EKSEKUTIF.com –– Reputasi Lintasarta membangun negeri bukanlah imajinasi. Akan tetapi, sebuah citarasa dari nasionalisme yang tumbuh.
Presiden Joko Widodo memerintahkan Kominfo untuk membangun infrastruktur di wilayah non komersial atau wilayah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal).
Untuk itu, kita perlu infratruktur yang memadai dan sosok-sosok Sumber Daya Manusia mumpuni untuk mengatasi situasi atas kesenjangan dari Information and Communication Technology (ICT), yakni teknologi sistem informasi yang memiliki peran penting dalam sektor riil.
Selain memiliki peran penting dalam dunia industri atau bisnis, ICT juga berperan penting di dalam perkembangan dunia pendidikan. Perannya sangat penting dalam sisi manfaat serta kelebihan yang terdapat di dalamnya.
Pemerintah punya cara untuk mengakselerasi, dengan menggandeng pihak swasta untuk ikut berperan di sektor komersial yang jumlahnya ada 3.435 desa dan kelurahan.
“Jumlahnya ada 9.113 desa dan kelurahan di wilayah 3T. Kita harapkan, tahun 2022 ini bisa kita hadirkan coverage sinyal 4G sebagai backbone ICT nasional,” ujar Menteri Kominfo Johny G Plate, optimis
Apa lacur, pandemi menggeser semua rencana baik itu. Keinginan untuk menikmati ranting-ranting erat terkait daun-daun rimbun yang terjalin, jadikan ICT yang andal dan inovatif, terhalang.
Upaya pemerintah pusat yang konsentrasinya terpecah mengatasi pandemi Covid. Hingga sekarang terus berupaya memulihkan perekonomian di Indonesia, bangun masa depan negeri.
“Setelah Kominfo menyediakan infrastruktur pasif di daerah 3T, akan segera kami minta sektor swasta gabung menyediakan infrastruktur aktif. Supaya sinyal segera bisa tersedia dan rakyat memanfaatkannya segera mungkin,” Johnny Plate berharap.
Tampaknya pemerintah demikian proaktif mendorong sektor swasta untuk membangun pusat-pusat data berbasis cloud atau komputasi awan. Didasari adanya kebutuhan internet yang semakin meningkat, harapan tertuju pada perusahaan solution company, bisa lari bersama-sama di era digitalisasi ini.
Menkominfo Johnny G. Plate malah berharap lebih jauh, agar Indonesia bisa menjadi cloud hub di Asia Tenggara. Pasalnya, ada beberapa negara tetangga yang tidak lagi mungkin membangun cloud karena keterbatasan power supply.
Terhadap situasi ini, Lintasarta termasuk perusahaan yang komit.
Sudah tidak terhitung pengabdian dan pengorbanan Lintasarta terhadap negeri tercinta ini, mulai dari solusi layanannya, kegiatan CSR-nya dan termasuk mempekerjakan SDM terbaik di Indonesia.
Mendukung pemerintah dalam memulihkan perekonomian di Indonesia. Pengalaman menjadi solusi pusat data alias server kebutuhan digital dalam menunjang proses bisnis perusahaan-perusahaan di tanah air, digeser ke perusahaan start up.
Didasari adanya startup dan orang-orang dengan kebutuhan internet yang semakin meningkat. Kebutuhan akan solusi pusat data alias server yang juga semakin tinggi. Juga meningkatnya kebutuhan digital perusahaan yang siap bangkit, cloud menjadi jasa yang paling banyak dicari.
“Hanya saja, saat ini banyak perusahaan yang belum memanfaatkan cloud dalam negeri,” ujar Arya Damar, Presiden Direktur Lintasarta terus terang.
Untuk itu, “Kami mengajak seluruh perusahaan-perusahaan ICT di Indonesia untuk berkolaborasi menghadirkan server-server berbasis cloud supaya Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negara sendiri.”
Berpengalaman, diantaranya memiliki sertifikasi Internasional. Juga memiliki jaringan teresterial baik fiber optik, kabel laut, dan satelit, sehingga kita bisa meng-cover seluruh pelanggan Lintasarta di seluruh wilayah Indonesia.
Pengguna solusi Lintasarta berasal dari berbagai industri dan institusi seperti perbankan, manufaktur, perusahaan oil and gas, perusahaan distributor, dan pemerintahan.
“Jangan sampai kita punya infrastruktur, tetapi kebutuhan solusi bukan belum sepenuhnya di support oleh penyedia cloud domestik,” demikian Arya tentang Lintasarta Cloudeka, layanan Cloud buatan anak negeri ini.
