EKSEKUTIF.com-Perdagangan aset digital kripto menjadi salah satu potensi dalam upaya mendorong akselerasi pengembangan eksosistem ekonomi digital, termasuk Indonesia. Terlebih, Indonesia memiliki potensi besar dalam ekosistem aset digital.
Terdapat sejumlah aspek dalam konteks tokenomi. Apakah tokenomi itu ? Tokenomi merupakan kombinasi kata token dan ekonomi. Ini merujuk pada ekosistem ekonomi yang diciptakan menggunakan token digital atau kripto atau aset digital yang diterbitkan dalam teknologi blockchain.Token-token tersebut dapat mewakili berbagai aset atau utilitas yang dapat digunakan dalam melakukan transaksi, investasi, ataupun sebagai insentif dalam berbagai aplikasi dan platform berbasis blockchain.
Kripto CET dari platform perdagangan aset digital CoinEx tidak hanya berfungsi sebagai alat tukar di bursa tersebut. Token ini juga memiliki peran yang signifikan dalam ekosistem digital CoinEx, dengan berbagai aspek yang berkaitan dengan tokenomi.
Adapun CoinEx Token (CET) adalah aset kripto asli dari CoinEx, yang pertama kali diperkenalkan pada Januari 2018. Pada awalnya, CET diterbitkan sebagai token berbasis ERC-20 di blockchain Ethereum, namun kemudian dipindahkan ke blockchain CoinEx Smart Chain (CSC).
CEO CoinEx, Haipo Yang, menjelaskan kepada media pada 6 Agustus 2024, bahwa pemegang CET dapat memanfaatkan token ini dalam berbagai skenario dan kebutuhan. Salah satu kegunaan CET adalah untuk membayar biaya transaksi di CoinEx dengan nilai yang sama untuk pengurangan biaya. Pemegang CET juga memiliki opsi untuk melakukan staking guna mendapatkan status keanggotaan VIP, yang memungkinkan mereka menikmati berbagai hadiah, percepatan penarikan, serta layanan pelanggan eksklusif. “Selain itu, pemegang CET juga berhak untuk berpartisipasi dalam kampanye promosi CoinEx seperti insentif airdrop dan dukungan akselerator untuk proyek-proyek berkualitas,” jelas Haipo Yang.
Selain itu, dalam jaringan blockchain CoinEx Smart Chain (CSC) yang terdesentralisasi dan hemat energi, CET berfungsi sebagai biaya gas untuk transaksi, yang menggunakan protokol konsensus Proof-of-Stake (PoS).
Haipo Yang menegaskan bahwa CET memainkan peran besar dalam biaya trading CoinEx dan tata kelola CSC. Menurutnya, dengan CET, CoinEx berhasil menciptakan ekosistem yang berkelanjutan, menyelaraskan kepentingan platform, trader, serta komunitas kripto secara keseluruhan. Pendekatan ini tidak hanya mempromosikan pertumbuhan dan pengembangan, tetapi juga memperkuat posisi CoinEx sebagai pemimpin dalam bursa aset kripto.
CET juga memiliki fitur “burning” atau pemusnahan unit kripto secara permanen. Pada awalnya, sebanyak 10 miliar CET diterbitkan dan didistribusikan melalui airdrop, diskon biaya trading, promosi, dan cara-cara lainnya.
Untuk menjaga stabilitas harga dan mempertahankan nilai pasar, CoinEx menggunakan 20 persen dari pendapatannya untuk membeli kembali (buy back) CET dan membakarnya setiap akhir bulan. Sebagai contoh, pada Maret 2021, CoinEx membakar sekitar 1,08 miliar CET. Hingga 18 Juli 2024, total pasokan CET yang beredar lebih dari 2,7 miliar unit, berdasarkan data sirkulasi, pembelian kembali, dan burning.
“CET adalah tolok ukur bagi ekosistem terdesentralisasi di masa depan. Dengan perkembangan ekosistem CoinEx dan peningkatan penggunaan CET, kami yakin bahwa CET akan memainkan peran yang semakin penting. Kami juga menekankan pentingnya keterlibatan komunitas dalam pengembangan ekosistem CoinEx, karena komunitas adalah bagian integral dari kesuksesan kami,” ujar Haipo Yang.
Dengan berbagai inisiatif dan inovasi yang terus dilakukan, CoinEx berkomitmen untuk tetap berada di garis depan industri kripto. Haipo Yang menyimpulkan bahwa misi CoinEx adalah untuk mempermudah dan mengamankan perdagangan aset digital bagi semua orang. (ACH)