Membanjiri Internet dengan Konten Positif, Cara Produktif dan Kreatif Era Digitalisasi

Gambar: https://galamedia.pikiran-rakyat.com

EKSEKUTIF.COM, JAKARTA,- Menurut data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika pemegang gadget di Indonesia hanya 10 persen yang membuat konten positif, fakta tersebut tentunya sangatlah merisaukan.

“Beberapa hal yang menempatkan Indonesia dalam posisi literasi digital yang rendah terkait hoaks, radikalisme, penipuan, pornografi, perundungan, prostitusi, judi, SARA, ujaran kebencian dan lainnya,” ujar Eva K Sundari, Tim Independen Reformasi Birokrasi Nasional KemenpanRB, saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis (2/12/2021).

Dengan berbagai isu hoaks dan cyberbullying, perilaku digital ethnic Indonesia di Asia Tenggara juga menempati literasi digital yang memprihatinkan menurut survei Microsoft disebabkan.

Padahal selama ini Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang religius, ramai saat kegiatan keagamaan di masjid namun anehnya perilaku tidak mencerminkan apa yang masyarakat percayai.

Seharusnya keberadaan teknologi dan jejaring internet bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang kreatif, sebagai solutif untuk menyelesaikan masalah dan produktif.

Mereka yang produktif dan kreatif secara positif akan memunculkan gagasan-gagasan agar memperbaiki hidup.

Dengan memanfaatkan ruang digital, bahkan bisnis online melalui marketplace bisa memimpin dan membawa perekonomian ke arah yang lebih baik.

Menurut Eva, pemanfaatan internet akan menjadi sarana yang positif bagi masyarakat jika pengguna telah mendapatkan literasi digital.

Sehingga terkait etika digital dan perilaku bermedia digital masyarakat bisa semakin dewasa, terhindar dari hoaks dan bisa memfilter konten negatif.

Webinar Literasi Digital di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Hadir pula nara sumber seperti Jendral Dudung, Kepala Staff TNI Angkatan Darat, Triantono, Dosen Universitas Tidar Magelang, Ninik Rahayu, Tenaga Profesional Lemhamnas RI 2021, dan Michiko Utoyo, seorang Mompreneur.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama.

Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.