EKSEKUTIF.com — Tokoh Sunda di Seluruh Indonesia Berkumpul dalam Pembentukan Majelis Musyawarah Sunda (MMS)
Sejumlah tokoh Sunda dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul dalam acara yang mengesankan di Aula Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, pada hari Senin, 8 Juli 2024.
Acara ini diberi nama Majelis Musyawarah Sunda (MMS) dan dihadiri oleh para Pini Sepuh serta tokoh-tokoh penting lainnya.
Dalam kesempatan ini, para hadirin mengingatkan peran besar tokoh-tokoh seperti Ir. Djuanda Kartawidjaja, RE Martadinata, dan Mochtar Kusumaatmadja dalam mengembangkan gagasan pembangunan maritim di Indonesia.
Ir. Djuanda, misalnya, diakui atas perjuangannya untuk memperluas batas perairan Indonesia dari 3 mil menjadi 12 mil, yang kini dianggap sebagai langkah strategis dalam menjaga kedaulatan laut negara.
“Apa yang diperjuangkan oleh Pak Djuanda dan Pak Mochtar itu kegigihan orang Sunda. Jadi kalau ada istilah ‘Ngajurung Urang Sunda ka Jauhna’ atau outward looking ini nonsen kalau tidak melihat laut sebagai sarananya,” kata Laksamana Ade Supandi, anggota Dewan Pini Sepuh Sunda.
Acara ini juga menjadi momentum bagi komunitas Sunda untuk menyatukan visi mereka dalam membangun identitas maritim bangsa Indonesia, sesuai dengan semangat Proklamasi 17 Agustus 1945, Pancasila, Pembukaan UUD 1945, dan NKRI.
Majelis Musyawarah Sunda (MMS) sendiri dibentuk sebagai wadah musyawarah dalam kerangka kesundaan, kebangsaan, dan kenegaraan, dengan komitmen untuk terus berkontribusi dalam pembangunan nyata bagi masyarakat Sunda serta bangsa Indonesia secara keseluruhan.
“Perjuangan PM Djuanda kalau dulu kapal-kapal Belanda hilir mudik di kantong perairan kita maka sangat merugikan. Akhirnya ditutup kantong perairan tadi yang batas dengan daratan tadinya 3 mil menjadi 12 mil. Perjuangan kemudian berlanjut sampai ke rezim negara kepulauan,” jelasnya.
“Apa yang diperjuangkan oleh Pak Djuanda dan Pak Mochtar itu kegigihan orang Sunda. Jadi kalau ada istilah ‘Ngajurung Urang Sunda ka Jauhna’ atau outward looking ini nonsen kalau tidak melihat laut sebagai sarananya,” tegas Ade.
Ismeth Wibowo hadir sebagai cucu Ir. H. Djuanda, pahlawan nasional asal Jawa Barat, dan juga anggota Forum Dewan Pakar Ekonomi, Bisnis, dan Pembangunan Majelis Musyawarah Sunda. Ismeth, yang merupakan Komisaris PT Sunra Asia Pasific Hi-Tech pabrik perakitan motor listrik di Indonesia, menyatakan kebanggaannya atas warisan perjuangan kakeknya.
Karaton Sumedang Larang (KSL) diwakili oleh Sri Radya KSL PYM H.R.I Lukman Soemadisoeria, Radya Anom KSL YM Rd Luky Djohari Soemawilaga, bersama Panata KSL juga hadir dalam acara tersebut.
Turut hadir dalam acara tersebut sejumlah tokoh penting, antara lain mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Prof. Dr. Yuddy Chrisnandi, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman, mantan Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia Komjen Pol (Purn) Nanan Soekarna.
Tampak Dr. Ilham Akbar Habibie yang merupakan calon Gubernur Provinsi Jawa Barat, mantan Gubernur Bank Indonesia Dr. Burhanudin Abdullah, mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Irjen Pol (Purn) Taufiequrachman Ruki, mantan Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Ganjar Kurnia.
Juga hadir mantan Gubernur Provinsi Jawa Barat Dr. Ahmad Heryawan, Kasdam III Siliwangi Brigjen TNI Aminudin, Agus Pakpahan, Tjahyana, K.H. Agun Bunyamin, serta Yang Mulia H.R.I. Lukman Soemadisoeria.
Momen ini juga dihadiri oleh Wakil Jaksa Agung Dr. Sunarta SH, Andri Perkasa Kantaprawira, Dr. Nina Kurnia Hikmawati, dan Achmad Balya serta Okki Jusuf Judanagara.
Hadir juga Jumhur Hidayat, aktivis pergerakan dan pemberdayaan rakyat.
Disebut acara ini juga dihadiri para pendiri negara Indonesia dan Pasundan yang menjadi anggota BPUPKI, di antaranya Oto Iskandar Dinata, Mr. Iwa Koesoemasumantri, dan RAA Wiranatakusumah.
Majelis Musyawarah Sunda ini dibentuk sebagai wadah musyawarah Urang Sunda dalam kerangka kesundaan, kebangsaan, dan kenegaraan yang tetap pada komitmen Proklamasi 17 Agustus 1945, Pancasila, Pembukaan UUD 1945, dan NKRI.