OCCRP Klarifikasi Mengenai Nominasi Jokowi dalam Penghargaan Person of the Year 2024

Jokowi bersama Pemimpin Umum Majalah EKSEKUTIF Ss Budi Raharjo

EKSEKUTIF.com — OCCRP Klarifikasi Mengenai Nominasi Jokowi dalam Penghargaan Person of the Year 2024

Lembaga Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) yang berbasis di Amsterdam, Belanda, memberikan klarifikasi terkait masuknya nama Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), sebagai finalis dalam penghargaan “Person of the Year 2024” untuk kategori kejahatan organisasi dan korupsi.

Penjelasan ini muncul setelah kontroversi yang melibatkan nominasi tersebut menarik perhatian publik.

Proses Nominasi dan Tujuan Penghargaan

OCCRP mengungkapkan bahwa nominasi untuk penghargaan ini dikumpulkan melalui formulir daring sejak 22 November 2024, dengan lebih dari 55.000 nominasi diterima dari berbagai masyarakat di seluruh dunia.

Mereka menegaskan bahwa penghargaan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global terhadap kejahatan dan korupsi agar dapat dihentikan sepenuhnya.

Lembaga ini juga berkomitmen untuk menyempurnakan proses nominasi dan seleksi demi memastikan transparansi dan inklusivitas.

Menurut OCCRP, penghargaan ini memicu keterlibatan global yang belum pernah terjadi sebelumnya, mencerminkan perhatian publik yang semakin besar terhadap dampak korupsi secara luas.

“Seiring dengan meningkatnya ancaman terhadap demokrasi, transparansi, dan kebebasan pers, kami tetap berkomitmen untuk menyampaikan berita yang relevan dan memberikan wawasan kritis,” ujar OCCRP dalam pernyataannya.

Klarifikasi Terkait Jokowi

Terkait nama Jokowi yang masuk dalam nominasi finalis, OCCRP menegaskan bahwa mereka tidak memiliki kendali atas nominasi yang diajukan oleh masyarakat.

“Kami membuka pendaftaran nominasi secara umum. Nama-nama yang masuk dalam daftar finalis didasarkan pada suara daring terbanyak,” jelas OCCRP.

Mereka juga menambahkan bahwa tidak ada bukti keterlibatan Jokowi dalam tindakan korupsi demi keuntungan finansial pribadi selama masa kepresidenannya.

Namun, OCCRP mencatat kritik terhadap pemerintahan Jokowi, termasuk dugaan melemahnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serta kontroversi seputar dukungan terhadap ambisi politik putranya, Gibran Rakabuming Raka.

Meski demikian, OCCRP menegaskan bahwa nominasi tidak selalu didukung oleh bukti langsung yang cukup terkait korupsi signifikan.

Tanggapan Jokowi

Menanggapi hal ini, Jokowi, pada 31 Desember 2024, menilai bahwa nominasi tersebut merupakan framing jahat dan tidak berdasarkan bukti.

“Yang dikorupsi apa? Ya dibuktikan. Sekarang kan banyak sekali fitnah dan tuduhan tanpa ada bukti,” ujarnya sambil tertawa.

Ia juga meminta masyarakat untuk mempertanyakan langsung kepada OCCRP terkait kemungkinan adanya muatan politis di balik nominasi tersebut.

Keputusan Akhir dan Pemenang Penghargaan

Dalam laporan akhir OCCRP, penghargaan Person of the Year 2024 jatuh kepada mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Meskipun bukan bagian dari finalis awal, Assad dipilih karena dianggap bertanggung jawab atas destabilisasi Suriah melalui jaringan kriminal yang terang-terangan, pelanggaran hak asasi manusia, dan tindakan korupsi signifikan.

Sorotan OCCRP

OCCRP menekankan bahwa penghargaan ini bertujuan menyoroti aktor atau sistem yang memungkinkan terjadinya korupsi dan kejahatan terorganisasi.

Mereka berharap penghargaan ini menjadi pengingat penting akan perlunya transparansi dan upaya terus-menerus untuk mengungkap ketidakadilan. OCCRP juga berjanji untuk terus menyempurnakan mekanisme pelaporan dan seleksi guna menjaga kredibilitas penghargaan di masa mendatang.

Exit mobile version