EKSEKUTIF.com — Trend Micro, pemimpin keamanan siber global mengumumkan inovasi-inovasi terbaru pada platform enterprise yang berfokus untuk melindungi seluruh area dari ancaman serangan dan fraud berbasis AI yang terus meningkat.
Penelitian Trend Micro menunjukkan bahwa pelaku kejahatan siber memanfaatkan ledakan penggunaan AI di enterprise, yang mengakibatkan peningkatan dramatis ketersediaan tools berbasis AI di dunia kriminal. Tools ini lebih murah dan lebih mudah diakses dibanding sebelumnya, sehingga para penjahat dengan berbagai tingkat keahlian dapat dengan mudah melancarkan serangan dalam skala besar untuk mengecoh korban, dengan tujuan pemerasan, pencurian identitas, fraud, atau misinformasi.
Kevin Simzer, COO at Trend Micro: “Penelitian terbaru kami mengungkapkan beberapa tools deepfake terbaru yang memudahkan pelaku kejahatan siber, apapun level kemampuannya, untuk melancarkan scam yang merugikan, rekayasa sosial, dan upaya menerobos keamanan.”
“Demi pelanggan kami, baik enterprise maupun konsumen, kami memimpin industri untuk melawan balik dengan kemampuan baru mendeteksi deepfake dan berbagai bentuk fraud berbasis AI lainnya. Seperti pergeseran ancaman dan lanskap IT di masa lalu, kami telah melihat tantangan dalam mengamankan AI dan berhasil menghadapinya,” jelas Kevin, Kamis ( 31/07/2024).
Mendeteksi dan menaklukkan metode berbasis AI ini sangat penting supaya kita dapat mengelola risiko permukaan serangan yang ada di enteprise dengan lebih baik dan menurunkan risiko online secara keseluruhan bagi konsumen, di mana sebanyak 71% dari mereka, menurut survei terkini Trend, memandang deepfake secara negatif dan meyakini bahwa salah satu penggunaan utamanya adalah untuk fraud.
Segera tersedia di platform Trend Micro Vision One™, teknologi pendeteksi deepfake terbaru akan menggunakan berbagai metode canggih untuk mendeteksi konten yang dihasilkan oleh AI.
Menurut analis Gartner1 Dan Ayoub, “Aplikasi GenAI berkualitas tinggi yang sudah tersedia saat ini mampu membuat konten video yang photo-realistic yang dapat menipu atau mengecoh audiens. Mengingat kemudahan menggunakan tools ini dan kecanggihannya yang semakin meningkat, sangat penting untuk mengembangkan pendekatan metodologis dalam mendeteksi konten deepfake GenAI.”
Deepfake menimbulkan risiko yang signifikan bagi enterprise modern dan individu. Deepfake yang tidak terdeteksi dapat menyebabkan dampak finansial, kehilangan pekerjaan, masalah hukum, kerusakan reputasi, pencurian identitas, dan potensi bahaya terhadap kesehatan mental atau fisik.
Dalam studi Trend Micro baru-baru ini, 36% konsumen melaporkan telah mengalami upaya penipuan menggunakan deepfake. FBI sebelumnya juga telah memperingatkan tentang teknologi deepfake yang digunakan bersama dengan panggilan video untuk melakukan business email compromise attack, dan melamar kerja jarak jauh secara curang.
Teknologi ini tidak hanya disalahgunakan untuk meniadakan verifikasi manusia, tetapi juga langkah-langkah keamanan biometrik seperti pengenalan wajah. Penelitian Trend Micro juga menemukan adanya perubahan baru-baru ini yang menunjukkan peningkatan ketertarikan untuk mengeksploitasi model LLM yang ada melalui teknik pembobolan yang inovatif ketimbang mengembangkan tools AI untuk kejahatan.
Peluncuran solusi baru Trend merupakan bagian dari misi perusahaan untuk melindungi pelanggan dalam perjalanan penggunaan AI. Dengan mendukung strategi zero trust, Trend baru-baru ini merilis fitur-fitur baru untuk Trend Vision One yang dirancang untuk:
- Memusatkan manajemen akses dan penggunaan GenAI pada karyawan
- Memeriksa berbagai perintah yang diberikan, untuk mencegah kebocoran data dan terinfeksi elemen berbahaya
- Menyaring konten GenAI untuk memenuhi berbagai regulasi
- Melindungi dari serangan large language model (LLM)