EKSEKUTIF.com — Jokowi Resmikan Pabrik Anoda Baterai Litium di KEK Kendal, Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik Indonesia
Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik bahan anoda baterai litium di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, hari ini.
Peresmian ini menandai langkah signifikan dalam upaya Indonesia mencapai kemandirian energi dan memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam industri kendaraan listrik global.
Pabrik yang dibangun oleh PT Indonesia BTR New Energy Material ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia.
“Saya sangat menghargai kecepatan pembangunan pabrik ini. Baru 10 bulan yang lalu kita tanda tangan perjanjian kerja sama di Beijing, tahu-tahu pabriknya sudah jadi,” ungkap Presiden Jokowi dalam sambutannya.
“Ini yang namanya kecepatan, dan bolak-balik saya sampaikan bahwa negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat. Kita sekarang sudah menjadi negara yang cepat,” tambahnya.
Acara peresmian ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Chairman BTR Mr. He Xueqin, BTR Executive Vice Chairman & CEO Dr. Huang Youyuan, Direktur Utama PT Indonesia BTR New Energy Material Mr. Wu Lei, dan Direktur PT Berkah Investama Nusantara Ismeth Wibowo.
Tampak Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Investasi/ Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah.
Juga ada Pj. Gubernur Jawa Tengah Nana Sujana, Pangdam IV/ Diponegoro Mayjen TNI Deddy Suryadi, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Bupati Kendal Dico Ganinduto, Direktur Distribusi PLN Adi Priyanto.
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/ BKPM Edy Junaedi, Sesmenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Tenaga Ahli Menteri Investasi/ BKPM Rizal Calvary Marimbo.
Presiden Jokowi menjelaskan bahwa sebagian bahan anoda baterai masih diimpor, terutama untuk natural graphite yang didatangkan dari Afrika. Sementara itu, artificial graphite diproduksi di kilang Pertamina di Riau.
“Pabrik bahan anoda baterai ini, sebagian memang barangnya kita impor, yaitu untuk natural graphite diimpor dari Afrika. Sedangkan untuk artificial graphite diambil dari kilang Pertamina di Riau untuk dijadikan bahan anoda baterai,” jelas Presiden.
Presiden juga menyoroti bahwa litium untuk industri baterai masih diimpor dari Australia, meskipun Indonesia memiliki sumber daya kobalt, mangan, dan nikel yang melimpah.
“Untuk industri baterai litium memang kita tidak punya litiumnya. Kita juga sudah ambil litiumnya dari Australia, tetapi untuk kobalt, mangan, nikelnya kita ada di Indonesia,” katanya.
“Kalau nanti terintegrasi semuanya menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi, kita akan menjadi pemasok yang masuk ke global supply chain,” tambahnya.
PT Indonesia BTR New Energy Material berhasil memproduksi bahan anoda baterai sebanyak 80 ribu ton per tahun dalam tahap pertama investasi ini, dengan realisasi investasi sebesar 478 juta dolar AS. Setelah tahap I dan II selesai, Indonesia diproyeksikan akan menjadi produsen bahan anoda baterai litium-ion terbesar kedua di dunia, dengan total produksi mencapai 160 ribu ton.
“Saya sangat senang bahwa di PT BTR ini sudah bisa memproduksi 80 ribu ton material anoda per tahunnya, yang ini kalau dijadikan ke mobil akan menjadi 1,5 juta mobil listrik sangat besar sekali,” kata Presiden Jokowi.
“Apalagi kalau nanti ditambah dengan 80 ribu ton produksi di industri ini, berarti akan menjadi 3 juta mobil listrik per tahunnya. Sebuah jumlah yang sangat besar sehingga kita akan menjadi pemasok terbesar baik EV battery maupun kendaraan listriknya,” tambahnya.
Peresmian pabrik ini menjadi bagian dari komitmen Indonesia untuk mendukung transisi energi bersih dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat ekonomi nasional melalui pengembangan industri berbasis teknologi dan sumber daya lokal.
Melalui langkah ini, Indonesia semakin mengukuhkan posisinya dalam peta industri kendaraan listrik global dan mengambil peran aktif dalam mendorong penggunaan energi bersih.