Agung Laksamana  Kembali Rilis Buku PR : Adapt or Die!  ( Humas Harus Adaptif Jika Tidak Ingin Lenyap )

 

Angung Laksamana adalah seorang praktisi PR ( Public Relation ) yang sudah malang melintang di dunia PR di berbagai perusahaan nasinla dan multi nasional.  Selain Praktisi, Agung juga seorang penulis PR yang produktif. Agung Laksamana, selain kesehariannya sebagai Director Corporate Affairs di APRIL Group ia  juga menjadi Ketua Umum Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS).

Agung kini kembali merilis sebuah buku PR berjudul Adapt or Die!, merupakan buku yang ke-empat  yang ia terbitkan. Sebuah buku yang berisi peringatan bagi praktisi PR agar tetap eksis terlebih di era transformasi digital yang serba cepat seiring dengan perkembangan teknologi dan berbagai inovasi terkini.

Buku tersebut dirilis pada acara “PR Trends & Outlook 2021 “ yang digelar oleh Perhumas Indonesia secara virtual pada  hari Selasa ( 12/01/2021 ) yang diantaranya dihadiri oleh Kristy Nelwan – Head of Communication Unilever Indonesia,  Anita Bernardus – Deputy Director Corporate Affairs APRIL Group, Puni A. Anjungsari – Country Head of Corporate Affairs Citibank Indonesia, Chatrine Siswoyo – Head of Communication ByteDance Indonesia (TikTok) dan  Nuraini Razak – VP of Corporate Communication Tokopedia

Buku ini berisi  Trend & Solusi agar Humas sukses di Era AI, Robot & Adaptasi Kebiasaan Baru. Buku Adapt or Die!Navigating the new world of PR! mengupas fenomena perubahan lanskap dunia PR baik dari aspek Artificial Intelligence (AI), Robot, era baru jurnalisme, hoaxes, fakenews serta era Adaptasi kebiasaan baru.

Membuka bab pertama dengan judul A whole new world ! Ia mengutip lirik lagu dari animasi Aladdin. Lirik ini relevan di tahun 2020 ini karena kita telah berada di era A Whole New World (sebuah dunia yang baru) katanya.

Terbitnya buku tersebut  waktunya pas dan relevan dengan kondisi sekarang! Pandemi telah mengubah tatanan bisnis, cara kita bekerja dan bersosialisasi. Buku ini ingin menitikberatkan pentingnya beradaptasi sebagai sebuah keharusan! Tidak bisa ditawar lagi oleh praktisi PR.

Gaya tulisan Agung adalah bercerita. Buku ini ringkas terdiri dari 5 Bab dengan 135 halaman yang berisi kisah-kisah PR dan insights dari berbagai sumber.

Judul Adapt or Die, terasa bombastis! Sepertinya sengaja diambil penulis karena melihat urgensinya PR untuk ber-Adaptasi dan berubah jika tidak ingin profesi ini hilang atau lenyap!

Realita saat ini, ada AI, Robot, new jurnalisme, influencers baru dan Covid-19 telah mengubah dunia. Lanskap industri PR termasuk praktisi PR dipaksa segera berubah secepat mungkin menyesuaikan diri dengan ‘dunia baru’ ini.

Penulis jelaskan sudah banyak profesi yang ‘tergerus oleh kemajuan teknologi’, salah satunya bisa jadi adalah PR. Kemunculan sosok-sosok ‘berpengaruh’ di media sosial membuka peluang sekaligus tantangan bagi praktisi PR.

‘’ Kehadiran influencer, key opinion leader, SJW ( Sosial  Justice Warrior ) ,buzzer, selebgram, selebtweet, dan lainnya telah mampu ‘menghimpun  massa’  dan menyampaikan pesan tertentu untuk menjadi sebuah gerakan yang cukup masif di media sosial, bahkan di dunia nyata. Di sinilah titik argumen buku ini, di mana PR harus adaptif, jika tidak ingin obsolete bahkan lenyap, “ jelas Agung  , saat peluncuran buku tersebut.

Buku tersebut  telah  mendapat apreasiasi  dari berbagai pihak diantaranya dari Menteri Sekretaris Negara, Prof. Dr. Pratikno dan juga Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang menyatakan buku ini relevan dengan trends dan kompleksitas dunia Komunikasi saat ini!

Sandiaga Uno, nyatakan – “Menghadirkan perspektif dan trends yang perlu diperhatikan praktisi PR. Dunia PR  harus segera beradaptasi jika tidak ingin hilang ditelan perubahan.”

Suryopratomo, Duta Besar Indonesia untuk Singapura menyatakan, “Selama bisa menjaga Trust dan Relationship dengan stakeholders, PR akan bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Agung membeberkan resep aplikatif untuk menjadi PR yang mumpuni!”

Prof. Dr. Arif Satria, Rektor Univ. IPB juga menyatakan “Storytelling menjadi kekuatan dari buku ini. Pengalaman lebih dari 20 tahun sebagai praktisi PR yang dicampur dengan kisah sehari-hari membuat buku menjadi bacaan wajib praktisi PR!”

Sihol Aritonang, Chairman of Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) juga menyatakan bahwa buku ini menghadirkan new shocking realities dunia PR sekaligus mengajak praktisi untuk merangkul kompleksitas agar PR tetap kontinyu memberikan values!

Juga oleh Bapak Hermawan Kartajaya – Founder & Chairman dari Markplus, Andy F Noya – Founder Benihbaik.com, Tony Wenas- CEO Freeport Indonesia , Prita Kemal Gani- founder LSPR dan tokoh-tokoh lainnya.

Pada bab akhir, Agung lontarkan pertanyaan fundamental, apa yang tidak akan berubah dalam di dunia PR dalam 10 tahun ke depan? Disinilah argumentasi Agung bahwa membangun Relationship dan Trust adalah kunci dan fundamental dari PR!

 

 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.