EKSEKUTIF.com — Matahari senja memancarkan cahaya hangat di ruang konferensi The Telkom Tower 2 Lantai 3.
Di tengah aroma kopi yang menyusup ke setiap sudut ruangan, Ganang Priyambodo Soedirman duduk dengan tenang bersama anaknya, Bilal Waskitojati.
Suasana sore itu tersingkap percakapan menarik yang akan mengungkapkan sebuah misteri besar dalam Pilpres 2024.
Ganang, cucu Panglima Besar Soedirman mengaku bertubi ditanya atau bahkan desakan untuk mengungkapkan arah dukungan keluarga besarnya terhadap Pilpres 2024. Namun Ganang masih memilih untuk merahasiakannya.
Ia tampak memainkan not-not misterius dalam jawabannya, tanda seru dan tanya melibatkan sejumlah besar tanda tanya di udara.
Baru saat ini, saat ditemui S.S Budi Raharjo dan Asri Hadi, tokoh-tokoh media ternama yang duduk di seberangnya, Ganang memulai bincang santai.
Di antara canda dan tawa, ia mau juga menyingkap jawaban dari pertanyaan kritis terkait dukungan keluarga besar Soedirman di Pilpres mendatang.
Ganang yang saat itu ditemani sang anak yang bernama Bilal Waskitojati, dengan mata yang tajam, memberikan tatapan tegas, memberikan sinyal bahwa jawaban yang akan diungkapkan takkan semudah itu.
“Semua adalah orang terbaik yang kita kenal, kita tidak jadi penggembira siapapun juga tidak. Kami mengamati secara cermat dan pada saatnya nanti, kami akan berikan amanah supaya memimpin negeri ini,” ucap Ganang dengan penuh keyakinan.
Tampaknya, Ganang lebih tertarik dengan obrolan ke depan mengenai program Yayasan Panglima Soedirman yang pada Januari 2024 nanti akan digelorakan.
Bahkan, ia mengajak S.S Budi Raharjo dan Asri Hadi para pengurus Asosiasi Media Digital Indonesia dan yang aktif juga di Sambas News untuk turut serta dalam menjalankan program yayasan Panglima Soedirman.
Ganang hanya memberikan sedikit petunjuk mengenai siapa yang akan mendapat dukungan keluarga besar Soedirman. Dengan senyum tipis di wajahnya, Ganang mengungkapkan bahwa pilihan keluarga pahlawan Jenderal Soedirman akan jatuh pada “yang terbaik di antara para kontestan.”
Sebuah keputusan yang dipegang erat oleh misteri jimat. Tidak klenik atau terkait mistis, Ganang menegaskan bahwa jimat di sini memiliki makna yang mendalam, sebuah esensi kehidupan.
Sebagai cucu Pahlawan, Ganang malah tersenyum saat ditanya lebih lanjut. Ia mengaku, tak ingin terjebak dalam politik praktis tapi lebih ke esensi. Jimat di sini, juga bukan berarti klenik atau terkait mistis, tapi lebih esensi kehidupan.
Bahwa Jenderal Soedirman yang lahir pada 24 Januari 1916 adalah seorang perwira tinggi Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Sebagai panglima besar Tentara Nasional Indonesia pertama, ia adalah sosok yang dihormati di Indonesia.
Di balik kisah heroiknya selama Agresi Militer I dan Agresi Militer II, Soedirman menyimpan banyak cerita yang hanya diceritakan pada anak cucunya. Salah satunya kepada Ganang Priyambodo Soedirman. Di luar sikap keras dan garangnya saat melawan Belanda, Soedirman memiliki kelembutan dan kerendahan hati yang ditunjukkan ke rakyat Indonesia.
Soedirman berhasil menaklukkan penjajah dengan kondisi fisik yang tidak prima. Bahkan saat perang gerilya, Soedirman terus dibopong dengan menggunakan tandu di sepanjang perjalanan.
Melihat hal tersebut, banyak yang menduga jika Soedirman memiliki ‘aji-ajian’ tertentu. Ganang menuturkan bahwa sang kakek ternyata punya tiga ‘jimat’ yang membuatnya bisa bertahan hingga akhir.
“Beliau berkata bahwa dalam perjalanannya jimat yang selalu ia pegang ada tiga,” ujar Ganang.
Jimat pertama, sebagai orang beragama yakni menjalani agama dengan benar. Jimat kedua, tidak menzalimi siapapun juga. “Sementara jimat ketiga dan pamungkasnya adalah melakukan segala sesuatu dengan tulus dan ikhlas,” urai Ganang, dalam mimik serius.