Ciptakan Budaya Produktif dan Kreatif, Banjiri Internet dengan Konten Positif

Gambar: https://www.studilmu.com/

EKSEKUTIF.COM, JAKARTA,- Perilaku digital ethnic Indonesia di Asia Tenggara menempati literasi digital yang memprihatinkan.

Hal tersebut menurut survei Microsoft disebabkan berbagai konten negatif terkait hoaks dan penipuan.

“Data Kementerian Komunikasi dan Informatika juga mengungkap pemegang gadget di Indonesia hanya 10 persen yang membuat konten positif, fakta tersebut sangatlah merisaukan,” ujar Eva K Sundari, Tim Independen Reformasi Birokrasi Nasional KemenpanRB, saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat I, pada Selasa (30/11/2021).

Lebih lanjut Eva mengatakan, hal tersebut cukup memprihatinkan.

Beberapa hal yang menempatkan Indonesia dalam posisi literasi digital yang rendah terkait hoaks, radikalisme, penipuan, pornografi, perundungan, prostitusi, judi, SARA, ujaran kebencian dan lainnya.

Padahal selama ini Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang religius, ramai saat kegiatan keagamaan di masjid namun anehnya perilaku tidak mencerminkan apa yang masyarakat percayai tersebut.

Kondisi tersebut seharusnya membuat masyarakat Indonesia refleksi diri dan bisa mengembalikan semua citra yang selama ini dikenal sebagai masyarakat yang ramah dengan cara membuat konten-konten positif di ruang digital.

Ruang digital bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang kreatif, sebagai solutif untuk menyelesaikan masalah dan produktif.

Mereka yang produktif dan kreatif secara positif akan memunculkan gagasan-gagasan agar memperbaiki hidup.

Dengan memanfaatkan ruang digital, bahkan UMKM bisa memimpin, bisa mengembangkan perekonomian dan membuat persatuan semakin terjaga dengan unggahan positif.

“Hal ini hanya bisa dilakukan jika literasi digital membaik dengan membanjiri internet konten-konten yang positif,” kata Eva lagi.

Webinar Literasi Digital di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Hadir pula nara sumber seperti Ahmad Suaedi, Dekan Fakultas Islam di UNUSIA, Triantono, Dosen Universitas Tidar Magelang, Ninik Rahayu, Tenaga Profesional Lemhamnas RI 2021, dan Louiss Regi, seorang Content Creator.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama.

Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.