EKSEKUTIF.com –Bank Sentral Amerika Serikat (AS) menyampaikan belum akan menurunkan suku bunga acuannya, bahkan ada peluang untuk kembali dinaikkan. Hal ini membuat volatilitas di pasar saham dan obligasi global kembali meningkat. Kondisi ekonomi Tiongkok yang juga di bawah ekspektasi, kian menambah ketidakpastian.
Kendati situasi dipenuhi ketidakpastian, Head of Research Moduit, Manuel Adhy Purwanto menuturkan terdapat instrumen investasi yang tidak terlalu berdampak dari volatilitas pasar, aman dan dijamin pemerintah yaitu Surat Berharga Negara (SBN) retail.
Terkait hal ini, Pemerintah menerbitkan Surat Berharga Negara Syariah (SBSN) jenis ritel seri SR019 dengan masa penawaran pada 1 September-20 September 2023. Manuel menyebutkan, imbal hasil dan dana pokok investasi SR019 dijamin oleh Undang-Undang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) hingga jatuh tempo dan dananya disediakan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahunnya. “Jadi sama dengan SBN lainnya, SR019 bisa dikatakan zero risk,” ujarnya melalui keterangan tertulis kepada pers, (14/9), di Jakarta.
Adapun SR019 diterbitkan dalam dua seri, yakni SR019T3 (tenor 3 tahun) dan SR019T5 (tenor 5 tahun). Kedua seri tersebut menawarkan kupon fixed rate, masing-masing 5,95% dan 6,10%.
Menurut Manuel, imbal hasil sebesar itu dipastikan lebih tinggi dari rata-rata deposito perbankan yang saat ini berada di level 3%. “Instrumen SBSN patut dipertimbangkan, selain aman karena tidak ada risiko gagal bayar, juga memberikan imbal hasil cukup baik atau di atas bunga deposito bank Himbara,” ujar Manuel.
Namun demikian kondisi ekonomi Indonesia masih cukup baik dimana pada kuartal II-2023, ekonomi Indonesia mampu tumbuh di atas ekspektasi sebesar 5,17%. Pelaku pasar yakin, kekuatan fundamental ekonomi RI dapat meredam tekanan atas ketidakpastian global.
Selain itu kementerian Keuangan mencatat, hingga pertengahan Agustus, capital inflow ke pasar finansial domestik mencapai Rp 141,9 triliun. Asing terus berburu SBN dngan nilai pembelian Rp 116,4 triliun. Selebihnya asing disebut mulai masuk ke saham-saham di Bursa Efek Indonesia dengan nilai akumulasi Rp 25,5 triliun.
‘’Kuatnya capital inflow menunjukan tingginya kepercayaan asing terhadap ekonomi Indonesia,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konfrensi Pers APBN Kita Edisi Agustus 2023, belum lama ini.
Head of Research Moduit, Manuel Adhy Purwanto menyampaikan, ada instrumen investasi yang tidak terlalu berdampak dari volatilitas pasar, aman dan dijamin pemerintah yaitu SBN retail.
Pemerintah RI akan menerbitkan SBN jenis Sukuk Ritel 019 (SR019) pada 1 September – 20 September 2023. Dikatakan Manuel, imbal hasil dan dana pokok investasi SR019 dijamin oleh Undang-Undang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), hingga jatuh tempo dan dananya disediakan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahunnya. Jadi sama dengan SBN lainnya, SR019 bisa dikatakan zero risk.
Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kementerian Keuangan Dwi Irianti Hadiningdyah menyampaikan, SR019 diterbitkan dalam dua seri pada satu waktu (dual tranches), sebagaimana SBR012, SR018, ST010, dan ORI023. Adapun dua SR019 masing-masing 3 dan 6 tahun dengan kupon fixed rate, artinya imbal hasil yang dibayarkan kepada investor akan sama setiap bulan hingga jatuh tempo.
Pemerintah merilis kupon SR019 yaitu 5.95% untuk tenor 3 tahun & 6.1% untuk tenor 6 tahun. Imbal hasil sebesar itu dipastikan lebih tinggi dari rata-rata deposito perbankan yang saat ini berada di level 3%. ‘’Instrumen SBNS patut dipertimbangkan, selain aman karena tidak ada risiko gagal bayar, SBN juga memberikan imbal hasil cukup baik, di atas bunga deposito bank Himbara,’’ papar Manuel Adhi Purwanto.
Tidak hanya itu, SR019 dapat diperdagangkan kembali (tradeble) tanpa menunggu waktu jatuh tempo, sehingga investor juga berpotensi mendapatkan capital gain, dengan catatan di jual di pasar sekunder ketika harganya berada di atas harga pembelian perdana. Patut diketahui juga, sebagai efek syariah SR019 ini menggunakan prinsip syariah sehingga bebas dari unsur maysir (judi), gharar (ketidakjelasan), dan riba (usury). Meski dikelola dengan prinsip syariah SR019 dpat dibeli oleh semua investor ritel yang berwarga negara Indonesia tanpa memandang latar belakang agama dan kepercayaan.
Sementara saat pembelian SR019 menggunakan struktur akad ijarah – Asset to be Leased (sewa). Dana yang diperoleh pemerintah dari penerbitan SBSN ini digunakan untuk kegiatan investasi berupa pembelian hak manfaat Barang Milik Negara untuk disewakan kepada pemerintah, serta pengadaan proyek untuk disewakan kepada pemerintah. Imbalan berasal dari keuntungan hasil kegiatan investasi tersebut. ‘’Jadi berinvestasi di SR019 berarti turut berpartisipasi dan berkontribusi terhadap pembangunan nasional,’’ papar Manuel.
Memandang berbagai keunggulan tadi, Manuel menyebut SR019 sangat tepat menjadi pilihan investasi bagi investor pemula, juga bagi investor berpengalaman untuk tujuan diversifikasi aset. Apalagi produk ini dapat dimiliki dengan harga terjangkau, minimum investasi Rp 1 juta, sedangkan maksimal pembelian sebesar Rp 5 miliar untuk tenor 3 tahun dan maksimal pembelian Rp 10 miliar untuk yang tenor 6 tahun.
Bagi yang berminat membeli SR019, pemerintah telah bekerjasama dengan sejumlah sub mitra distribusi resmi, salah satunya platform investasi Moduit. Dikatakan Ari Prastowo selaku Head of Marketing & Communications PT Moduit Digital Indonesia, peran Moduit dalam membantu memasarkan SR019 tidak lepas dari visi Moduit, yakni, “Semua orang berhak sejahtera”. Dengan memasarkan Surat Berharga Negara, Moduit turut membantu perbaikan dan meningkatkan kesejahteraan baik investor maupun masyarakat secara keseluruhan. Apalagi, Moduit memberikan cashback hingga Rp25 juta bagi Moduit Beyond Client & cashback hingga Rp150.000 bagi nasabah Moduit.
“Moduit hadir dan siap membantu masyarakat yang berminat memiliki SR019, sebagai alternatif investasi yang sudah dijamin aman oleh pemerintah, terjangkau dan menguntungkan, sekaligus membuka kesempatan bagi masyarakat untuk bersama-sama berpartisipasi dalam membangun negeri,” pungkas Ari Prastowo. (ACH)