Tetap Berbudaya Saat di Dunia Digital

Gambar: https://phintraco.com/

EKSEKUTIF.COM, JAKARTA – Digitalisasi budaya dapat menjadi wujud pelestarian budaya. Khususnya bagi pelajar, mereka bisa mengenalkan budaya Indonesia dengan membuat artikel mendeskripsikan budaya dengan rinci.

Hal tersebut disampaikan Heni Endriyani, guru SMPN 11 Bandung sekaligus Koordinator Literasi Sekolah.

Heni mencontohkan, di Bandung ada majalah Dinas Pendidikan yang di dalamnya ada di rubrik Ngabolang.

Isinya perjalanan seorang ke suatu daerah yang dituangkan dalam bentuk cerita mengenai kebudayaan daerah tersebut. Misalnya, pakaian, alamnya, makanannya.

Kemudian, hal lain yang bisa pelajar buat adalah infografis dengan ilustrasi yang menarik.

Anak-anak zaman sekarang pandai sekali membuat poster dan sebagainya. Ini bisa dijadikan peluang untuk mengenalkan budaya foto dan video.

Anak-anak kini juga pandai sekali mengambil foto membuat video, pendidik dapat mengarahkan mereka untuk mengenalkan budaya dengan membuat konten budaya.

“Generasi muda harus paham jika sekarang mereka sudah menjadi masyarakat digital yang harus tetap berbudaya Indonesia. Memahami hak digital mereka dan orang lain di ruang digital,” Heni Endriyani memaparkan.

Berkomentar dan berekspresi yang santun sesuai budaya Indonesia. Sebagai anak Indonesia, mereka harus memahami multikulturalisme dan toleransi di ruang digital.

Dengan mengetahui berbagai budaya di negaranya mereka juga wajib bertoleransi,” ungkapnya dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (01/12/2021) siang.

Sudah sepatutnya, para generasi digital mengetahui jenis kompetensi literasi digital. Pemahaman dan internalisasi jenis kompetensi literasi terkait internalisasi nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika di antaranya mereka harus paham nilai-nilai keduanya di ruang digital.

Sedangkan, internalisasi atau penerapan juga kita bisa mendistribusi partisipasi operasi dan produksi yang berlandaskan Pancasila dan juga Bhinneka Tunggal Ika di ruang digital.

Berkontribusi, berdistribusi, berkolaborasi dengan produksi mengenai nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang harus kita lakukan dalam memahami perbedaan di dunia digital.

Maka perlu diarahkan bagaimana mereka menggunakan internet secara sehat dengan menghormati perbedaan pendapat.

“Memberikan komentar yang santun dan apresiatif kemudian menghormati budaya lain sebagai produk yang pantas untuk diapresiasi tidak menganggap budaya sendiri lebih baik daripada kebudayaan yang lain,” tutur Heni Endriyani.

Kemudian sikap saling berbaur antara satu dengan yang lainnya tanpa memperhatikan latar belakang. Juga dalam bermasyarakat tidak saling menyinggung kepercayaan yang dianut masyarakat lain.

Terpenting, menjaga multikulturalisme dengan tata krama dalam menggunakan internet jadi harus disadari bahwa kita berinteraksi dengan manusia nyata di jejaring lain bukan sekadar dengan layar monitor belaka.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi.

Webinar wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (01/12/2021) siang, juga menghadirkan pembicara, Sugiarti (instruktur Edukasi4ID), Rabindra Soewardhana (Direktur Radio Oz Bali), Nurrul Baety Tsani (Relawan TIK Jawa Barat), dan Clarissa Darwin sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.

Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Exit mobile version