Primaya Hospital IPO Kejar Pengembangan Jaringan Rumah Sakit

Jajaran manajemen Primaya Hospital berfoto bersama usai paparan pers “Penawaran Umum Perdana Saham Primaya Hospital” Senin, (17/10/ 2022), di Jakarta.

EKSEKUTIF.com- PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk, pengelola jaringan rumah sakit Primaya Hospital Group, melakukan penawaran umum perdana (initial public offering /IPO) saham berkisar Rp 900-950 per saham atau setara dengan Rp 272-287,11 miliar.

Sebagian besar dana hasil IPO saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini akan digunakan untuk pengembangan bisnis dengan membangun rumah sakit baru di kota-kota besar di Pulau Jawa dan Sumatera.

Meski pasar saham di BEI saat ini kurang bergairah sebagai dampak krisis global akibat pandemi covid-19, namun pihak manajemen PT Famon Awal Bros optimistis, langkah IPO ini akan berhasil.

Hal ini karena sektor usaha jasa kesehatan, seperti layanan rumah sakit diyakini akan tetap bisa bertumbuh. Hal ini juga berdasarkan pengalaman selama berlangsungnya pandemi covid-19, di mana usaha layanan rumah sakit, justru permintaannya makin meningkat.

“Kalau kita cermati saat sekarang ini memang pasar modal sedang kurang bagus sebagai dampak makro ekonomi global, maupun domestik.”

“Tapi saya tetap optimistis, karena tidak semua sektor industri melemah karena pandemi covid-19. Beberapa bidang usaha justru tetap menggeliat. Salah satunya layanam rumah sakit yang justri meningkat karena adanya pandemi ini.”

“Karena itu, saya yakin ke depan usaha bidang kesehatan ini tetap prospektif, dan ini sudah kami buktikan, di mana selama 16 tahun sejak Primaya Berdiri, dengan profesionalitas tinggi, kami bisa terus berkembang.”

“Pandemi juga memberi pelajaran berharga dimana masyarakat kini juga semakin peduli dan menyadari pentingnya menjaga kesehatan,” ungkap Prof Yos E. Susanto, pendiri Primaya Hospital saat menyampaikan opening speech acara press conference “Penawaran Umum Perdana Saham

Primaya Hospital” Senin, (17/10/ 2022), di Jakarta.

Dalam kesempatan itu, CEO Primaya Hospital Leona A Karnali mengatakan, IPO ini bertujuan untuk mendukung akselerasi pengembangan jaringan Primaya Hospital Group yang kini tengah tumbuh pesat untuk masa depan.

“Kami menargetkan untuk membangun tiga rumah sakit per tahun, terutama di kota-kota yang memang potensi.”

Perkiraan pembangunan satu gedung rumah sakit membutuhkan  sekitar sekitar Rp 100-150 miliar untuk tipe C, di luar tanah,” ujarnya.

Dalam hal ini, Perseroan) menawarkan saham ke publik melalui mekanisme penawaran umum perdana (Initial public offering) dengan kode saham PRAY, sebanyak-banyaknya 302.222.300 (tiga ratus dua juta dua ratus dua puluh dua ribu tiga ratus) saham biasa atas nama yang seluruhnya adalah Saham Baru dan dikeluarkan dari portepel Perseroan, yang ditawarkan kepada Masyarakat dengan Harga Penawaran Rp900,- (sembilan ratus Rupiah) sampai dengan Rp950,- (sembilan ratus lima puluh Rupiah) setiap saham.

Persentase kepemilikan masyarakat mewakili sebanyak 2,17% (dua koma satu tujuh persen) dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan pada saat Tanggal Pencatatan.

Adapun masa penawaran awal (bookbuilding) IPO berlangsung pada tanggal 14 – 21 Oktober 2022 dan perkiraan pencatatan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 8 November 2022.

Untuk merealisasikan IPO ini, Perseroan telah menunjuk PT Indo Premier Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi (underwriter).

“Sebanyak 50% dana hasil IPO saham akan dialokasikan sebagai dana tambahan perolehan tanah untuk pembangunan rumah sakit di kota-kota besar di Pulau Sumatera dan Jawa.

Kemudian sebanyak 25% akan digunakan untuk dana tambahan biaya pengembangan gedung dan layanan rumah sakit yang telah ada, dan sisanya sekitar 25% akan digunakan untuk dana tambahan pembiayaan pembangunan gedung rumah sakit baru.

Rencananya kita akan bangun rumah sakit di kota-kota tier I di Pulau Jawa dan Sumatera, termasuk di kota Jakarta ini,” ujarnya.

Perlu diketahui, Primaya Hospital pertama didirikan di Tangerang pada tahun 2006 oleh Prof Yos E. Susanto, seorang pakar manajemen rumah sakit dan kesehatan masyarakat yang telah berpengalaman membangun dan mengembangkan berbagai rumah sakit di Indonesia selama lebih dari 40 tahun.

Usahanya untuk mengembangkan fasilitas kesehatan di Indonesia tersebut diawali sejak Prof Yos E. Susanto kembali ke Indonesia pada tahun 1987 setelah memyelesaikan program Doktor dalam bidang sosiologi dan kesehatan masyarakat dari University of Michigan, Amerika Serikat.

Prof Yos E. Susanto menanamkan visi dan misi Primaya Hospital Group untuk menjadi jaringan rumah sakit terkemuka berstandar internasional yang memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dengan penuh kepedulian.

Mengelola 15 Rumah Sakit

Dengan fondasi yang kokoh, Primaya Hospital bertumbuh mulai dari 1 rumah sakit dengan 100 tempat tidur kini menjadi 15 rumah sakit dengan lebih dari 2000 tempat tidur, dan 9 rumah sakit diantaranya diresmikan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

Pertumbuhan signifikan ini tidak lepas dari kinerja tim manajemen yang professional.

Sementara terkait prospek bisnis, Leona, mengatakan, saat ini, bisnis di bidang kesehatan di Indonesia terus meningkat. Di antaranya adalah rumah sakit, peralatan kesehatan, obat-obatan dan juga asuransi kesehatan.

“Kesadaran masyarakat akan kesehatan yang semakin tinggi, pangsa pasar yang luas dan bertumbuh, memperkuat potensi bisnis rumah sakit yang berperan sebagai ujung tombak sektor kesehatan.

Saat ini, ketersediaan fasilitas kesehatan dengan rasio tempat tidur 1,4 per 1000 penduduk masih perlu ditingkatkan, jika dibandingkan dengan negara-negara maju yang telah memiliki rasio tempat tidur 4 sampai 13 per 1000 penduduk.

Pertumbuhan bisnis rumah sakit juga didukung oleh program pemerintah yang dirancang untuk memperkuat sumber daya manusia dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” paparnya.

Ditambahkan, secara strategi, pihaknya mengupayakan tujuh hal utama untuk memacu pertumbuhan. Antara lain menyediakan layanan prima yang terjangkau dan dapat diakses oleh masyarakat, menyasar segmentasi yang memiliki pangsa pasar luas, menerapkan standar operasional berbasis teknologi informasi yang mengutamakan mutu dan keselamatan pasien.

Memperkuat hubungan dengan seluruh pemangku kepentingan, mengembangkan layanan kesehatan lainnya yang mendukung pertumbuhan grup secara berkesinambungan, mempertahankan sumber daya utama yakni dokter, perawat, tenaga medis lainnya melalui lingkungan dan budaya kerja yang positif dan berkualitas.

#ACH

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.