Lintasarta telah merespon membangun negeri dengan pusat data, menyediakan infrastruktur aktif di wilayah 3T. Menjadi partner terbaik bagi pelaku industri.
Jauh sebelum pandemic COVID-19 terjadi di bangsa ini, Lintasarta menjadi solusi khusus di industri keuangan, solusi khusus untuk kesehatan, telemedicine, rumah sakit, smart city, smart campus.
Lintasarta melakukan kerja sama dengan beberapa universitas bikin start up. “Mereka letakkan solusinya di cloud kami, terus kita pasarkan bersama-sama, karena kita ingin mendorong anak-anak Indonesia menunjukan kemampuannya, dan kita bantu infrastruktur dan pemasarannya,” ujar Arya.
Kerja sama dengan universitas ini juga secara tak langsung akan menumbuhkan SDM baru di dunia digital. Pasalnya, Indonesia membutuhkan sangat banyak SDM di sektor digital.
Menggali dan memperbanyak talenta digital, antara lain dengan memberikan pelatihan sumber daya manusia sejak tahun 2020 lalu. Beasiswa untuk melahirkan talenta digital melalui program Lintasarta Digischool yang merupakan bagian dari CSR Lintasarta Mengajar.
Sementara itu, sebelumnya Lintasarta telah menggandeng beberapa Universitas di Indonesia dalam pelaksanaan program LintasartaAppcelerate yang diselenggarakan sejak tahun 2016.
Lintasarta Appcelerate adalah ajang pembuatan rencana bisnis dalam bentuk inovasi produk atau aplikasi digital, seperti mobile application, yang memiliki nilai bisnis dan dapat diterapkan untuk mendukung berbagai sektor industri financial, smart city, manufacture, dan e-health.
Lintasarta menyadari kualitas dan kuantitas SDM menjadi kunci Indonesia menghadapi era digital saat ini. Industri 4.0 yang bertumpu pada perkembangan teknologi mengharuskan bangsa ini mempersiapkan terbangunnya SDM handal.
Membantu digitalisasi perusahaan-perusahaan dan start up agar bisnis menjadi lebih cepat dan dapat fokus terhadap bisnisnya masing-masing tanpa harus memusingkan urusan infrastruktur IT.
Untuk dapat bersaing dengan provider dari luar negeri, Arya mengatakan, Lintasarta mem-bundling paket yang dijual dengan segala macam jasa, seperti cloud-nya, data center, telekomunikasi, security, dan sumber daya manusia (SDM) yang akan dengan cepat dan tanggap melayani kebutuhan para pengguna layanan Lintasarta.
Sebagai perusahaan yang ada di Indonesia, kehadiran SDM yang secara langsung terhubung dengan para pelanggan Lintasarta menjadi keunggulan tersendiri dibanding beberapa perusahaan di luar negeri karena para klien bisa bertemu dan bisa konsultasi secara langsung untuk mendapatkan solusi yang lebih cepat dan tepat.
Pada 4 april 2022 berulang tahun ke 34 tahun, Lintasarta menegaskan kembali, tak hanya menjadi penyedia solusi komunikasi data dan layanan internet untuk korporasi. Tapi, komit juga mengembangkan dan memajukan bisnis melalui teknologi yang terdepan, dalam mendorong perusahaan start up gunakan cloud.
Menurut Arya, saat ini telah banyak talenta-talenta muda yang dapat dirangkul untuk bersama-sama menciptakan berbagai solusi industri untuk mendukung kebutuhan cloud korporat.
Pada Maret 2020 Lintasarta meningkatkan layanan Cloud di Data Center yang berlokasi di Technopark, Tangerang Selatan, dengan upgrade flash SSD storage. Ini merupakan program lanjutan dari tahun sebelumnya, untuk tetap memberikan pelayanan prima bagi pelanggan Lintasarta Cloud Services.
Di daerah Solusi Smart City Lintasarta menghidupkan dan memberdayakan ekosistem partner di bidang teknologi informasi.
Lintasarta dalam menghadirkan solusi Cloud Computing. Lintasarta mengajak dan memberdayakan sumber daya lokal seperti developer aplikasi lokal, sistem integrator/distributor IT lokal, dan peran lainnya dalam ekosistem Smart City.
Tak sekedar cari fulus, tapi Lintasarta membangun negeri. Apakah Anda tertarik mengetahui lebih jauh?
S.S Budi Raharjo
BACA JUGA: majalah eksekutif edisi Maret 2022, klik ini