Pameran Industri Kaca, Glasstech Asia and Fenestration 2025 Siap Digelar di Indonesia

Paparan pers “Glasstech Asia & Fenestration Asia 2025” pada kamis (08/05/2025), di The Westin Hotel -Jakarta.

EKSEKUTIF.comIndonesia kembali dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan pameran industri kaca terbesar Asia “Glasstech Asia & Fenestration Asia (GAFA) 2025”.

Berbagai produk inovasi teknologi terbaru, termasuk produk kaca yang mendukung konsep green building dan ramah lingkungan, akan dihadirkan di ajang pameran ini.

Setelah sukses penyelenggaraan edisi ke-20 Glasstech Asia dan edisi ke-7 Fenestration Asia di Ho Chi Minh City, Vietnam, Pameran “Glasstech Asia & Fenestration Asia 2025” akan kembali digelar yang kali ini kembali diadakan di Indonesia, dari sebelumnya pada 2019.

Di Vietnam, acara ini berhasil menarik lebih dari 4.000 pengunjung profesional dari sektor kaca dan fenestrasi serta menghadirkan lebih dari 250 peserta pameran dari lebih dari 50 negara.

Kesuksesan ini menunjukkan bahwa industri kaca dan fenestrasi di Asia Tenggara, terus berkembang dan semakin menarik perhatian dunia.

Fenestrasi sendiri merujuk pada elemen desain bangunan yang berkaitan dengan bukaan. Seperti jendela, pintu, dan sistem fasad yang memungkinkan pencahayaan alami, ventilasi, serta konektivitas visual antara ruang dalam dan luar.

Pameran yang akan menampilkan tren terbaru di dunia industri kaca terkemuka di Asia ini, dihelat PT. Debindo Global Expo dengan menggandeng Messe Muenchen International (MMI) Asia dan  Singapore Glass Association .

Gelaran “Glasstech Asia & Fenestration Asia (GAFA) 2025 yang akan berlangsung pada 6-9 November 2025 di Internasional Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang ini, diharapkan akan menjadi tonggak penting bagi industri kaca dan fenestrasi di kawasan ini.

Mengusung tema “Asia’s Largest Network of Glass and Facades”, Glasstech Asia & Fenestration Asia 2025 menegaskan kembali komitmennya sebagai platform paling dinantikan bagi teknologi kaca dan fenestrasi di Asia Tenggara.

Di harapkan ajang pamaeran ini juga bisa menjembatani kepentingan industri dan juga pengguna produk kaca, sekaligus bisa mendorong gairah pertumbuhan berbagai industri terkait. Seperti konstruksi bangunan perkotaan (building), infrastruktur, otomotif, elektronik, dan berbagai industri lain.

“Kami merasa bangga dipercaya sebagai mitra Messe Muenchen International (MMI) Asia, untuk menyelenggarakan pameran terbesar industri kaca Asia /Glasstech Asia & Fenestration Asia (GAFA) 2025 ini.”

“Glasstech Asia alias GAFA 2025 yang digelar di Indonesia ini, bisa menandai tonggak penting bagi kemajuan industri kaca dan fenestrasi di kawasan ini.”

“Pameran teknologi kaca terkemuka di Asia ini, diharapkan juga bisa menjadi pendorong bagi pertumbuhan berbagai industri dalam penggunaan produk kaca,” ungkap Direktur PT. Debindo, Rafidi Iqra Muhammad dalam acara peluncuran dan konferensi pers “Glasstech Asia & Fenestration Asia 2025” pada kamis (08/05/2025), di The Westin Hotel -Jakarta.

CEO & Direktur Utama MMI Asia Michael Wilton, (kanan) menyerahkan cindera mata kepada Dirjen IKMA Kementerian Perindustrian- Reni Yanita.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dorong Pertumbuhan Industri

Pameran GAFA ke-21 ini akan platform strategis yang mempertemukan para profesional industri untuk mendorong pertumbuhan dan kemajuan industri kaca dan fenestrasi di kawasan Asia.

