EKSEKUTIF.com- PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bersama Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (DitJen PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar Aksi Susur Sungai dan Gerakan Bersih Sungai Ciliwung, Sabtu, 21 Januari 2023. Melalui aksi ini, PHR ingin berkontribusi terhadap kebersihan dan kelestarian sungai serta wujud dukungan terhadap kegiatan lingkungan KLHK.
Aksi susur sungai yang melibatkan Yayasan Sahabat Ciliwung ini dihadiri langsung oleh Direktur Utama PHR Jaffee Arizon Suardin, Direktur Jenderal PPKL IR. Sigit Reliantoro, M.Sc. dan didukung oleh Pertamina Persero dan Pertamina Sub Holding Upstream (SHU). Titik susur sungai pagi hari sejauh sekitar 5 km ini, dimulai dari Jembatan Panus, Kec. Pancoran Mas hingga kolong Tol Cijago- (Kopi Ciliwung), Kelurahan Kemiri Muka-Kec. Beji, Kota Depok.
PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) merupakan salah satu anak perusahaan Pertamina yang bergerak dalam bidang usaha hulu minyak dan gas bumi di bawah Subholding Upstream, PT Pertamina Hulu Energi (PHE). PHR berdiri sejak 20 Desember 2018.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya kami untuk ikut serta mengkampanyekan perubahan perilaku masyarakat agar lebih peduli lingkungan, terutama untuk bersama menjaga kualitas air dan kebersihan sungai Ciliwung ini agar ke depan makin baik. Jadi kami juga ingin ikut menggerakkan masyarakat melalui komunitas untuk peduli Ciliwung dengan harapan mindsetnya makin peduli lingkungan,” ungkap Dirut PHR, Jaffee Arizon Suardin kepada wartawan usai melakukan susur sungai pada kegiatan ini.
Dikatakan, di tengah tuntutan peningkatan produksi migas di Wilayah Kerja (WK) Rokan, PHR senantiasa berupaya melakukan keseimbangan antara peningkatan produksi migas dan kelestarian lingkungan. “Aksi ini sekaligus memperkuat kolaborasi PHR dan DitJen PPKL KLHK untuk bersama-sama peduli akan ekosistem lingkungan sungai, perlindungan dan pengelolaan mutu air”, jelas Jaffee.
Direktur Jenderal PPKL IR. Sigit Reliantoro, M.Sc dalam kesempatan itu mengungkapkan, pihaknya mengapresiasi inisiasi kegiatan ini, termasuk aksi yang dilakukan para komunitas dan relawan untuk bersama meningkatkan kebersihan Sungai Ciliwung. Pihaknya juga mengajak masyarakat sekitar untuk terus menjaga perilaku lebih peduli lingkungan dengan bersama ikut menjaga, di antaranya dengan tidak membuang sampah ke sungai ini agar kualitas air sungai juga makin baik.
“Kami juga terus berupaya menggerakkan masyarakat, termasuk melalui komunitas agar masyarakat makin berubah mindsetnya menjadi lebih peduli kepada lingkungan, dan hasilnya terlihat kualitas air sungai Ciliwung makin membaik. Kehidupan biota di sungai ini juga makin beragam, termasuk jenis ikannya. Ini sesuatu yang perlu terus kita jaga dan tingkatkan,” ujarnya.
Dalam keghiatan ini juga dilakukan aksi bersih dengan memungut beragam jenis sampah yang ada di sungai dan sekitarnya. Sampah plastik dan tekstil yang terkumpul dari kegiatan ini akan ditimbang untuk dapat didaur ulang dengan melibatkan penggiat lingkungan yang memiliki kemampuan dalam mendaur ulang sampah plastik dan tekstil.
Selain itu, ada pula agenda sensus sampah yang dapat mengidentifikasi identifikasi sampah untuk dapat diketahui jenis dan volumenya. Dengan mengetahui jenis dan volumenya, kegiatan sensus sampah tersebut dapat memetakan sumber-sumber pencemar dominan yang berdampak pada kelestarian sungai.
“Dilaksanakannya kegiatan ini juga untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat, untuk sadar dan berpartisipasi aktif dalam menjaga kelestarian sungai. Sungai bukanlah tempat membuang sampah” kata Jaffee, menambahkan.
PHR juga tengah membangun fasilitas wetland di area operasi WK Rokan dalam mengelola air terproduksi berbasis Natural Based Solution (NBS) sebelum dialirkan ke badan air. Fasilitas wetland ini merupakan wetland pengolah air terproduksi berbasis NBS pertama dalam industri migas di Asia Tenggara.
Tak hanya itu, PHR tengah mengembangkan fasilitas Ecoriparian dan pengambangan Taman Keanekaragaman Hayati (KEHATI) di Universitas Lancang Kuning (UNILAK) dan merupakan fasilitas ecoriparian pertama dan terdepan untuk melestarikan ekosistem hutan rawa Sumatera yang berada di tengah kota Provinsi Riau. (ACH)