EKSEKUTIF.com – Masih dalam suasana pandemi Covid-19, Peringatan Hari Pekerja Migran Internasional tahun ini dilaksanakan secara sederhana, namun tetap tidak mengurangi makna dan penghormatan kepada para Pekerja Migran Indonesia (PMI). Wakil Presiden Republik Indonesia, K.H Ma’ruf Amin juga turut menyampaikan ucapan Selamat Hari Pekerja Migran Internasional.
Ucapan selamat Hari Pekerja Migran Internasional dilayangkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin melalui rekaman video pada puncak acara Peringatan Hari Pekerja Migran Internasional di Indonesia yang berlangsung pada Sabtu (18/12/2021), di halaman Kantor Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Jakarta Selatan. Wapres Ma’ruf Amin juga memberikan apresiasi, khususnya kepada PMI yang tersebar di seluruh dunia.
“Bekerja di luar negeri, di lingkungan yang asing dan jauh dari rumah pasti tidak mudah. Namun, saya harap para PMI nantinya dapat kembali ke Tanah Air dengan berbekal pengetahuan dan jejaring untuk memperkuat dirinya sendiri, keluarga, dan komunitasnya,” ujar Ma’ruf Amin.
Selain Wakil Presiden Republik Indonesia, sambutan dan apresiasi juga disampaikan secara langsung di lokasi acara oleh Wakil Ketua II Komite III DPD RI, Evi Apita Maya; Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Livia Istania DF Iskandar; dan Staf Ahli Menteri Bidang Penguatan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum dan HAM, Iwan Kurniawan.
Dalam sambutannya, Kepala BP2MI, Benny Rhamdani mengungkapkan, hingga saat ini pekerja migran ilegal oleh sindikat dengan penempatan di beberapa negara, seperti Timur Tengah, Malaysia dan beberapa negara lainnya, masih menjadi peroalan tersendiri. Pekerja migran ilegal ini menjadi korban dari calo. Mereka yang merupakan kaki tangan sindikat yang mengiming-imingi pekerja migran dengan berbagai daya tarik seperti pekerjaan bagus, gaji tinggi, dan lainnya. Namun setelah sampai ke negara tujuan, mereka hanya diberikan janji kosong belaka, bahkan kerap dijadikan obyek bisnis dan jual belikan antar majikan.
“Kami akan terus galang kekuatan dengan berbagai pihgak, seperti kepolisian, Pemeritah Daerah (Pemda) dan instansi lain untuk sikat sindikat pemeras PMI ilegal. Kami sudah mengidentifikasi bahwa persoalan terbesar PMI adalah kuatnya sindikat ini, termasuk yang melibatkan oknum, baik di jajaran pemerintahan maupun di luar pemerintahan. Oleh karenanya, saya sudah tegaskan dan menambuh genderang perang untuk melawan sindikat ini,” tegasnya.
Dalam sesi wawancara doorstop dengan awak media, Benny Rhamdani menambahkan, masih terus berlangsungnya pengiriman ilegal PMI menjadi akar persoalan penempatan PMI di luar negeri, sehingga menyulitkan negara untuk memberikan pelindungan maksimal. Banyak kasus hukum menimpa PMI di luar negeri tidak bisa cepat mendapat bantuan maksaimal, karena mereka ilegal dan lemah secara hukum akibat dari sindikat ini. “Ini harus dihentikan, dan negara tidak boleh kalah dengan sindikat pengiriman ilegal Pekerja Migran Indonesia ini,” tandasnya.
Perayaan Sederhana
Benny mengaku, perayaan Hari Pekerja Migran Internasional tahun ini tidak dilangsungkan besar-besaran karena masih berada dalam suasana duka akibat bencana erupsi Gunung Semeru dan tenggelamnya kapal di Johor Bahru, Malaysia yang mengangkut ilegal PMI hingga menelan korban jiwa. “Data terakhir yang kami dapat, sebanyak 21 orang meninggal dunia akibat tenggelamnya kapal tersebut. Kami dari BP2MI sudah membentuk tim untuk ikut turun langsung melakukan investigasi. Mudah-mudahan ini juga bisa menjadi pembuka untuk mengungkap adanya sindikat yang sangat merugikan ini,” ujarnya.
