Pontjo Sutowo Mengaku Masih Senang Media Cetak

Pemilik Hotel Sultan Berpose bersama CEO majalah eksekutif, S.S Budi Raharjo.

Eksekutif.com — “Hebat, majalah Eksekutif dan majalah Matra eksis sampai sekarang. Generasi pemegang keputusan, para CEO dan top level memang masih senang majalah cetak,” ujar Pontjo Sutowo, pemilik Hotel Sultan.

Mertua Dian Sastrowardoyo ini adalah putera Ibnu Sutowo, mantan Dirut Pertamina.

Ibnu Sutowo adalah mantan tokoh militer Indonesia yang ikut mengembangkan Permina, perusahaan minyak negara sebelum berubah nama menjadi Pertamina.

Ibnu Sutowo juga pernah menjadi Menteri ESDM di penghujung rezim Soekarno (28 Maret 1966 s.d. 25 Juli 1966).

Di tahun 1957, A.H. Nasution (saat itu KSAD) menunjuk Sutowo untuk mengelola PT Tambang Minyak Sumatera Utara (PT Permina).

“Saya enggak kerja di Pertamina yang istilahnya, sudah ada perusahaannya sudah jadi. Hampir semua perusahaan saya, saya bikin sendiri. Saya rintis sendiri, saya bangun,” ujar pria yang bernama lengkap Pontjo Nugro Susilo.

“Ayah saya itu, memberi dua warisan yang buat saya sangat berharga. Pertama, logika berpikir. Beliau jauh lebih hebat dari saya,”  bekas Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) ini menjelaskan.

“Ayah bisa bikin Pertamina tanpa pemerintah memberi modal. Tetapi dia bisa membiayai 70 persen dari APBN. Kalau logikanya nggak pintar, enggak mungkin hal itu terjadi pada saat ini,” ujar suami Wenny, yang dikaruniai empat anak ini memaparkan.

“Kalau saya merenung, kalau dia mengajarkan logika berpikir, bukan tidak ada kekayaan, ada, tetapi logika berpikir luar biasa. Sangat cerdas,” paparnya.

Kedua, warisan beliau, karena dia banyak berbuat bagi orang lain. “Ini membuat saya menjadi lebih mudah. Oh dia anak orang baik. Kalau saya anak orang jahat, mungkin lebih susah buat saya. Kalau dari segi materi, relatif,” demikian Pontjo mengenang.

Masih menurut Pontjo,  orang bisnis menawarkan ke masyarakat di sekitar,  memberi nilai tambah dari yang dihasilkan.

“Bisnis itu, sebetulnya memecahkan persoalan orang lain. Kalau kau tidak bisa pecahkan persoalan orang lain, tidak bisa jadi pebisnis. Bisa sih bisa tetap menjadi pebisnis tetapi nanti monopoli. Tetapi esensi bisnis adalah memecahkan persoalan orang lain,” tutur Pontjo.

“Perusahaan yang saya bikin, harus memberi nilai tambah atau ada nilai tambah yang kita gerakan. Dan masyarakat menghargai nilai tambah itu. Itulah kunci kesuksesan,”  penggemar banyak olahraga  seperti golf, balap mobil, berenang dan bulutangkis dan tenis ini memaparkan.

Jadi,  “Memecahkan persoalan masyarakat akan kebutuhannya sehari-hari. Itu kunci dari entrepreneurship. Kalau entrepreneur betul ya, you harus berpikir masyarakat perlu apa. Karena opportunity-nya di situ.”

Berbisnis properti, selain memiliki Hotel Sultan, pria awet muda bertubuh itu berahasia soal bisnisnya yang lain.  Ia hanya menggeleng, ketika ditanya bisnis apa yang dijalani saat ini. Ia hanya memamerkan gigi putihnya, untuk berpose selfie.

Komen penutupnya, “Dari dulu, saya pembaca majalah Matra dan majalah Eksekutif. Sekarang satu grup. Hebat Generasi kami, memang masih senang dengan baca di media cetak.”

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.