EKSEKUTIF.com — Majalah Cetak Terus Dicari, Meski Tak Sepopuler Dulu
Meskipun sering dianggap hampir punah di era digital, majalah cetak ternyata belum sepenuhnya mati. Bahkan, seiring berjalannya waktu, beberapa majalah baru justru mulai muncul setelah banyak prediksi yang menganggap media cetak akan segera hilang.
Lalu, apa yang membuat majalah cetak tetap bertahan meski tantangan besar datang dari media digital yang serba cepat dan murah?
Sejarah dan Perkembangan Majalah
Kata “majalah” sendiri berasal dari kata dalam bahasa Arab “makhzan” yang berarti gudang atau tempat penyimpanan.
Secara harfiah, majalah adalah wadah untuk mengumpulkan berbagai tulisan dan informasi untuk dibagikan kepada pembaca. K
onsep ini telah ada sejak abad ke-17, namun pada abad ke-20, majalah cetak menjadi salah satu media paling dominan dalam dunia komunikasi dan hiburan.
Seiring dengan revolusi digital yang semakin cepat, banyak yang berpendapat bahwa majalah cetak akan segera punah.
Digitalisasi media membawa kemudahan akses dan konsumsi informasi yang lebih cepat. Dengan bermunculannya situs web, media cetak menjadi konvergensi juga menekuni Website-nya.
Kenapa?
Karena kebutuhan akan artikel pendek yang beragam dan mudah dicerna semakin menggerus pasar majalah cetak.
Ditambah dengan hadirnya media sosial yang mengubah cara orang mengonsumsi berita, banyak yang mengira majalah cetak hanya akan menjadi kenangan masa lalu. Namun, sebaliknya, majalah cetak masih memiliki daya tarik yang cukup besar.
Majalah Cetak: Masih Ada Tempat di Hati Pembaca
Pernyataan bahwa majalah cetak telah mati jelas terbukti salah. Beberapa majalah terkenal, seperti Majalah MATRA dan EKSEKUTIF berhasil mempertahankan pembaca setia mereka baik di versi cetak maupun digital.
Penjualan majalah cetak meningkat 4,1% pada tahun 2023 karena media cetak sering dicari untuk menjadi referensi atau goodybag para tokoh, yang sosok profilnya dimuat secara lengkap dan komplit. Seperti juga liputannya ciamik, panjang dikali lebar.
Daya Tarik Majalah Cetak: Pengalaman yang Berbeda
Mengapa majalah cetak bisa bertahan? Salah satu alasan utama adalah pengalaman fisik yang ditawarkan oleh majalah.
Membaca di media cetak memberikan sensasi yang berbeda dibandingkan dengan membaca di layar.
Ketika membaca dari halaman majalah, pembaca tidak merasa terburu-buru atau terganggu oleh gangguan digital lainnya, seperti notifikasi atau iklan pop-up yang sering ditemui di dunia online.
Selama masa pandemi COVID-19 yang lalu, banyak orang mulai merasakan kelelahan digital akibat terlalu lama terpapar layar.
Fenomena ini pun menciptakan semacam pergeseran ke media cetak, yang menawarkan pengalaman lebih intim dan terfokus.
Bahkan, tren ini populer di kalangan generasi muda, terutama Gen Z, yang mulai menunjukkan ketertarikan terhadap media “analog” yang lebih konvensional.
Menurut penulis Hope Corrigan, ada sesuatu yang tidak bisa sepenuhnya ditiru oleh dunia digital—yaitu estetika majalah cetak.
Tata letak, gambar, dan desain editorial yang rumit sering kali lebih memukau di media cetak, terutama dalam majalah-majalah yang berfokus pada fotografi dan desain visual, seperti majalah fashion atau perjalanan.
Majalah Cetak Independen: Menyasar Pembaca Khusus
Selain majalah besar yang sudah mapan, majalah cetak independen juga mulai menunjukkan angka pertumbuhan.
Dengan kemajuan teknologi pencetakan, penerbit kini bisa mencetak majalah dalam jumlah kecil dengan biaya yang lebih terjangkau.
Hal ini memungkinkan penerbit untuk fokus pada kualitas daripada kuantitas, serta menjangkau pembaca yang lebih tersegmentasi.
Majalah cetak independen ini sering kali memiliki harga yang lebih tinggi dan lebih jarang diterbitkan, dengan jadwal terbit triwulanan atau bahkan dua tahunan.
Gaya ini menandakan pergeseran dari anggapan bahwa majalah adalah barang murah dan sekali pakai. Kini, banyak majalah cetak yang diposisikan sebagai produk mewah—produk yang bisa dinikmati secara lebih mendalam dan lebih bermakna.
Keunggulan utama majalah cetak: KemampuannyaMempertahankan Audiens Berdedikasi.
Majalah cetak tidak tergantung pada pendapatan iklan digital yang tidak stabil, yang sering kali memengaruhi keberlanjutan situs web berbasis iklan.
Banyak situs web bergaya majalah yang telah mengalami krisis internal—seperti penutupan, pengunduran diri massal staf, atau penurunan kualitas konten—karena dorongan terus-menerus untuk meningkatkan lalu lintas dan mengurangi biaya produksi.
Selain itu, studi terbaru menunjukkan bahwa pembaca lebih memperhatikan dan mempercayai iklan cetak dibandingkan dengan iklan digital.
Iklan di majalah cenderung lebih dipercayai oleh konsumen karena dianggap lebih terkurasi dan relevan, sedangkan iklan online sering kali diabaikan atau bahkan diblokir.
Menawarkan Pengalaman Membaca yang lebih mendalam dan estetis.
Pembaca edisi cetak menyasar pembaca yang lebih tersegmentasi, majalah cetak terus bertahan di tengah dominasi media digital.
Dalam dunia yang serba cepat dan penuh gangguan digital, majalah cetak berhasil memberikan ruang bagi pembaca untuk berhenti sejenak, menikmati informasi dengan cara yang lebih tenang dan terfokus.
Oleh karena itu, meskipun prediksi awal mengatakan bahwa majalah cetak akan hilang, kenyataannya, ia justru semakin menemukan cara baru untuk bertahan dan bahkan berkembang, terutama di kalangan pembaca yang mencari sesuatu lebih dari sekadar berita instan—sesuatu yang lebih estetis dan bernilai.