Unilever Jalin Kerjasama dengan ITC Kembangkan UMKM Perempuan

 

The International Trade Centre (ITC) dan Unilever telah  mengumumkan kemitraan untuk meningkatkan pasokan barang dari usaha milik perempuan. Kemitraan ini akan menjadi katalisator bagi terwujudnya kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam sektor perekonomian Indonesia.

Kolaborasi antara ITC dan Unilever tersebut  akan menyatukan keahlian ITC  dalam hal pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) milik perempuan, serta pengalaman Unilever dalam memupuk supply chain atau rantai pasokan yang inklusif dan berkelanjutan.

Kolaborasi ini akan akan membangun jaringan pemasok milik perempuan yang memenuhi syarat untuk memajukan perwujudan komitmen Unilever, yaitu mengalokasikan €2 miliar setiap tahunnya untuk membangun bisnis yang mewakilkan keberagaman di seluruh dunia pada tahun 2025.

Selain itu, dalam kerja sama ini ITC dan Unilever juga membangun kapasitas dan kapabilitas teknis dari perusahaan-perusahaan yang dimiliki perempuan di Indonesia agar mampu menjadi pemasok untuk perusahaan besar seperti Unilever.

Kerjasama dan kemitraan tersebut didasari atas keprihatinan bahwa setiap tahunnya, perusahaan-perusahaan telah menghabiskan triliunan US Dollar untuk memperoleh barang dan jasa, tetapi hanya kurang dari 1% dari alokasi pengeluaran tersebut ditujukan ke usaha milik perempuan.

Padahal, ketika perusahaan melewatkan peluang untuk melibatkan usaha milik perempuan, sebetulnya perusahaan tersebut kehilangan kesempatan untuk memperluas pasar, mendiversifikasi rantai pasok, dan mendorong pertumbuhan ekonomi, sembari ikut meningkatkan taraf hidup perempuan secara global.

Usaha milik perempuan adalah kunci pertumbuhan ekonomi, karena bisnisnya mampu menyediakan 4 dari 5 lapangan kerja baru di pasar negara berkembang, dan berkontribusi terhadap sepertiga dari seluruh bisnis secara global. Investasi pada usaha milik perempuan bukan hanya sebuah kewajiban sosial, tetapi merupakan langkah ekonomi yang jitu.

Di Indonesia sendiri, proporsi UMKM yang dimiliki perempuan tercatat lebih dari 60% dan memiliki kontribusi besar pada perekonomian Indonesia. Meskipun telah banyak upaya yang dilakukan dalam mendorong pemberdayaan ekonomi perempuan, masih banyak UMKM perempuan yang bergerak di sektor informal, yang kerap menghalangi akses mereka dalam mendapatkan sumber daya dan dukungan yang terprogram.

“Saat kita memulai perjalanan menuju pemulihan ekonomi global, para pemasok memiliki kesempatan besar untuk mengubah cara kita melakukan bisnis, menjadi lebih baik. Memberikan akses yang setara bagi perempuan di seluruh rantai pasok tidak hanya merupakan hal yang tepat dan baik, tetapi juga bisa menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan kuat.,“ ujar Anders Aeroe, Direktur Divisi Sustainable and Inclusive Trade, International Trade Centre

“Kami bertekad untuk terus mendukung perempuan tidak hanya melalui pengembangan kapasitas, tetapi juga dengan memperluas peluang kerjasama dengan sektor swasta dan perusahaan internasional seperti Unilever sehingga menyediakan kesempatan yang besar untuk menciptakan jaringan para pemasok yang lebih inklusif,”  jelasnya.

“Data menunjukkan adanya peluang ekspansi GDP dunia sebesar 28 Triliun US Dollar melalui tersedianya partisipasi yang setara untuk perempuan dalam perekonomian global pada tahun 2025. Untuk itu, sangatlah penting bagi semua pemangku kepentingan turut mengambil peran dalam menciptakan kesetaraan gender,” ungkap  Nurdiana Darus, Head of Sustainability and Corporate Affairs, Unilever Indonesia, baru-baru ini.

“Sejalan dengan upaya strategi ‘The Unilever Compass’ untuk membantu menciptakan masyarakat yang adil dan inklusif, kami berupaya menciptakan lingkungan dimana perempuan bisa memiliki peran yang lebih besar dalam perekonomian global, salah satunya adalah di bagian rantai pasok kami,” jelas  Nurdiana

“Hal ini bertujuan untuk secara aktif membangun rantai pasok yang lebih beragam dengan bekerja bersama usaha-usaha milik perempuan dan orang-orang dari kelompok belum terwakilkan secara maksimal. Kami percaya dengan menciptakan rantai nilai yang lebih inklusif, kami akan mampu mendorong lebih banyak inovasi, ketangkasan, serta lebih banyak peluang bagi bisnis mitra pemasok kami maupun bagi bisnis Unilever, ” ungkap Nurdiana

Kolaborasi ini merupakan bagian penting dari komitmen International Trade Center dan Unilever untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs), terutama untuk tujuan nomor 5 dan 8 yang berfokus pada kesetaraan gender dan pekerjaan yang layak.

International Trade Centre menyadari bahwa kemitraan akan mampu berkontribusi pada proyek yang memiliki dampak yang baik dengan hasil yang berkelanjutan. Menandai kerja sama dalam program Parterships4Purpose, ITC dengan bangga menyoroti berbagai terobosan baru yang hanya akan dapat dicapai melalui kolaborasi yang kuat dan bermakna.

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.