teman yang terkena musibah atau kekurangan fasilitas untuk belajar sebagai wujud penguatan budaya berbagi.
Selanjutnya aspek mandiri memanfaatkan video inspirasi untuk mendapatkan inspirasi dalam pengembangan diri dan menemukan ide yang dapat dikembangkan untuk melakukan inovasi dan sehingga pemanfaatan berbagai konten digital sebagai sumber belajar.
“Mereka mampu mengatur, pikiran, perasaan dan perilaku dirinya untuk mencapai tujuan belajar. Aspek mandiri juga tercermin pada seorang peneliti sedang mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya hanya untuk meningkatkan kemandirian listrik di suatu wilayah,” jelasnya.
Aspek bernalar kritis di berbagai media konten digital, mereka mampu memperoleh dan memproses informasi lalu merefleksikan pemikiran dan proses berpikir kritis lainnya.
Untuk memperkuat kemampuan, menganalisis dan mengevaluasi sehingga didapatkan referensi sebagai bahan pertimbangan mengambil keputusan.
Terakhir adalah aspek kreatif, bagaimana dapat memanfaatkan, menghasilkan gagasan yang dapat dikembangkan sehingga menghasilkan karya dan tindakan yang terjamin keasliannya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi.
Webinar wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (02/12/2021) juga menghadirkan pembicara, Febriyanti Kristiani (Founder @vitaminmonster), Sugiarti (Instruktur Edukasi 4ID), Wardio (Pengawas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Karawang), dan Yumna Aisyah sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.