Konsep Inovasi Smart Living Dalam Pengelolaan Sampah

Oleh: Elesvera Destry, ST, M. Si Jafung Pedal Ahli Madya

EKSEKUTIF.com — Inovasi Smart Living Chatbot Whatsapps dalam pengelolaan sampah rumah tangga yang ramah lingkungan.

Dalam konteks ini, kita bahas dulu smart living.

Ini salah satu dari enam pilar dalam membangun smart city untuk mendorong terwujudnya kota layak huni.

Smart living menjamin kualitas hidup masyarakat yang mandiri dan memiliki usia harapan hidup tinggi.

Kualitas hidup masyarakat yang menyangkut kelayakan hidup tersebut, dapat dinilai dari tiga elemen, yaitu pertama, kelayakan kualitas lingkungan yang sehat.

Elemen kedua mengenai kelayakan kualitas kesehatan. Sedangkan yang ketiga, merupakan kelayakan moda transportasi untuk mendukung mobilitas orang dan barang.

Dua elemen untuk mencapai Kota layak huni di atas, bisa didorong dengan inovasi smart living dalam pengelolaan sampah rumah tangga, yang ramah lingkungan agar menjadi lebih mudah dan nyaman.

Hal positif yang bisa diambil dari Pandemi Covid-19 adalah wabah ini menjadi momentum untuk mempercepat realisasi smart city.

Berbagai aplikasi teknologi informasi yang menjadi solusi bagi Pemerintah Daerah.

Dimana pelayanan publik tetap berjalan di masa pandemi dan dapat mewujudkan smart city yang telah digadang-gadang oleh Pemerintah Pusat.

Pertanyaannya kemudian, tentang konsep smart living yang mendukung smart city yang mudah diimplentasikan di lingkungan masyarakat tanpa harus membangun program yang rumit

Adakah? Pertanyaan ini seakan terjawab di konsep Inovasi Smart Living, dalam Pengelolaan Sampah melalui Chatbot Whatsapp (WA).

Konsep inovasi ini yaitu layanan berbasis chatbot Whatsapp (WA) yang digunakan untuk menghubungkan langsung antar Pemerintah Daerah misal DLHK, Masyarakat dan Petugas Sampah.

Di dalamnya terdapat fitur broadcast sapaan, pembayaran, jadwal pengangkutan, rewards dan sanksi, telekonsultasi dan sebagainya.

Sebelumnya, kita harus memastikan chatbot bisa menjawab atau memberi respon kepada pelanggan secara tepat.

Nah, untuk itulah kita harus merancang segala informasi yang akan chatbot keluarkan sebagai respon. Misalnya informasi umum tentang bisnisplan TPS3R, kemudian informasi prosedur pembayaran, serta prosedur reward dan sanksi hingga ke pertanyaan penting lainnya.

Fitur Reward dan Sanksi merupakan fitur yang menjawab permasalahan sampah rumah tangga. Terkait sampah yang belum bisa terpilah dari sumber.

Selama ini sanksi hanya menjadi bahan bacaan pada peraturan daerah yang telah dibuat. Dengan adanya konsep smart living dengan chatbot WA sanksi bisa lebih mudah diimplentasikan.

Untuk sanksi dibuatnya penolakan pengangkutan. Sedangkan untuk rewards, diberinya pengembalian berupa uang atau barang seperti buah atau masker bagi yang melakukan pemilahan setiap harinya.

Lalu apakah butuh banyak anggaran?

Anggaran bisa dilakukannya kerja sama. Yang dimaksud kerjasama di sini, dengan pihak ketiga yang mengelola TPS 3R untuk daur ulang bahkan dapat menggali dana yang bersumber dari CSR swasta.

Permasalahan Sampah Belum Seksi Dibicarakan

Pemilahan sampah dari sumber, mungkin bukan barang baru. Akan tetapi, hal ini belum diterapkan
maksimal di masyarakat.

Meskipun sudah ada Peraturan Daerah yang mengatur sanksi tentang pengelolaan sampah tetapi belum terimplementasikan dengan baik.

Sanksi tegas harusnya dijatuhkan bagi mereka yang tak memilah sampah. Namun, masyarakat juga perlu difasilitasi untuk mendaur ulang sampahnya.

Pemerintah atau pihak terkait juga seharusnya menyediakan sarana yang memudahkan masyarakat untuk melaksanakan 3R.

Sampah yang terpilah akan memudahkan pengangkutannya secara terpilah juga.

Hal ini dinilai akan lebih efektif dan efisien dalam memilah dan menekan dampak risiko bertumpuknya sampah.

Sampah terpilah dan dikelola dari sumber akan membantu mengurangi emisi gas metana di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

#Elesvera Destry, ST.M.Si, Direktorat Jenderal Cipta Karya: “Inovasi Smart Living Chatbot Whatsapps Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Yang Ramah Lingkungan di Masa Pandemi Covid.”

 

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.