Aksi kolaborasi multi pemangku kepentingan, dalam upaya pencegahan stunting, merupakan aksi nyata dalam mengatasi tantangan stunting di Indonesia. Data Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) menunjukkan prevalensi balita stunting di tahun 2019 mencapai 27,67 persen. Angka tersebut menjadikan Indonesia menjadi bagian negara dengan angka stunting yang masih tinggi.
Semangat aksi kolaborasi, diwujudkan dalam program bersama pencegahan stunting di daerah dengan prevalensi stunting tinggi, seperti halnya di daerah NTT.
Oleh karenanya PTTEP – Dompet Dhuafa ( DD ), Bersama pemprov NTT, dan Pemkab Kupang, Pemkab TTS (Timor Tengah Selatan) serta Pemkab TTU (Timor Tengah Utara) telah menjalin kerja sama dalam rangka aksi cegah stunting yang dimulai sejak Desember 2019, dengan membangun Posyandu.
Peresmian Posyandu baru tersebut dihadiri pula oleh Julie Laiskodat, ketua PKK Provinsi NTT, yang juga merupakan Ibu Gubernur NTT. Pembangunan Posayandu baru tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan layanan peserta posyandu.
Menggandeng Dompet Dhuafa (DD) sebagai pelaksana program, rangkaian kegiatan mulai dari pemberian asupan gizi tambahan, pemberian paket pangan sehat, promosi pertumbuhan, pendampingan posyandu, edukasi intensif, hingga support sarana sanitasi, dan air bersih, serta renovasi dan pembangunan posyandu telah dilaksanakan.
Tercatat lebih dari 346 jiwa ibu hamil, 2.017 baduta-balita, 1.956 remaja putri dan wanita usia subur, 370 kader posyandu dari 74 posyandu, serta 113 guru PAUD, telah menerima manfaat program yang tersebar di 16 desa (3 kabupaten).
“Menjadi pelaksana program, memberikan kesempatan kepada DD untuk menjadi pihak yang berikhtiar, dalam semangat kebaikan. Terimakasih kepada PTTEP, pemprov NTT, pemkab Kupang, TTS, dan TTU, serta tim ahli TP2AK Setwapres, yang membersamai aktivitas program.
“Semoga apa yang telah kita capai bisa terus dilanjutkan, terus dilakukan inovasi, sehingga semakin luas memberikan manfaat,” ungkap Herdiansah, Direktur Social Enterprise Dompet Dhuafa, saat peresmian pembangunan Posyandu baru di NTT , Kamis ( 02/12/2021).
Selain program pencegahan stanting yang dilakukan melalui pelayanan posyandu tersebut hingga saat ini terdapat banyak aktivitas program yang telah dilaksanakan. Dengan pendampingan teknis program oleh TP2AK (Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil) Sekretariat Wakil Presiden, yang diharapkan kebermanfaatan program tersebut semakin tepat sasaran.
Program kolaborasi multi pihak cegah stunting, telah mendapatkan beberapa apresiasi penghargaan, diantaranya Stevie Award, penghargaan internasional dalam upaya pencegahan stunting, serta penghargaan nasional, Indonesian Sustainable Development Award dalam upaya aksi kolaborasi untuk mewujudkan generasi yang lebih baik.
“PTTEP Indonesia sangat senang dan bangga dapat ikut berpartisipasi dalam mendukung program prioritas pemerintah di bidang percepatan pencegahan stunting di Indonesia,” ujar Grinchai Hattagam, General Manager PTTEP Indoneisa pada kesempatan yang sama.
“Harapan kami, program ini dapat menjadi program yang berkelanjutan dan menginspirasi lebih banyak mitra pembangunan dalam menciptakan generasi emas untuk anak bangsa,” jelas Grinchai Hattagam.
Selaras dengan hal tersebut, Asisten Deputi Penanggulangan Kemiskinan, Sekretariat Wakil Presiden, Abdul Muis, juga mengapresiasi langkah kolaborasi bersama yang sudah terjalin. Dirinya mengharapkan agar pemerintah daerah dapat terus menjaga keberlanjutan program hasil kolaborasi ini, dan mengambil pembelajaran yang bisa diadopsi oleh Pemda.
“Replikasi program ini menjadi penting karena nantinya Pemda diharapkan dapat mengadopsi pola-pola dari program kemitraan yang berhasil, untuk menjadi program daerah. Karena daerah lah yang akan menjadi ujung tombak dalam penurunan stunting,” ucap Abdul Muis.
Selain itu, Abdul Muis juga menaruh harapan besar agar pemberian intervensi penurunan stunting di Provinsi NTT akan lebih optimal dengan dibangun dan direnovasinya posyandu di tiga kabupaten di Provinsi NTT.
“Dengan adanya posyandu ini, akan memudahkan akses masyarakat terutama ibu hamil, balita, dan baduta untuk mendapatkan layanan kesehatan yang berkualitas dan berdampak positif bagi kesehatan ibu dan pertumbuhan anak,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama Bupati Kupang, Korinus Masneno, mengatakan : “Pokok dari konsentrasi Pemkab Kupang yakni memanusiakan manusia, memberikan layanan kesehatan dalam bentuk pemantauan pertumbuhan anak sejak dini, menjadi salah satu upaya yang kami wujudkan, semua pihak yang terlibat. Kami sampaikan terimakasih.”
Sementara itu, Julie Laiskodat, Ketua PKK Provinsi NTT mengatakan , “Peresmian Posyandu ini jadi momentum yang baik, untuk mengingatkan semua pihak tentang arti penting kolaborasi, sinergi semua pihak dalam mengatasi berbagai tantangan pembangunan, stunting diantaranya.”