EKSEKUTIF.com — Di bawah langit malam Singapura yang berkilauan, selain sesama generasi “kolonial” menyatu anak muda Indonesia duduk bersama di sebuah restoran tepi sungai di Clarke Quay, tempat di mana hiruk-pikuk modernitas bertemu dengan jejak masa lalu.
Angin lembut menyapu wajah mereka, membawa aroma laut bercampur dengan wangi makanan yang menggoda dari dapur-dapur restoran yang berjajar di sepanjang dermaga.
Refleksi lampu-lampu berwarna-warni menari di permukaan air, menggambarkan kemewahan yang mengalir tanpa henti di sepanjang tepian sungai.
Dahulu, Clarke Quay hanyalah deretan gudang tua yang ditinggalkan zaman, kini menjadi pusat gaya hidup yang tak pernah tidur.
Majalah Eksekutif duduk bersama sekelompok anak muda Indonesia di sebuah restoran tepi sungai di Clarke Quay, tempat di mana hiruk-pikuk modernitas bersanding dengan jejak masa lalu.
Ideku Untuk Indonesia mengalir tanpa batas. Obrolan menjadi menarik, dari membahas hal-hal ringan yang sejenak mengisi udara.
Sosok anak muda para perancang masa depan. Melalui barisan kode, algoritma, dan inovasi teknologi, mereka sedang merajut mimpi besar untuk Indonesia.
Mereka adalah anak-anak muda yang urusannya tentang dunia digital yang tengah mereka ciptakan, dunia yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, tetapi oleh kreativitas dan visi mereka.
Setiap baris kode yang mereka tulis adalah benang yang menjalin masa depan, sebuah masa depan yang terhubung erat dengan akar budaya dan identitas Indonesia.
S.S Budi Raharjo, CEO majalah Eksekutif yang merupakan Ketua Asosiasi Media Digital Indonesia mendengarkan dengan seksama. Di balik kecemerlangan teknologi yang mereka bicarakan, dia bisa melihat sesuatu yang lebih dalam.
Semangat Indonesia akan berdiri di garis depan revolusi teknologi dunia. Ideku Untuk Indonesia.
Malam itu, di bawah langit Singapura yang memukau, percakapan mereka mengalir seperti sungai yang memantulkan kilauan cahaya. Sebuah sungai yang tidak hanya membawa cerita tentang masa lalu, tetapi juga arus masa depan.
Di antara hiruk-pikuk kota yang tak pernah tidur, aura optimisme terpancar dari sekelompok anak muda Indonesia sedang merajut mimpi-mimpi besar mereka.
BACA JUGA: Catatan Pinggir S.S. Budi Raharjo: Di Bawah Langit Malam Singapura yang Berkilauan