EKSEKUTIF.id – Puncak acara dari Acara Malam Ucapan Syukur Wuspo Lukito, S.E, M.M adalah peluncuran buku berjudul: Laksamana Bersahaja.
Di awali dengan lagu rohani dan pembacaan doa, rangkaian acara dimulai dengan tayangan video persembahan dari Dispenal. Tayangan yang keren serta kekinian.
Sutradara dan pemainnya yang merupakan orang-orang dekat Wakasal, membuat adegan mengesankan.
Tayangan satu persatu kesaksian dari orang-orang dekat dari Wakil Kepala Staf Angkatan Laut, yang hari-harinya penuh dengan suka cita dan selalu bersyukur ini.
Orang-orang yang mengenal Wuspo memberi kesan yang melekat. Mereka semua, bangga memiliki tokoh yang telah menjadi pucuk pimpinan di TNI Angkatan Laut Republik Indonesia.
Wuspo memang dikenal tegas dan disiplin, namun punya jiwa seni, budaya termasuk sikap egaliter yang tinggi. Jiwa toleransinya tinggi. Bijaksana dan santun.
Momen dokumentasi video, semakin lengkap dengan hadirnya buku, yang merupakan jejak perjalanan hingga testimoni dan sisi-sisi dari anak buah, rekan dan sahabat yang “banyak tahu di banyak hal’.
Buku Laksamana Bersahaja itu semacam “biografi mini” dari sisi-sisi suami dari Sri Rejeki dan ayah dari Ezra Diskasari Vinn Lukito dan Amaryaditha Temmy Lukito. Pria yang piawai memasak, senang guyon dan rendah hati.
Pemuda yang multitalenta, menjadi atlet, kemudian menjadi pemimpin yang teruji sebagai perwira Angkatan laut. Ayahnya tentara serta peran sang ibu menjadi bagian pengisian integritas yang penuh kasih.
Buku persembahan Kabagset Wakasal Mayor Laut (P) Yan Ahmadi dan tim dari Kolonel Heddy Sakti Alamsyah itu, mengetengahkan hal-hal humanis. Dipoles dengan editor S.S Budi Raharjo, Pemred majalah Matra.
“Terima kasih kepada tim editor dan dibalik pembuatan buku ini,” ujar Wakasal yang merasa mendapat surprise.
Buku persembahan orang-orang dekat Wakasal ini, belum akan di-publish ke umum, tapi ada rencana untuk itu, ke depannya.
Kekagetan yang sama tatkala, teman-teman Surabaya, tim semprul tiba-tiba hadir dalam kegiatan malam syukuran. Mereka membawa kue ulang tahun segala.
Malam itu, tak hanya ajudan dan kabagset Wakasal yang melankolis. Tim Arjuna – pasukan elit khusus yang melekat – hingga protokoler, Kowal dan Bagian rumah tangga tak bisa lepas dan mengakui, kutub keakraban dari Laksamana kelahiran Surabaya, 29 Oktober 1961.
Wuspo sebagai figur yang menginspirasi. Banyak komentar dan kesaksian yang menyentuh hati. Suatu simbol dari pasangan ini dikaruniai dua orang putri yang cantik. Kehidupan keluarga yang mengalami proses drama kehidupan, laiknya film sinetron. Mengesankan.
Awal acara, suasana terasa jaim, namun kemudian atmosfir berubah di tenda hijau di kediaman rumah dinas Wakasal di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Makin malam, MC-nya seru dan membuat suasana melankolis. Dinamisasi acara semakin diimbuhi beberapa artis band terkemuka.
Setelah usai tayangan dokumentasi rekam jejak tentara bertubuh kekar dan berkumis ini, ditampilkan semua seakan mbrebes mili melepas Laksamana yang di November nanti purna tugas.
Sosok yang — menggelamkan 450 kapal pencuri ikan — ketika dirinya ditunjuk sebagai Ex -officio Kalakhar Satgas Pemberantasan Ikan secara ilegal (Satgas 115).
Kangen dengan jenderal yang sederhana, idealis dan taat beragama ini.