EKSEKUTIF.com — Walikota Marurits Mantiri Paparkan Potensi Bisnis Perikanan Kota Bitung Dihadapan Ratusan Akademisi UI
Menarik juga melihat Walikota Bitung Maurits Mantiri memberikan kuliah umum tentang kepemimpinan di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (UI) di Kampus Depok, Jawa Barat.
Sosok yang humble ini membawakan tema “Potensi dan Prospek Kota Bitung sebagai Kota Bahari Indonesia” dalam diskusi Leader’s Lecture Series On Humanities (LeLesh).
Dengan penuh semangat Maurits Mantiri memaparkan bagaimana potensi bisnis pengolahan ikan tangkapan laut menjadi industri terbesar perikanan di Indonesia. Dari 14 pabrik pengolahan ikan kaleng di Indonesia, 7 pabrik berada di Kota Bitung.
“Untuk kebutuhan ikan cakalang di Bitung untuk UPI ( Unit Pengolahan Ikan) 1400 Ton/ hari, UPI ini bukan saja pabrik ikan Kaleng tapi juga ikan kayu dan lain-lain, yang pakai bahan baku Ikan Cakalang,” kata Walikota di hadapan ratusan mahasiswa, civitas akademika, dan praktisi perikanan di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Kampus UI.
Dengan jumlah tersebut, Maurits menyebut, jika pasar ikan kaleng di Indonesia dibina dengan baik, maka Kota Bitung akan menjadi suplier paling besar. “Kalau orang bilang, Bitung adalah kota cakalang.”
Hebatnya lagi, lanjut Mauritz Mantiri, pabrik ikan kaleng tuna cakalang produksi Kota Bitung sudah dikenal hingga manca negara.
“Di negara Jepang, Vietnam. Kemudian ekspor ke seluruh dunia untuk ikan kaleng tapi khusus ikan kayu ke Jepang saja,” kata pak Walikota Bitung.
Sebenarnya Kota Bitung berpeluang untuk menguasai perikanan dunia. Apalagi secara geografis, Sulawesi Utara memiliki posisi strategis untuk mengekspor produk perikanan ke Cina, Korea, Jepang, dan negara-negara lain.
Kota Bitung sudah disebut sebagai kota penghasil produk olahan ikan cakalang terbesar di Indonesia. Hal tersebut diketahui sebab, Kota Bitung setiap tahunnya menghasilkan ikan cakalang sebanyak ribuan hingga ratusan ton.
‘Leading sektor di Kota Bitung adalah industri perikanan, kontribusi yang kedua transportasi karena kita Kota Pelabuhan, dan yang ketiga adalah pertanian atau produk kelapa,” sebut Walikota Mantiri.
Namun banyak kendala dihadapi oleh industri pengolahan ikan kaleng. Salah satunya regulasi dari pemerintah pusat kurang berpihak untuk mendorong kebangkitan industri perikanan. Diantaranya panjangnya perijian dan regulasi dalam bidang penangkapan ikan di laut dengan kapal besar.
“Sehingga infrastruktur penangkapan ikan kita di laut sangat minim. Kita hanya menggunakan kapal kecil yang kapasitas pasokan ikannya tidak mencapai target,” katanya.
“Pabrik pengolahan ikan di Bitung pernah mengalami kekurangan hasil perikanan tangkap, terutama cakalang dan tuna. Akibatnya sangat terasa bagi industri pengolahan ikan,” paparnya.
“Semua perusahaan menyatakan, bahan baku ikan sangat kurang dan itu kendala utama untuk bisa mengembalikan kejayaan industri perikanan Kota Bitung menjadi salah satu produsen ikan terbesar di dunia,” lanjutnya.
Akibatnya untuk memenuhi bahan baku ikan segar mentah, pabrik ikan kaleng terpaksa mengimpor bahan baku mentah dari Amerika Latin dan Spanyol.
Pak Walikota juga membeberkan soal implikasi Kebijakan Perikanan Periode 2022 hingga 2024. Dimana sebelum terjun ke dunia politik, Maurits memiliki pengalaman dan pengetahuan pernah bekerja sebagai seorang production manager di pabrik pengolahan ikan kemasan.
“Karena itulah kemudian ketika persoalan perikanan ini bermasalah bagi kami, maka pasti ini akan terdampak pada sumber andalan bagi kami termasuk dengan situasi perekonomian di Kota kami. Karena penyerapan tenaga kerja di pabrik pengolahan ikan kaleng termasuk menyerap pekerja sangat besar,” papar politisi dari PDI Perjuangan itu.
Acara tersebut diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI pada Rabu 19 Juni 2024 bertempat di Auditorium Gedung I Kampus UI Depok, Jawa Barat. Acara dimulai dari jam 13.30 WIB sampai 15.30 WIB, dengan kehadiran ratusan peserta yang terdiri dari mahasiswa dan juga tamu undangan lainnya.
Walikota asal PDIP itu memaparkan soal “Untuk Masa Depan Bahari Kita yang Gemilang”. Lautan kita begitu luas. Ia tak pernah berhenti bergerak. Potensinya tak pernah habis. Mari gali lebih dalam, kita kelola bersama berbekal semangat, kearifan dan ilmu pengetahuan untuk masa depan bangsa yang gemilang.
Panitia acara Dr Audrey Tangkudung mengungkapkan bahwa acara ini akan sangat bermanfaat bagi kalangan akademis dan praktisi dalam menyerap ilmu dan pengalaman kepemimpinan dan keberhasilan dari Walikota Bitung Maurits Mantiri dalam mendorong dan memotivasi rakyat yang dipimpinnya untuk bekerja keras meningkatkan kesejahteraan dari pengelolaan bahari.
“Pak Walikota Bitung Bapak Maurits Mantiri akan membagi pengalaman beliau dalam memimpin kota Bitung menjadi salah satu ikon kota yang indentik dengan keberhasilan dalam membangun ekonomi melalui pengelolaan bahari,” kata mantan Ketua ILUNI S2 UI tersebut.
Saat sesi tanya jawab, politisi kelahiran Bitung 59 tahun silam pun menjawab setiap pertanyaan yang diajukan peserta dengan sangat cerdas dan memuaskan. Politisi PDIP yang menjabat sebagai Walikota Bitung sejak 2021 itu pun dikenal rakyatnya sebagai sosok pemimpin bersahaja, murah senyum dan dikenal sangat dekat dengan semua kalangan tanpa ada sekat.
Maurits Mantiri adalah putra keempat dari Pasangan Max Mantiri yang berasal dari Tontalete dan Sance Tataung berasal dari Nusa Utara (Siau Beong). Ia menikah dengan Rita Aleta Lousiana Tangkudung, ST pada tanggal 18 Juli 1987, dikarunia dua orang anak yakni Geraldi Mantiri, SE dan Geraldo Mantiri. Maurits Mantiri saat ini berdomisili di Kelurahan Manembo-nembo Lingkungan I Kecamatan Matuari.
Selain menjabat sebagai Walikota Bitung, Maurits Mantiri juga menjabat sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan sejak 2010 hingga sekarang. Ia menempuh pendidikan sarjananya di Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi 1987-1991, kemudian melanjutkan gelar magisternya di program Magister Manajemen Universitas Sam Ratulangi 2016-2018.