EKSEKUTIF.com –Keputusan pemerintah membentuk induk holding BUMN Pariwisata, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney menjadi langkah tepat untuk membangkitkan sektor wisata nasional dan seluruh industri bidang hospitality yang kini tengah mengalami kelesuan akibat pandemi Covid-19.
“Ini tantangan, namun ke depannya saya kira ini langkah awal yang tepat, di mana dengan adanya holding BUMN parwisata, ini bisa menjadi tonggak dan kekuatan baru yang akan memudahkan banyhak pihak yang terkait bidang usaha ini, terutama dari aspek koordinasi untuk membangun kesamaan visi, termasuk dalam membuat kebijakan dan strategi untuk langkah bersama dalam upaya membangkitkan industri wisata nasional dari keterpurukan akibat badai pandemi Covid-19. Saya sangat optimistis, dan inilah yang membuat saya tertantang dan tertarik untuk bergabung di holding BUMN Pariwisata atau InJourney ini. Saya berterima kasih atas kepercayaan ini, dan tentu ini jadi tantangan tersendiri bagi saya untuk membuktikan kemampuan guna mendukung mewujudkan apa yang menjadi tekad dan keinginan pemerintah, terutama upaya membangkitkan dan memajukan sektor pariwisata nasional ini,” ungkap Maya Watono yang sejak 14 Januari 2022 dipercaya sebagai Direktur Marketing BUMN Holding Industri Aviasi dan Pariwisata Indonesia -PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney dalam paparan pers secara virtual, beberapa waktu lalu.
Wanita yang sebelumnya CEO PT Dentsu Indonesia, advertising agency multinasional di Indonesia mengaku terpanggil dan berobsesi untuk membuktikan kemampuannya di perusahaan baru yang menangani industri pariwisata nasional dari kelesuan akibat pandemi Covid-19. Dengan kepercayaan ini, ia bertekad untuk all out pada posisi yang dipercayakannya, sehingga harus rela melepas jabatan sebagai orang nomor satu di Dentsu Indonesia.
Sebagai langkah awal, pihaknya bersama tim di perusahaan baru ini akan menggalang kekuatan dari berbagai lini bisnis. Mulai dari lini penerbangan, destinasi wisata, manajemen pelestarian, hotel, hingga ritel. InJourney mengandeng Angkasa Pura, Angkasa Pura II, Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC), Hotel Indonesia Group (HIG), dan PT Sarinah sebagai anggota holding untuk bersinergi bersama memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi nasional.
“Saya yakin sinergi ini akan bisa makin memudahkan kita dalam upaya membangkitkan industri wisata nasional. Potensinya masih besar dan sebelumnya juga sudah terbukti, bahwa sektor wisata bisa menjadi salah satu andalan bagi penggerak ekonomi nasional,” ujarnya.
Sebagaimana diungkapkan Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, dengan hadirnya Maya Watono yang memiliki pengalaman jam terbang tinggi selama 15 tahun di dunia advertising dan promosi, diharapkan akan dapat menjadi spirit baru bagi upaya membangkitkan pariwisata nasional paska pandemi COVID-19. Termasuk dalam upaya meningkatkan strategi dan promosi bagi upaya menarik wisatawan dari luar negeri.
“Dengan bergabungnya Ibu Maya sebagai Direktur Marketing InJourney, saya berharap ini bisa memberikan nilai tambah untuk bersama meningkatkan kinerja korporasi dan membangkitkan wisata nasional,” ujar Kartika beberapa waktu lalu dalam dalam rilis persnya.
Maya Watono yang dipercaya sebagai Direktur Marketing InJourney mengaku kesempatan ini merupakan sebuah tantangan besar karena harus keluar dari industri periklanan di Indonesia yang telah dijalaninya selama lebih dari 15 tahun. Baginya, ini juga suatu kehormatan atas kepercayaan yang diperikan pemerintah melalui kementerian BUMN ini.
Sebelumnya, selama tiga tahun terakhir, ia telah berhasil membawa Dentsu Indonesia menjadi agensi periklanan multinational terbesar di Indonesia. Di bawah kepemimpinan Maya sebagai Country CEO Dentsu Indonesia, nama Dentsu Indonesia telah mencuat di kancah periklanan internasional berkat pertumbuhannya yang luar biasa dan juga karya-karya nya yang telah memenangkan berbagai award di Asia Pacific.
Seperti diketahui, InJourney, Holding terbaru BUMN ini telah diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo, di Pantai Kuta Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, pada 13 Januari 2022. Dalam video peresmian InJourney, Presiden Jokowi menyebut ini juga jadi lompatan dan langkah baru di sektor pariwisata Indonesia.
“Ini memungkinkan integrasi pariwisata dari hulu ke hilir. Agar terjadi sebuah lompatan di sektor pariwisata juga pengelolaan ekosistem pariwisata dan pendukungnya,” ungkap Presiden Jokowi dalam sambutannya pada Peluncuran InJourney Holding Pariwisata dan Pendukung di Pantai Kuta Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, dilansir dalam rilis BPM, Setpres.
Dengan dibentuknya InJourney menjadi Holding BUMN pertama yang bersifat ekosistem dan multisektor, hal ini juga digadang jadi ekosistem pariwisata terbesar di Asia Tenggara. Dan diharapkan dapat membuat pariwisata dalam negeri semakin maju serta tata kelolanya menjadi lebih efisien dan sederhana. “Jangan sampai justru muncul keribetan-keribetan baru, atau memindahkan persoalan-persoalan lama ke bentuk persoalan-persoalan baru. Kita harus memanfaatkan ini sebagai titik balik untuk melakukan sebuah lompatan, momentum untuk melakukan penataan, momentum untuk melakukan transformasi, membangun sebuah ekosistem yang lebih kuat dan tangguh,” ujarnya.
Kepala Negara meyakini, dengan adanya holding tersebut, pengelolaan pariwisata Indonesia akan dapat dilakukan secara lebih efisien dan terintegrasi dari hulu sampai ke hilir. In pada nama InJourney berasal dari kata “Indonesia” dan integrated untuk menekankan posisi holding sebagai milik anak bangsa. Tak hanya itu, “In” juga berangkat dari kata “inbound” yang berarti turis datang yang merepresentasikan harapan dari apa yang akan dicapai oleh holding ini di masa datang . (ACH)