EKSEKUTIF.com — Setelah naik ke peringkat 75 pada tahun 2010, Indeks Kinerja Logistik/Logistics Performance Index (LPI) Indonesia turun ke posisi 61 di antara 139 negara, menurut LPI 2023 dari Bank Dunia.
Berdasarkan peringkat terbaru ini, performa logistik di Indonesia kurang kompetitif dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan bahkan Vietnam.
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mengakselerasi daya saing adalah dengan mengadopsi teknologi. Dalam Warehousing Vision Study Zebra terbaru, sekitar 57% staf gudang mengatakan bahwa perusahaan mereka meningkatkan kondisi kerja dan mengadopsi teknologi yang mempermudah pekerjaan mereka.
Hampir 87% operator pergudangan dalam studi Zebra yang sama setuju bahwa mereka harus menerapkan teknologi baru agar dapat bersaing di era on-demand economy ini, dengan 80% mengonfirmasi bahwa pandemi telah mendorong mereka untuk berevolusi dan melakukan modernisasi dengan lebih cepat.
Tantangan utama dalam memberikan kemudahan pada pekerja
Para pekerja frontliner mengandalkan perangkat wearable dan tablet tangguh yang dapat menjalankan aplikasi augmented reality (AR) dan virtual reality (VR), sekaligus sebagai sarana panduan tugas yang real-time. Mobile printer juga diharapkan menjadi lebih umum karena operator ingin meminimalisir mobilitas dan memenuhi pesanan dengan lebih cepat.
Yang perlu diperhatikan, ada juga ketertarikan yang tinggi untuk menggunakan software pengukuran mobile yang dapat melakukan pengukuran paket dan karton secara otomatis. Ini akan menjadi kabar baik bagi mereka yang ingin melepaskan pita pengukur dari sabuk perkakas mereka.
Menariknya, Studi Zebra yang sama melaporkan bahwa staf gudang tidak lagi ragu-ragu untuk menyambut autonomous mobile robots (AMR) di area kerja mereka. Dari sudut pandang para staf, hampir 80% mengatakan bahwa mengurangi jalan kaki per hari akan membuat pekerjaan mereka lebih menyenangkan, meskipun mereka harus mengambil atau menangani lebih banyak barang, dan banyak yang sekarang sangat percaya bahwa AMR dapat membuat pekerjaan gudang jadi tidak terlalu menyebabkan stres.
Sebagian besar staf (83%) yang bekerja bersama AMR saat ini mengonfirmasi bahwa produktivitas mereka meningkat dan waktu untuk berjalan/traveling jadi berkurang. Sekitar tiga perempat juga mengklaim bahwa tingkat akurasi mereka membaik, dan hampir dua pertiga menyebutkan AMR berperan atas promosi mereka ke posisi atau peluang yang baru.
Faktanya, dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan teknologi membuat lingkungan gudang menjadi lebih menarik bagi para pekerja, terutama pada saat rantai pasokan mengalami kesulitan, dan lebih banyak bantuan yang dibutuhkan. Sebanyak 83% staf yang disurvei saat ini lebih memilih bekerja untuk perusahaan yang memberikan mereka perangkat modern untuk digunakan dalam mengerjakan tugas dibandingkan dengan perusahaan yang memberikan perangkat yang lebih tua atau tanpa perangkat sama sekali.
Kepuasan pekerja adalah kuncinya
Responden Studi Zebra secara umum percaya bahwa otomatisasi dapat membantu mempertahankan lebih banyak orang dalam pekerjaan mereka dan mengisi lowongan yang ada. Oleh karena itu, operator pergudangan berbelanja lebih banyak teknologi yang mendukung penambahan tenaga kerja dan otomatisasi alur kerja. Faktanya, 27% operator pergudangan di seluruh dunia telah menggunakan AMR saat ini.
Dalam lima tahun, jumlah tersebut diperkirakan akan tumbuh menjadi 90% di seluruh dunia. Selain itu, 85% pengambil keputusan di gudang mengatakan bahwa mereka telah menerapkan solusi mobilitas, dan sebagian besar merasa bahwa mereka telah mengoptimalkan penggunaan perangkat tersebut dengan baik agar sesuai dengan tugas, keselamatan, dan persyaratan ergonomis.
Para pengusaha juga memanfaatkan teknologi untuk menciptakan shift kerja yang lebih fleksibel, supaya mereka tetap terdepan dalam persaingan dan menarik talenta terbaik di industri ini, di tengah-tengah krisis tenaga kerja yang intens di kawasan ASEAN.
Operator pergudangan dan pengambil keputusan juga sedang mempertimbangkan untuk membangun dan memodernisasi infrastruktur mereka dengan berinvestasi lebih banyak pada radio frequency identification (RFID) dan sistem otomasi industri.
Teknologi canggih ini memungkinkan visibilitas yang lebih baik, panduan real-time, dan kinerja berbasis data, serta secara bersamaan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tim. Operator pergudangan bertujuan meningkatkan kesejahteraan pekerja dan daya saing pasar secara keseluruhan.
Membangun resiliensi ekosistem pergudangan dimulai hari ini
Perlu ada kolaborasi yang lebih besar antara simpul-simpul rantai pasokan untuk memperkuat resiliensi ekosistem gudang. Dengan kolaborasi yang lebih besar, kemajuan teknologi dapat terjadi lebih cepat untuk mengubah operasi dan memenuhi permintaan pelanggan yang terus meningkat.
Bisnis juga dapat mengharapkan pekerja menjadi lebih berdaya dan merasa senang dengan apa yang mereka kerjakan. Pekerja yang bekerja menggunakan teknologi seperti otomatisasi akan merasakan peningkatan produktivitas, mengurangi kesalahan, dan memungkinkan untuk maju ke posisi atau peluang baru.
Operator pergudangan di Indonesia harus mulai mengambil langkah berani untuk beralih dari proses berbasis kertas dan sistem bisnis lama. Selain itu, mereka harus melihat rencana dan proyek teknologi saat ini hingga selesai. Stabilitas tenaga kerja di masa depan dan kemampuan untuk memenuhi ekspektasi pelanggan bergantung pada tindakan yang diambil hari ini.
Bingung harus memulai dari mana dengan perombakan teknologi gudang Anda? Peta jalan berbasis fase ini dapat membantu.