PT Unilever Indonesia, Tbk. telah menandatangani nota kesepahaman dengan pihak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia sebagai kelanjutan kerja sama dalam hal peningkatan kualitas sumber daya manusia, kesehatan, kesejahteraan, serta pengembangan karakter dan potensi diri serta keilmuan di lingkungan sekolah.
Upaya tersebut merupakan bagian dari inisiatif “Program Sekolah & Pesantren Sehat” yang telah secara konsisten dijalankan Unilever Indonesia sejak 2016, yang hingga kini telah menjangkau lebih dari 12 juta anak di lebih dari 49.000 sekolah dan pesantren di 34 provinsi.
Saat ini Indonesia dan dunia tidak hanya dihadapi oleh pandemi COVID-19, tetapi juga sejumlah wabah penyakit menular lainnya yang tidak kalah cepat menyebar. Hal ini membutuhkan kewaspadaan dari semua pihak, terutama dalam upaya melindungi kesehatan anak – mengingat sistem imunitas tubuh mereka yang belum berkembang sempurna. Ditengah tantangan kesehatan yang ada, penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi semakin penting.
Enny Hartati Sampurno selaku Direktur PT Unilever Indonesia, Tbk. menyampaikan, “Unilever Indonesia percaya bahwa kesehatan anak adalah modal utama bagi pembangunan bangsa. Untuk itu, sebagai salah satu perwujudan dari pillar ‘The Unilever Compass’ dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, kami menggagas “Program Sekolah & Pesantren Sehat” sejak 2016 yang bertujuan untuk mengajak, melatih dan membiasakan PHBS pada anak-anak sejak dini.”
“Program ini tidak hanya memberikan fasilitas pendukung bagi sekolah, tetapi juga membekali guru dan siswa beragam pelatihan sehingga mereka memahami dan bisa menerapkannya di sekolah dan juga di rumah. Tahun ini kami memiliki target untuk menjangkau 1,9 juta anak di 11.000 sekolah dan pesantren,” ujar Enny, Selasa ( 23/08/2022).
“Dengan mengangkat hashtag #AjakLatihBiasakan, modul pembelajaran yang kami sampaikan terdiri dari: (1) Edukasi COVID-19 dan protokol kesehatan; (2) Edukasi Cuci Tangan Pakai Sabun; (3) Pedoman ‘Isi Piringku’ & pola hidup sehat; (4) Edukasi sikat gigi pagi dan malam; (5) Edukasi kebersihan kamar mandi dan toilet; dan (6) Edukasi pemilahan sampah,” lanjut Enny.
Upaya dalam membantu meningkatkan kesehatan anak-anak ini sejalan dengan agenda pemerintah untuk menggalakkan kampanye Sekolah Sehat. Untuk itu, sejak 2019 Unilever Indonesia telah memiliki perjanjian kerja sama dengan Kemendikbud-Ristek RI dalam melakukan sosialisasi PHBS ke ribuan sekolah dasar dan pesantren.
Nota kesepahaman yang ditandatangani tersebut akan semakin memperluas poin-poin kerja sama, termasuk: Pengembangkan karakter dan potensi diri peserta didik; Peningkatan kualitas serta akses kesehatan, nutrisi, kesejahteraan, lingkungan, dan pengembangan diri bagi peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan dan sumber daya manusia kebudayaan; Peningkatkan kapasitas sumber daya manusia pendidikan dan kebudayaan; dan/atau Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan keilmuan.
Penanaman PHBS di lingkungan sekolah dipercaya menjadi salah satu kebutuhan mutlak untuk melindungi anak dari berbagai risiko penyakit yang mengintai. Dengan rutin mengajarkan kebiasaan menjaga kebersihan diri, mencukupi kebutuhan nutrisi harian, dan memelihara lingkungan yang sehat, maka anak akan siap untuk beraktivitas dan berprestasi secara optimal.
Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI berkomentar, “Pengetahuan lebih mendalam mengenai PHBS, pemenuhan gizi seimbang, dan olahraga sangatlah penting untuk dimiliki seluruh SDM di dalam sekolah, utamanya di Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). “
“Melalui kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, kami berharap agar setiap sekolah mampu secara mandiri mencegah penyakit, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan dan anak Indonesia yang sehat, kuat dan cerdas berkarakter dengan tiga kunci utama yaitu Sehat Bergizi, Sehat Fisik, dan Sehat Imunisasi,” ujar Mas Menteri.
“Kami menyambut baik penandatanganan nota kesepahaman hari ini yang semakin memperkuat kolaborasi dengan Unilever yang juga mencakup pengembangan karakter dan potensi peserta didik, pengembangan diri bagi pendidik dan tenaga kependidikan, serta penyelenggaraan penelitian dan pengembangan keilmuan. Dengan skala, konsistensi dan jaringan yang mereka miliki, kami optimis bahwa kelanjutan kerja sama ini akan membawa begitu banyak dampak positif,” jelasnya.
Dalam program ini, sosialisasi modul pembelajaran dilaksanakan melalui kegiatan Training of Trainers (TOT) para guru dan dokter kecil dari masing-masing sekolah. Dalam pelaksanaannya, Unilever Indonesia menggandeng 7 Mitra Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yaitu Heartindo, Bina Masyarakat Peduli, Yayasan Emmanuel, ICSD Foundation, Yayasan Peduli Negeri, Persada dan Spektra.
Kegiatan TOT tahun ini diadakan selama bulan Agustus hingga September di 83 kota/kabupaten di 13 provinsi, termasuk perluasan cakupan program di provinsi Lampung. Program kemudian dilanjutkan dengan kegiatan Peer-to-peer education, yang mendorong para guru dan dokter kecil menjadi agent of change dengan meneruskan edukasi pada teman sejawat/sebaya.
Sesuai dengan hashtag #AjakLatihBiasakan, kegiatan monitoring dan evaluasi akan dilaksanakan agar para guru dan orang tua memonitor kegiatan PHBS murid selama 21 hari untuk mengubah pembiasaan menjadi kebiasaan. Pada akhirnya, akan dilakukan replikasi best practice kepada sekolah-sekolah yang setidaknya belum disasar selama 4 tahun terakhir.
“Unilever telah berada di Indonesia selama lebih dari 88 tahun dan kami berkomitmen untuk terus memberikan manfaat positif dari keberadaan kami di tengah masyarakat. Semoga dengan adanya penandatanganan nota kesepahaman hari ini, kami tidak hanya dapat memperkuat komitmen kami, tetapi juga dapat memperkuat kolaborasi antar sektor untuk menciptakan Indonesia yang sehat dan generasi masa depan yang lebih tangguh dan berprestasi,” tutup Enny.