Bawa Budaya Indonesia ke dunia Luar dengan Pemanfaatan Internet

Gambar: https://www.itworks.id

EKSEKUTIF.COM, JAKARTA – Keunggulan digital telah menjadi kekuatan baru yang memungkinkan terjadinya kolaborasi, fleksibilitas dan profit sharing.

Namun konsekuensinya adalah dengan melakukan perubahan yang bahkan secara radikal terkait proses bisnis, model bisnis dan bahkan melakukan investasi teknologi baru.

Zen Munawar, dosen Politeknik LP3I Bandung mencontohkan, seperti working space yang sekarang ini banyak ditemukan di wilayah Indonesia.

Working space ini banyak digemari oleh profesional bisnis dan entrepreneur karena dilengkapi fasilitas sangat memadai dan nyaman untuk interaksi, networking, diskusi, bekerja dan berselancar di dunia maya.

Ekosistem digital akan terasa kental dan memicu kreativitas, tidak heran jika working space melahirkan ide-ide bisnis.

Singkatnya working space ini akhirnya membuka paradigma kita mengenai ruang bekerja bahkan ini telah menjadi kantor pribadi sekaligus laboratorium belajar bagi insan insan kreatif dan dinamis.

Kolaborasi di literasi digital dalam nilai kebangsaan, Kementerian komunikasi dan Informatika sudah membuat satu gerakan nasional literasi digital yang disebut dengan pandu digital.

Salah satu organisasi dari masyarakat yaitu relawan teknologi informasi dan komunikasi yang sering terlibat dan aktif untuk menggiatkan literasi digital.

“Kemudian internet masuk desa, digagas oleh kemenkominfo juga untuk pemerataan jaringan sekaligus memfasilitasi desa wilayah tertinggal, komunitas ada termasuk warga kawasan 3T atau terdepan terpencil tertinggal agar maju dan berdaya dengan internet,” jelasnya saat mengisi webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (02/12/2021).

Digital menawarkan banyak hal yang positif bagi penguatan budaya.

Penggunaan akses informasi serta data yang disampaikan menjadi penuntun melihat dari berbagai kehidupan budaya pada masa lalu dan sebagai upaya persiapan masa depan.

Teknologi digital ini sudah menjadi bagian dari kehidupan dan juga dasar kebutuhan bagi banyak orang.

Jadi saat ini bagaimana harus menguatkan kebudayaan di tengah-tengah kondisi tersebut. Bahkan dengan berkembangnya internet dan digitalisasi maka perlu upaya edukasi budaya tetap dilakukan.

Ini bisa memberi keuntungan dengan dihapusnya batasan fisik melalui internet ini sehingga kita bisa melakukan kolaborasi berkomunikasi tidak ada batasan secara fisik.

“Jadi yang harus dipertahankan dan diperjuangkan adalah bagaimana cara membuat konten positif, bisa juga dengan mengeksplorasi kebudayaan dengan menarik. Teknologi Ini bisa juga sebagai memberikan tampilan yang menarik kreatif dengan konten yang data nilai budaya tinggi,” ujarnya.

Budaya Indonesia bisa menjadi gaya hidup jika dikenakan lewat media digital.

Hal ini bisa mengubah citra serta pandangan terhadap budaya itu sendiri. Indonesia memiliki banyak kekayaan yang berharga sehingga bagi warganet dapat berkreasi dengan menggunakan media.

Banyak topik atau tema budaya yang dapat diangkat dan dituangkan menjadi konten kreasi yang menarik sekaligus mengenalkan budaya bangsa ke publik.

Hal ini menjadi tempat percobaan baru dan menghadirkan kolaborasi meskipun tanpa kehadiran fisik.

Jadi dengan adanya budaya digital ini kita berharap mudah-mudahan, semua informasi budaya kita yang ada di seluruh Indonesia itu dapat tersampaikan ke dunia luar.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi.

Webinar wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (02/12/2021) juga menghadirkan pembicara Bowo Suhardjo (Konsultan Keuangan), Erri Ginandjar (GA Radio Oz Bali), Ayi Purbasari (Ketua Program Studi Teknik Informatika Universitas Pasundan), dan Carissa Muhammartha sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.

Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.