PT Pos: Penyaluran Bansos Sembako dan PKH Tahap II Capai 96,74%

Petugas PT Pos Indonesia menyerahkan Bansos kepada warga penerima.

EKSEKUTIF.com- PT Pos Indonesia (Persero) menegaskan komitmennya untuk menjaga amanah pemerintah menjadi penyalur Bantuan Sosial (Bansos) Sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH). Di triwulan dua ini, secara nasional penyaluran Bansos sudah mencapai 96,74%.

Sebagai bagian dari proses transformasi menyeluruh, PT Pos Indonesia (Persero) terus melakukan inovasi, terkait penyaluran bantuan dari program Kementerian Sosial yang menjadi kepanjangan tangan Pemerintah. Wujud komitmen berupa inovasi dan transformasi tersebut dibuktikan dengan kinerja penyaluran Bansos Sembako dan PKH tahap kedua pada triwulan kedua yang kian membaik.

“Alhamdulillah, kami memang masih diberi kepercayaan oleh pemerintah melalui Kementerian Sosial untuk kembali menyalurkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Sembako. Di triwulan dua ini, capaian kami kian baik, di mana berdasarkan data posisi tanggal 2 Juli, secara nasional kami sudah mencapai 96,74 persen,” ujar Direktur Bisnis Jasa Keuangan PT Pos Indonesia (Persero), Haris dilansir dalam siarana pers, baru-baru ini, di Bandung.

Direktur Bisnis Jasa Keuangan PT Pos Indonesia (Persero), Haris,

Haris memaparkan capaian penyaluran Bansos Sembako dan PKH yang dialokasikan kepada sekitar 3,4 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), ada dalam skala nasional. “Dari 3,5 juta data yang kami terima, sudah kami salurkan lebih kurang 3,4 juta. Secara nasional rata-rata kami 96,74 persen, walau ada beberapa regional yang dicapainya sudah 98 persen. Jadi, alhamdulillah kami hampir merampungkan tugas penyaluran PKH dan Sembako untuk triwulan 2 tahun 2023 ini,” tuturnya.

Meski penyaluran Bansos Sembako dan Program PKH dijalankan dengan baik, Pos Indonesia tidak cepat puas. Fakta ini justru menjadi tantangan buat Pos Indonesia agar bisa menjaga, bahkan meningkatkan kualitas layanan untuk menyalurkan bantuan-bantuan serupa pada masa mendatang.

“Kami terus melakukan berbagai upaya perbaikan. Kami senantiasa melakukan evaluasi, walau ini bukan hal yang baru. Artinya, bahwa kami sejak tahun 2020 sudah diberi amanah oleh negara untuk menyalurkan berbagai program, termasuk penyaluran Program Keluarga Harapan dan Sembako ini,” kata Haris.

Haris juga menilai perbaikan, inovasi, dan secara bertahap melakukan transformasi digital secara menyeluruh, perlu dilakukan Pos Indonesia. Salah satu tujuannya tentu untuk menjaga kredibilitas sebagai penyalur bantuan, khususnya di hadapan pemerintah.

“Karena selain harus tepat waktu, tepat jumlah, tepat sasaran, penyaluran ini menyangkut anggaran negara akan dilakukan audit oleh BPK. Karena itu, masalah akuntabilitas menjadi hal prioritas buat kami. Kami juga melakukan upaya-upaya perbaikan dari sisi aplikasi penyaluran Bansos ini. Jadi kami lakukan perbaikan-perbaikan baik dari awal dana kami terima, sampai dana ini kami serahkan (hingga ke tangan penerima manfaat),” katanya.

Sejauh ini berbagai upaya telah dilakukan Pos Indonesia agar penyaluran bansos tepat waktu, tepat sasaran, dan akuntabel. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan teknologi berupa aplikasi, serta teknologi lainnya dalam mendukung pengumpulan dokumentasi data penerima bantuan.

“Dalam proses penyaluran ini kami memberikan fitur foto rumah, geotagging yang selama ini juga kami upayakan untuk terus kami sempurnakan. Jadi kalau selama ini misalnya berdasarkan evaluasi konfirmasi, validasi yang dilakukan oleh Kemensos masih ada data yang kurang pas, kami lakukan perbaikan,” papar Haris.

