EKSEKUTIF.com — PT Pos Indonesia tancap gas menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) minyak goreng sesuai arahan Presiden Joko Widodo bahwa penyaluran harus rampung sebelum Lebaran Idul Fitri. Untuk memenuhi target tersebut, Pos Indonesia menerapkan beberapa strategi.
Bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng disalurkan oleh PT Pos Indonesia kepada 18,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM).
Sejauh ini penyaluran BLT minyak goreng berjalan lancar dan telah diterima oleh hampir 10 juta KPM. Untuk memenuhi target, Pos Indonesia menerapkan beberapa strategi.
“Berdasarkan pengalaman sebelumnya, kami tambah titik penyaluran, komunitas diperbanyak, jumlah tenaga juru bayar juga ditambah.”
“Selain karyawan organik, ada petugas tambahan dengan pengenal khusus untuk membantu penyaluran. Jam layanan pun diperpanjang di setiap titik. Bahkan, ada yang sampai malam,” kata Direktur PT Pos Indonesia, Faizal Rochmad Djoemadi dalam rilis pers (19/4/2022).
Adapun nominal BLT minyak goreng yaitu Rp100 ribu per bulan yang diberikan sekaligus untuk tiga bulan (April, Mei, Juni), sehingga yang diterima KPM senilai Rp300 ribu. Bantuan tersebut masih ditambah dengan bansos sembako Rp200 ribu. Dengan demikian total uang bansos yang diterima KPM sejumlah Rp500 ribu.
Bisa menerima bansos di tengah situasi kenaikan harga bahan pokok, tentu saja disambut gembira oleh para KPM. Bahkan, mereka kompak menyatakan harapan agar bansos ke depannya dapat terus berlanjut.
“Saya senang karena bansos ini sangat membantu kebutuhan hidup. Uangnya akan dibelanjakan di warung dekat rumah supaya bisa sekalian membantu pedagang. Harapan saya mudah-mudahan ke depan akan ada bantuan seperti ini lagi. Terima kasih Bapak Presiden, saya sudah terima bantuannya,” kata Nenden Nurendah, KPM dari Desa Gudangkahuripan, Kecamatan Lembang, Jawa Barat.
Demikian pun KPM Iloh Aryani. Perempuan paruh baya yang sehari-hari berjualan gorengan ini sangat bersyukur bisa mendapatkan BLT minyak goreng dan bansos sembako senilai Rp500 ribu.
“Alhamdulillah dapat bantuan ini bisa menyambung nyawa, bisa membantu modal usaha. Rencana setelah Lebaran akan berjualan gorengan lagi. Sudah dua bulan saya setop jualan karena harga minyak goreng dan tepung mahal. Saya tidak balik modal, malah rugi,” tutur Iloh.
Iloh menerima BLT minyak goreng dengan cara diantarkan langsung ke rumahnya oleh petugas juru bayar. Sebab, kondisi Iloh sedang sakit. Ia kesulitan berjalan.
“Harapan saya seterusnya bisa terima bantuan karena suami tidak bekerja dan masih ada tanggungan anak yang bersekolah,” katanya.
Suka cita yang sama turut dirasakan oleh Halimah. Ibu dua anak yang sehari-hari bekerja sebagai petugas kebersihan ini mengaku turut terdampak pandemi.
Dia kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari karena harga bahan pokok mahal. Ditambah kebutuhan menjelang Lebaran meningkat.
“Sangat senang bisa terima BLT minyak goreng. Alhamdulillah sangat terbantu. Uangnya untuk beli minyak goreng, beras, lauk pauk. Harapan saya mudah-mudahan harga kembali normal. Terima kasih Pak Jokowi dan PT Pos Indonesia atas bantuannya,” ucap Halimah.
Kelancaran penyaluran BLT minyak goreng bergantung pada petugas juru bayar yang menjadi ujung tombak menyerahkan bansos kepada KPM.
Salah satunya adalah Dadang Rachmat Setia. Petugas juru bayar KCU Bandung, Jawa Barat, ini mesti menyalurkan BLT minyak goreng kepada 1.400 KPM di Desa Gudangkahuripan dalam satu hari.
“Saat ini sudah tersalurkan kepada 1.350 KPM. Sisa 50 KPM yang belum datang mengambil. Saat pengambilan dana BLT minyak goreng, KPM harus membawa surat panggilan, fotokopi KTP dan KK apabila pengambilan diwakilkan oleh keluarga. Kemudian data dicocokkan dengan danom,” kata Dadang.
Lantaran masih dalam situasi pandemi covid-19, PT Pos Indonesia menerapkan protokol kesehatan dalam penyaluran BLT minyak goreng. “Teknis penyaluran diatur supaya tidak terjadi kerumunan, wajib menggunakan masker. Semua petugas juru bayar juga sudah divaksin,” ucap Dadang.
Petugas juru bayar lainnya ialah Wahyu Soleh Wijaya. Dia bertugas di Kantor Pos Lembang, Bandung, Jawa Barat. Selama menyalurkan BLT minyak goreng, Wahyu mengaku menemui kendala.”Kesulitannya adalah mencari alamat KPM. Beruntung ada aparat RT/RW yang bisa dimintai bantuan mencari alamat,” kata Wahyu.
Walau demikian, Wahyu merasa senang bisa mengantarkan bansos kepada KPM. “Saya senang bisa membantu KPM, terutama para lansia karena mereka senang sekali menerima kedatangan saya saat mengantarkan bansos. Selain itu bisa menambah relasi,” tuturnya.
(ACH)