Yusron Ihza Mahendra Sedikit Ungkap Misteri Kematian Djuanda Kartawidjaja dalam Novel Sejarahnya, ‘Irian Barat’

salah satu cucu dari sang pahlawan nasional Ir Djuanda, Ismeth Wibowo, turut memberikan pandangannya terkait kisah ini.

EKSEKUTIF.com —  Yusron Ihza Mahendra Sedikit Ungkap Misteri Kematian Djuanda Kartawidjaja dalam Novel Sejarahnya, ‘Irian Barat’

Mantan Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra Rilis Novel Sejarah

Yusron mengatakan novel berjudul IRIAN BARAT: Bayang-Bayang Intrik Global di Balik Misteri Pembunuhan Kennedy tersebut bertujuan untuk memberikan perspektif lain bagi pembaca dalam memandang sejarah dan memperkaya pemahaman para pembaca terhadap masa lalu.

“Walau ini novel, tetapi tetap sebagian besar kisah nyata. Ini dibuat novel agar yang baca juga tidak terlalu serius tapi bisa sambil rebahan, namun membaca sesuatu yang isinya tetap serius,” ungkap Yusron saat Peluncuran Novel IRIAN BARAT: Bayang-Bayang Intrik Global di Balik Misteri Pembunuhan Kennedy di Jakarta, Kamis (6/2).

Dalam momen peluncuran buku, Yusril Ihza Mahendra menantang sang adik, untuk menggali lebih dalam misteri seputar kematian Perdana Menteri Indonesia ke-10, Ir. H. Raden Djuanda Kartawidjaja.

Tantangan ini berkaitan dengan novel sejarah terbarunya, Irian Barat, yang turut mengangkat berbagai teori konspirasi seputar pembunuhan Presiden Amerika Serikat ke-35, John F. Kennedy.

Dalam novel tersebut, Yusron menceritakan peristiwa kematian mendadak Ir. Djuanda yang terjadi di tengah jamuan makan malam di Jakarta.

Maka, salah satu cucu dari sang pahlawan nasional, Ismeth Wibowo, turut memberikan pandangannya terkait kisah ini.

“Malam harinya setelah Ir. H. Djuanda meninggal dunia, Waperdam Dr. Soebandrio datang ke kediaman kakek saya di Jl. Diponegoro No.8, Menteng, untuk meminta kepada Ibu Djuanda berkas dokumentasi surat-menyurat disposisi Presiden Soekarno kepada Ir. Djuanda yang disimpan dengan rapi oleh kakek saya,” ungkap Ismeth Wibowo.

Ismeth Wibowo menambahkan bahwa novel Irian Barat adalah bacaan yang menarik, enak dinikmati, dan penting untuk dipahami.

Ia berharap Yusron dapat segera merilis buku berikutnya, baik dalam bentuk novel sejarah maupun buku nonfiksi yang lebih mendalam mengenai fakta-fakta sejarah.

Yusril, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas), mengungkapkan kekagumannya terhadap novel Irian Barat.

Menurutnya, jika kematian Ir. Djuanda terjadi di era digital, misterinya bisa saja menjadi viral, seperti kasus Munir yang meninggal setelah meminum air putih dalam penerbangan.

Menariknya, dalam novel ini dikisahkan bahwa enam bulan sebelum pertemuan antara Kennedy dan Soekarno, Kennedy terbunuh di Dallas. Peristiwa ini berselang dua minggu setelah kematian mendadak Djuanda, yang kala itu menjabat sebagai Ketua Tim Perunding Indonesia dalam Program Sokongan Ekonomi Kennedy.

Kesamaan waktu antara dua kejadian ini mengundang spekulasi terkait adanya keterkaitan yang lebih dalam.

Dalam peluncuran novel Irian Barat, berbagai tokoh penting turut hadir, termasuk Yusril Ihza Mahendra, Wakil Menteri Koordinator Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Otto Hasibuan, Ketua DPD RI Sultan B. Najamuddin, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Sidarto Danusubroto, serta Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Ace Hasan Syadzily.

 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses