EKSEKUTIF.com — Barangkali kita semua pernah membaca lelucon d ibawah ini, ada pelajaran menarik didalamnya.
Pada suatu hari, Seorang keturunan Mexico masuk ke sebuah bank di kota New York. Dia meminta pada Bank tersebut pinjaman sejumlah 5.000 USD selama 2 minggu untuk keperluan bisnisnya di Mexico.
Si pegawai Bank berkata bahwa dia perlu jaminan untuk pinjamannya tersebut. Yang langsung direspons oleh pria tersebut dengan memberikan kunci ferrarinya yang diparkir di depan Bank tersebut.
Direktur dan pegawai Bank tersebut mentertawai kebodohan si orang Mexico tersebut karena menggunakan Ferrari seharga 250.000 USD untuk menjamin pinjaman yang hanya 5.000 USD. Pegawai Bank itu pun segera memasukkan mobil tersebut ke parkir basement Bank tersebut.
2 Minggu kemudian Si orang Mexico tersebut balik ke Bank dan mengembalikan pinjaman 5.000 USD dengan bunganya 15.41 USD. Si pegawai bank berkata: “Tuan saya sudah meneliti bahwa ternyata kamu adalah seorang milyarder kenapa meminjam uang 5.000 usd?”
Pria Mexico itu menjawab: “Dimana lagi saya bisa memarkirkan Ferari saya di kota New York ini dengan biaya 15.41 USD selama 2 minggu dengan keamanan yang sangat baik seperti Bank anda?
Jadi siapa yg sesungguhnya mentertawakan siapa? Kadang kita merasa bahwa diri kita lah yang paling pintar dan kita menjadi sombong. Berhati-hatilah! Sebab semakin kita sombong justru semakin sulit kita mendeteksi kebodohan kita.
Ketika kita melakukan suatu “KEPINTARAN” diluar norma-norma kebiasaan yang biasa terjadi. Orang juga seringkali menganggapnya sebuah kebodohan atau menghambur-hamburkan sesuatu. Europides dari Yunani pernah mengatakan: “Jika kamu berbicara Hal yang tidak masuk di akal pada orang bodoh, mereka akan memanggil kamu si bodoh.”
Starbuck menjadi pelopor cafe yg memberikan WIFI gratis. Disaat Starbuck memulai usahanya itu resto dan cafe biasanya tidak mau menyediakannya, mengapa? Karena mereka ingin agar pelanggannya terus berganti, bukannya duduk berlama-lama main atau bekerja disana sehingga pelanggan lain sulit cari tempat duduk. Belakangan Kobodohannya ternyata terbukti sebagai sebuah kepintaran.
Google memberikan service secara gratis, Gmail dengan kapasitas besar diberikan gratis. Gopay, Ovo awalnya jar jer jor memberikan diskon besar, Orang yang tidak mengerti barangkali hanya berpikir, oooo promosinya mahal ya, itu benar-benar cuma membakar uang. Tanpa berpikir bahwa valuation companynya meningkat, Brand Equitynya meningkat, iklan-iklannya meningkat, tawaran Kerjasama meningkat. Dll, dll…
Ingat-ingat, sebelum kita mengatakan orang lain bodoh. Pikirkanlah, apakah memang orang itu bodoh, atau hal itu terjadi karena kita belum mengerti.
Sebelum kita merasa diri kita yang paling benar dan yang paling Pintar. Ingatlah selalu untuk introspeksi diri, terimalah umpan balik. Jangan cepat-cepat jump to a conclusion. Jangan cepat-cepat menyimpulkan segala sesuatu.
“The difference between stupidity and genius is that genius has its limits. Perbedaan antara kebodohan dan genius adalah genius mempunyai keterbatasan.” Albert Einstein
Have a GREAT Day! GC