Termasuk mendorong pertumbuhan beberapa industri utama yang terkait dengan kaca. Di antaranya industri hulu kaca (produsen bahan baku kaca), industri manufaktur kaca (produsen berbagai jenis kaca seperti kaca lembaran (float glass), kaca pengaman (laminated glass, tempered glass), dan lainnya.

Pihaknya optimistis terhadap propek industri ini. Terutama di sektor konstruksi bangunan properti komersial dan residensial di Indonesia, di mana dalam beberapa tahun terakhir secara konsisten menunjukkan pertumbuhan positif.

Di antaranya dari industri kaca untuk fasad eksterior (dinding, pintu, dan jendela), serta struktur kaca interior.

Bahkan permintaan terhadap produk kaca baik kaca lembaran, kaca arsitektural, maupun kaca otomotif,juga terus melonjak seiring masifnya pembangunan gedung bertingkat, infrastruktur publik, serta produksi kendaraan bermotor.

Dalam rilisnya disebutkan, sektor konstruksi Indonesia berada pada jalur pertumbuhan yang kuat, diproyeksikan mencapai Rp 2.775 triliun pada tahun 2028 dengan pertumbuhan tahunan (CAGR) sebesar 5,7 persen.

Ekspansi ini, yang didorong oleh investasi dalam infrastruktur berkelanjutan dan proyek bangunan hijau, membuka peluang besar bagi solusi mutakhir dan desain masa depan.

Turut hadir dalam acara peluncuran Glasstech Asia 2025, di antaranya Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Reni Yanita-mewakili Kementerian Perindustrian (Kemenprin), CEO & Direktur Utama MMI Asia Michael Wilton, Ketua Asosiasi Kaca Singapura (SGA) Gan PayYap, Dewan Penasehat Asosiasi Kaca Lembaran & Pengaman (AKLP) Putra Narjadin, serta Ketua Asosiasi Fasad Indonesia (PERAFI) Fibra Reelianto.

Dalam kesempatan tersebut, Michael Wilton, CEO & Direktur Utama MMI Asia, menyampaikan bahwa pameran ini bukan sekadar sebuah acara, melainkan sebuah platform strategis yang mempertemukan para profesional industri untuk menjalin relasi bisnis, mendorong terobosan inovatif, serta saling menginspirasi demi mendorong pertumbuhan dan kemajuan industri kaca dan fenestrasi di kawasan Asia.

Pada penyelenggaraan tahun 2025, pameran ini akan menyoroti berbagai kategori produk unggulan, termasuk architectural glass profiles, aluminium profile, composite profiles uPVC untuk pintu dan jendela, material konstruksi untuk pintu dan jendela, serta bahan kimia dan komponen pendukung lainnya.

Mewakili Kemenperin RI atau pemerintah, Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita menyambut baik dan menyampaikan apresiasi atas inisiatif pameran ini.

Pameran ini katanya, sejalan dengan upaya pemerintah untuk terus mendorong pertumbuhan industri manufaktur di Tanah Air.

Diharapkan, pameran ini tidak hanya menjadi pusat pertemuan pelaku usaha bersama pakar internasional, tetapi juga akan memberikan informasi dan pemahaman luas terkait tren dan juga perkembangan global indutsri dan teknologi yag berkembang di sektor manufaktur dan pemrosesan produk berbahan kaca ini. Termasuk dengan berbagai industri dan teknologi pendukung lainnya.

Pihaknya juga mendorong pelaku industri ini untuk terus meningkatkan kualitas produk untuk daya saing, di antaranya dengan menerapkan standar SNI (Standar Nasional Indonesia). Penting SNI untuk produk kaca, juga untuk menjamin kualitas, keamanan, dan daya tahan produk, serta melindungi konsumen dan industri itu sendiri.

“SNI memastikan bahwa produk kaca yang dihasilkan berkualitas, aman digunakan dalam berbagai aplikasi. Dengan menerapkan SNI, industri kaca dapat memberikan jaminan kualitas produk kepada konsumen, dan juga dapat meningkatkan daya saing di pasar global,” pungkasnya.

https://www.beritasenator.com/berita-internasional/6415115555/pameran-industri-kaca-glasstech-asia-and-fenestration-2025-siap-digelar-di-indonesia

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses