EKSEKUTIF.com — Catatan S.S Budi Raharjo MM
Situasi sekarang ini, sepertinya, banyak yang ingin dipahami. Perubahan sedang terjadi. Dan itu, begitu cepat rasanya.
Mahaguru kehidupan diam mengajarkan kita, menjadi bagian dari perubahan itu sendiri. Raga terpisah samudera, hanya hati saling menyentuh. Alas-alas dunia tersingkap. Virus Corona merusak sendi bisnis.
Kuncinya, kita harus selalu terinspirasi untuk berbuat yang lebih baik demi masa depan. Kita semua diberi tugas mewarnai dunia.
Memperkaya daya ilmiah, melengkapinya dengan tindakan yang mendorong orang mempertajam kreativitas.
Sesungguhnya, kita dikejar banyak hal. Kadang, terasa mendesak, sehingga kita butuh asisten di sekeliling untuk melengkapi.
Jiwa kita, telah membangunkan fajar. Bahwa kecepatan cahaya telah menembus ruang dan waktu.
Kita senantiasa terinspirasi untuk berbuat yang lebih baik demi masa depan. Demi tercapainya puncak kebahagiaan.
Itu sebabnya, kita selalu membutuhkan masukan-masukan. Pasti lebih mudah jika memahami tujuan akhirnya, dimana titik berdirinya.
Kita perlu menyerap hukum kasih, sebagai yang utama.
Menjadi “Saksi kehidupan”, agar bila kita disebut sang empunya mandat, yang ditugasi bekerja untuk mewarnai dunia, kita menjalankan kehidupan dan mengisinya sebagai tugas mulia.
Yang harus dilakukan dengan sabar, tekun, tabah, dan mampu memahami serta menghargai orang lain.
Pada dasarnya, setiap orang harus jujur dengan diri sendiri, gemar menyatakan dan mengungkap apa yang dirasa dengan seketika.
Hati nurani kuncinya.
Itulah ihwal kita mengenal sosok atau lingkungan dengan 24 jam sehari.
Tak bicara lagi perbedaan dalam persamaan, atau sebaliknya menjadi “teather” yang dimainkan orang-orang itu. Seolah, kebenaran itu sampai ke awan-awan.
Titahkanlah kasih setia dan perbedaan itu tetap ada.
Kenapa perbedaan begitu sangat penting?
Ya, karena kita perlu hal-hal baik. Ajaran-ajaran untuk berbuat kebaikan, selalu mengundang senyum.