Misalnya untuk memastikan penerimanya, dalam penyaluran yang sekarang ini, pihaknya sudah menyematkan teknologi artificial intelligent (AI) di aplikasi. Sehingga pada saat penyerahan misalnya penerima itu tidak sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan, otomatis tidak bisa diambil fotonya itu.

Sebagai langkah berikutnya, Pos Indonesia akan terus mengedepankan inovasi dan transformasi digital untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Langkah itu juga dilakukan guna meningkatkan bisnis jasa keuangan Pos Indonesia.

“Digitalisasi merupakan keniscayaan. Kami, PT Pos Indonesia, program transformasi yang kita lakukan salah satunya adalah transformasi di bidang produk kami. Ini merupakan salah satu upaya kami bagaimana kita bisa tetap bersaing di pasar. Bagaimana PT Pos Indonesia khususnya bisnis jasa keuangan tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat,” ujar Haris.

“Karena itu, terkait dengan penyaluran Bansos ini, kami juga sudah mengantisipasi tentang penerapan digitalisasi bantuan sosial. Karena ini memang merupakan program dari pemerintah untuk saatnya nanti, penerima bansos itu harus dilakukan melalui digital,” katanya menambahkan.

Pos Indonesia telah menerapkan teknologi dan digitalisasi dalam penyaluran bansos, khususnya dalam program Bansos Sembako dan PKH. Contohnya, saat KPM ingin mencairkan dana di Kantorpos. Mereka bisa menggunakan teknologi melalui QRIS Pospay untuk mencairkan dana bantuan yang mereka terima.

“Jadi bagi masyarakat yang sudah melek teknologi, mereka sudah punya smartphone, kami bisa menggunakan aplikasi di mobile phone milik mereka untuk mengambil dananya. Mereka bisa menggunakan QRIS pospay. Penyaluran cukup pakai QRIS pospay,” kata Haris.

Kemudian, bagi masyarakat yang hanya memiliki feature phone, mereka tetap bisa mencairkan dana tersebut melalui SMS. “Pada saat masyarakat hanya memiliki feature phone yang handphone nya hanya bisa digunakan sebatas SMS, kami juga sudah menyiapkan layanan SMS. Artinya, masyarakat yang hanya punya feature phone, mereka bisa menggunakan layanan SMS untuk pengambilan,” tuturnya.

Pos Indonesia juga menyiapkan mekanisme bagi warga tidak memiliki handphone. Mereka akan membagikan undangan yang berisi QR Code kepada penerima. “Sekali lagi, dari awal kami sudah punya kompetensi terkait dengan penyaluran bantuan ini dan kami lakukan terus transformasi perubahan-perubahan untuk bisa tetap relevan tentang kebutuhan ini. Karena itu, dengan apa yang kami miliki, kami memiliki 4.500 titik layanan yang tersebar sampai ke pelosok-pelosok daerah, bahkan mencakup daerah 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal) juga. Kami harap pemerintah bisa terus memberikan amanah ini kepada PT Pos Indonesia, untuk keberlangsungan kami,” ujarnya.

Arti Bansos Bagi KPM

Penyaluran Bansos Sembako dan PKH di seluruh Indonesia, secara umum telah membantu meringankan perekonomian para penerimanya. Salah satunya adalah Imas Priyati. warga Kelurahan Cipedes ini bersyukur karena telah mendapat bantuan sebesar Rp 600 ribu.

Bantuan untuknya itu akan digunakan untuk biaya perawatan di rumah sakit. Ia mengaku sudah kesulitan berjalan selama hampir tujuh tahun, karena pernah terjatuh fatal.”Sakitnya gara-gara jatuh. Saya kan sedang bikin kue. Saat itu, saya tergelincir dan jatuhnya sekaligus. Patah pinggul saya. Makanya saya tidak bisa berdiri,” ungkap Imas.

Imas mengaku tidak sulit mendapatkan bantuan ini. Dengan kecanggihan teknologi yang diterapkan Pos Indonesia, proses pengambilan dana bantuan yang dilakukan Imas sangatlah mudah.”Waktu petugas Pos nya datang, saya diminta tunjukkan KTP nya. Setelah cocok, saya diminta foto,” ujar Imas. (ACH)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.