Ia mengatakan, walaupun selama dua tahun terakhir kerja BP2MI terganggu akibat pandemi Covid-19, namun hal tersebut tidak menghentikan upaya penempatan PMI. Pada tahun 2020 sebanyak 113 ribu PMI berhasil penempatan ke beberapa negara dan tahun 2021 56 ribu. “Ini adalah tanggung jawab yang harus diemban di tengah minimnya anggaran yang dialokasikan kepada BP2MI karena dampak pendemi ini. Anggaran BP2MI hanya sekitar Rp 260 miliar, padahal ada 9 juta PMI yang tersebar di 150 negara penempatan,” ungkap Benny.
Lebih lanjut, Benny juga memaparkan berbagai inovasi yang telah dicapai oleh BP2MI terkait pelayanan dan pelindungan kepada PMI, seperti fasilitas lounge dan fast track bagi PMI di bandara, yang juga akan disediakan di bandara-bandara yang menjadi gerbang keberangkatan para PMI. “Kami juga telah membangun Command Center sebagai pusat kendali dari BP2MI yang memiliki single big data sebagai upaya pelindungan kepada para PMI. Tak hanya itu, tapi dibuat juga Peraturan BP2MI Nomor 09 Tahun 2020 tentang Pembebasan Biayan Penempatan PMI bagi sepuluh sektor jabatan,” papar Benny.
Benny juga menggunakan kesempatan ini pula untuk mengapresiasi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir. “Erick Thohir menyatakan dengan bangga bahwa dia adalah mantan PMI. Pernyataan tersebut menjadi inspirasi bahwa menjadi PMI adalah pekerjaan terhormat,” puji Benny.
Kerja sama dengan BUMN, lanjut Benny, juga terwujud dalam dukungan berupa 24 unit mobil ambulans untuk 24 Unit Pelaksana Teknis (UPT) BP2MI di seluruh Indonesia, serta program Kredit Tanpa Agunan (KTA) dari Bank Negara Indonesia (BNI). “Kami akan terus bekerja untuk menyiapkan segala kemudahan dan kemurahan bagi PMI,” pungkas Benny.
PMI Awards
Acara kemudian dilanjutkan dengan pemberian penghargaan PMI Award untuk orang-orang inspiratif yang terbagi menjadi tiga kategori. Untuk kategori PMI dan Tokoh Pejuang Keadilan dan Kemanusiaan, penghargaan diberikan kepada Parti Liyani, Etty Thoyib, mendiang Adelina Sau, Sugiyem, Almh. Tuti Turtilawati, dan Anis Hidayah.
Kategori kedua yaitu Purna PMI Wirausahawan diraih oleh Sulistianingsih, Nurchaeti, Wahyudi Chandra, Sutriyana Bambang Sutrisno, Roni Noila, Ida Susiwanti, dan Asmuni. Kategori ketiga, yakni PMI inspiratif diperoleh oleh Airlangga Hartarto, Erick Thohir, Nuryati Solapari, Siti Hafsoh, Dwi Tantri, Yanuar Nugroho, Arif Muhammad (Mak Beti), Farida Nurhan (Omay), Heni Sri Sundani Nasri, Habiburrahman, dan Yohanes Saban.
Lebih lanjut, dilakukan pula pengumuman 20 pembaca puisi terbaik yang bertajuk “Mereka Adalah Kita” karya Erick Thohir yang sebelumnya diperlombakan. Sejumlah 20 pembaca puisi tersebut telah disaring oleh dewan juri yang terdiri dari Jose Rizal Manua, Pong Hardjatmo, dan Ngatawi Al Zastrouw dari 292 video yang masuk. Para pemenang akan mendapatkan hadiah senilai total Rp 100 juta.
Hadir pula dalam gelaran ini, baik secara langsung maupun virtual, Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas, Pungky Sumadi; Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha; Staf Khusus Bidang Antarlembaga Kementerian Perhubungan, Buyung Lalana.
SDelain itu, Ketua LPSK, Hasto Atmojo Suroyo; Plt. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Kartini Rustandi; Direktur Perencanaan Pendidikan, Pelatihan, dan Pembinaan Ideologi Pancasila Badan Pembinaan Idelogi Pancasila, Sadono Sriharjo; Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Kunjung Masehat; Koordinator Bidang Dukungan, Pemantauan, dan Penyelidikan HAM Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Endang Sri Melani; Wakil Walikota Ambon, Syarif Hadler; dan Direktur Hubungan Kelembagaan BNI, Sis Apik Wijayanto. (ACH)