Tableau, platform analitik terkemuka di dunia (NYSE: CRM), telah menggelar event virtual Tableau Live Asia Pacific edisi kedua. Menyusul kesuksesan edisi perdana pada 2020, event tahun ini kembali mempertemukan para data enthusiasts, mitra, dan pelanggan dari Asia Pasifik untuk mendiskusikan bagaimana analitik dapat membantu berbagai organisasi/perusahaan untuk meningkatkan pemberdayaan dan kelincahan (agility) yang mereka butuhkan pada saat ini.
“Tak diragukan lagi pentingnya agility pada saat ini dan peran data dalam membantu perusahaan-perusahaan mendapatkan kompetensi yang sangat penting ini,” kata JY Pook, Senior Vice President & General Manager, Asia Pacific & Japan, Tableau, Senin ( 17/05/2021 )
“Penggunaan analitik akan semakin menjadi faktor pembeda di antara perusahaan ketika dunia usaha di kawasan Asia Pasifik dan Jepang (APJ) saat ini tengah memfokuskan pada pertumbuhan. Dengan menempatkan analitik di dalam alur bisnis dan di tangan semua karyawan, perusahaan-perusahaan di APJ akan semakin percaya diri dalam memimpin dengan insight dan keputusan yang lebih cerdas,” tambahnya.
Event Tableau Live Asia Pacific tahun ini menampilkan jajaran eksekutif kelas dunia, seperti Mark Nelson, President dan CEO Tableau, yang berbagi visinya bagi perusahaan dan bagaimana data dapat mendorong hasil bisnis (outcome) yang lebih baik di dunia.
JY Pook dan Ashwin Sinha, Chief Data Officer, Macquarie Bank, tampil di panggung dalam diskusi hangat tentang bagaimana bank yang ikonik itu melakukan perubahan yang signifikan dalam penanganan data untuk memberikan pengalaman yang lebih personal kepada para nasabahnya.
Selanjutnya, digelar panel eksekutif yang mengetengahkan keynotes dari para pemimpin bisnis, seperti: Francois Ajenstat, Chief Product Officer, Tableau, yang mendiskusikan bagaimana Tableau Business Science akan memberdayakan orang-orang untuk mengambil keputusan bisnis dengan lebih cerdas melalui demokratisasi data science; Stephanie Richardson, VP Community, Tableau dan pelanggan Tableau Bentley Motors yang berbagi tentang bagaimana budaya data (data culture) menjadi missing link agar perusahaan-perusahaan bisa berkembang di era data ini; dan Shivvy Jervis, Futurist, yang menggali lebih dalam tentang bagaimana inovasi yang bersifat human-centred akan membentuk kehidupan kita di masa depan.
Para pelanggan Tableau di kawasan APJ, termasuk Agoda, Tokopedia, Mahindra Finance, Bank Rakyat Indonesia, dan the Department of Disease Control (Thailand), berbicara dalam breakout sessions dan panel Data Discussion. Mereka membicarakan tema-tema penting seperti transformasi data di industri retail dan jasa keuangan, masa depan analitik, dan unsur pokok dalam budaya data yang kuat.
“Sebagai sebuah perusahaan teknologi, Tokopedia membangun masa depan perdagangan dan data adalah kunci untuk memahami apa yang mendorong pebelanja memutuskan untuk membeli,” kata Charlie Tjandra, Head of Data Analytics, Tokopedia.
“Bekerjasama dengan Tableau membuat kami dapat menghubungkan berbagai informasi dari bagian-bagian yang terpenting dari perjalanan pelanggan kami dengan menggunakan machine learning dan AI, mengidentifikasi perubahan dalam pola belanja, dan meningkatkan level kolaborasi di seluruh departemen di Tokopedia,” tambah Chralie.
Pada awal tahun ini, Tableau memperkenalkan Business Science, satu kelas analitik baru berbasis AI yang memungkinkan para pengguna bisnis dan analis menemukan solusi bagi berbagai permasalahan data mereka — semuanya tanpa perlu mempelajari tool data science tradisional.
Para peserta Tableau Live Asia Pacific juga bisa menyaksikan langsung bagaimana Business Science bekerja selama sesi ‘What’s New in Tableau’ dan ‘Data Skills for All’. Tableau telah merilis Business Science melalui Tableau 2021.1 update, integrasi produk perdana antara Tableau dan Salesforce Einstein Analytics, yang menghadirkan inti teknologi AI dari Einstein Discovery ke setiap pengguna Tableau.
Sejalan dengan komitmen Tableau untuk membina komunitas data dan mengembangkan koneksi, para peserta juga berkesempatan untuk terhubung dengan para data enthusiast yang sepemikiran melalui konferensi virtual. Selama satu jam, peserta dapat membangun atau bergabung dengan komunitas data virtual untuk bertukar pengetahuan dalam kelompok kecil.