EKSEKUTIF.com- Kapal yang mengangkut bantuan sosial beras (BSB) yang akan diserahkan kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Kecamatan Teluk Kaiely, Kabupaten Buru, Maluku mengalami musibah diterjang ombak hingga sempat tenggelam. Akibatnya sebanyak 369 karung beras atau setara 3.690 kg rusak.
Beruntung tidak ada korban dari peristiwa kapal karam itu. Dua kru kapal dan beberapa orang pengangkut selamat. Sayangnya, semua beras jadi basah karena kantung dijahit dengan jahitan biasa, bukan jahitan press.
Kepala Regional IV Pos Indonesia Istiqomah Istiqomah Syariah mengatakan peristiwa itu terjadi pada Minggu, 1 Agustus 2021 lalu. Dua kapal speedboat yang mengangkut beras tersebut berangkat dari Desa Namlea.
“Cuaca saat berangkat dari Desa Namlea masih bagus. Ketika kapal mau sandar di Desa Kaki Air, gelombang sudah tinggi dan angin kencang yang mengakibatkan kapal tersebut karam,” kata Istiqomah, saat dihubungi.
Bantuan Sosial Beras yang disalurkan melalui PT Pos Indonesia tersebut sedianya akan disalurkan bersamaan dengan bantuan sosial tunai (BST) di 5 desa di Kecamatan Teluk Kaiely. Rencananya akan disalurkan pada Kamis, 5 Agustus 2021 ini.
Beras Diganti
Beruntung, koordinasi antara Pos Indonesia dengan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog), selaku penyedia BSB berjalan lancar. Bersama kantor kecamatan juga, ratusan beras yang rusak tersebut kini sudah diganti.
Mulai 3 Agustus lalu, beras yang baru sudah didistribusikan kembali menggunakan menggunakan kapal feri dengan tujuan Desa Kaili. Lalu akan dipisah dan dilanjutkan dengan kapal kecil menuju titik penyaluran.
Sebagai informasi, Regional 6 membawahi wilayah Sulawasi, Maluku, Papua, Papua Barat, dan Kalimantan. Hingga 3 Agustus pukul 09.00 WITA, alokasi BSB untuk wilayah 6 sebanyak 898.849 KPM.
Sedangkan yang sudah menerima BSB sebanyak 368.412 KPM atau 40,99 persen. Masing-masing KPM mendapatkan beras 10 kg. Pos Indonesia menyalurkan BSB bersamaan dengan BST.
Supaya KPM bisa menerima BSB dan BSB, para KPM harus sudah terdafar dalam Daftar Nominatif (Danom). Juru bayar/salur akan mencocokan KTP dan KK penerima. Jika ada nama KPM dalam Danom, maka KPM berhak menerima BSB dan BST.
“KPM menandatangani Danom, kemudian KPM difoto menggunakan aplikasi PGC (Pos Giro Cash) yang datanya tercatat pada sistem kami secara real-time,” kata Tika, biasa dia disapa.
Berhubung saat ini masih dalam situasi pandemi covid-19, Tika memastikan para petugas juru bayar mematuhi protokol kesehatan ketika mereka turun ke lapangan. Sebab, penyaluran BST dan BSB dilakukan secara door to door ke rumah KPM.
“Ada juga sebagian di beberap titik dekat tempat tinggal KPM. Petugas juru bayar sudah dilengkapi masker, handsanitizer, handscoon, dan sudah divaksin,” kata Tika.
Sementara itu, untuk penyaluran BST hingga saat ini sudah tersalurkan kepada 749.457 KPM, atau 70.34 persen dari total alokasi penerima 1.065.428 KPM.
Dalam proses penyaluran BSB dan BST, tantangan dan hambatan kerapa terjadi mengingat wilayah regional 6 memiliki kondisi geografis yang menantang.
Misalnya, di wilayah Kabupaten Buru, Buru Selatan, dan Kabupaten Seram bagian timur. Ombak besar menjadi tantangan besar bagi para pelaku juru bayar. Ketinggian ombak bisa mencapai 2,5 hingga empat meter.
Khusus di Buru Selatan, setelah tiba dengan kapal speed boat, petugas juru byara melanjutkan perjalanan dengan angkutan darat menuju kantor desa. Lalu diteruskan dengan berjalan kaki menuju titik pembayaran.
“Sedangkan di Tarakan wilayah Krayan menggunakan pesawat Angkatan Udara (AU) yang bisa mengangkut dengan waktu tunggu (waiting list) yang tidak menentu,” ujar Tika.
PosĀ Teapkan Prokes Ketat
Menyalurkan bansos di tengah situasi pandemi covid-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Direktur Bisnis Kurir dan Logistik PT Pos Indonesia (Persero), Siti Choiriana, menjelaskan Pos Indonesia butuh tenaga ekstra. Sejalan dengan itu, Pos Indonesia telah melakukan langkah-langkah antisipasi.
“Semua petugas juru bayar telah divaksinasi covid-19 lengkap, pendistribusian dilakukan mengikuti protokol kesehatan yaitu melalui door to door untuk mencegah kerumunan, tenaga juru bayar dan armada kami tambah. Kami juga berkoordinasi dengan Bulog dan pemerintah daerah setempat agar pendistribusian berjalan efisien sesuai target, tepat waktu, sesuai data, dan tentu saja kualitas beras baik,” ujar Siti Choiriana yang biasa disapa Ana. (ACH)