Banyak Platform Judi Online Beroperasi dari Kamboja, Filipina dan Malaysia

majalah MATRA edisi Desember 2024 menguak peran bandar, artis promo judol, inlfluenser hingga mafia judi dari masa ke masa

EKSEKUTIF.com — Banyak Platform Judi Online Beroperasi dari Luar Negeri.

Negara yang disebut sebagai basecamp seperti Kamboja, Filipina, dan Malaysia. Strategi beberapa operator judi, misalnya, menyewa tempat atau kantor di luar negeri untuk menghindari regulasi di Indonesia.

Memanfaatkan media sosial dan platform digital orang Indonesia untuk mempromosikan situs judi mereka dan menarik perhatian pemain baru. Mengajak berteman lewat cewek cantik di FB, menggunakan influenser dan artis dengan follower banyak.

Selain itu, dicari gencar juga seorang penjual chip dan pencari talent yang berperan dalam ekosistem judi online ini. Mereka mencari pemain-pemain yang memiliki modal besar dan bahkan membuat rekening bank untuk memudahkan transaksi keuangan judi.

Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Benny Rhamdani sempat mengungkapkan tokoh ber-inisial T pengontrol jaringan besar bisnis judi online di Indonesia.

Penempatan ilegal pekerja migran ke luar negeri, yang banyak di antaranya terjebak dalam bisnis judi online dan scam.

Sosok yang dikenal dengan kiprahnya dalam melindungi pekerja migran Indonesia (PMI), tidak hanya menyoroti masalah-masalah yang berkaitan dengan pekerja migran, tetapi juga memberikan perhatian serius terhadap praktik bisnis ilegal yang merugikan banyak pihak.

“T” diyakini memiliki peran sentral dalam mengendalikan jaringan judi online besar di Indonesia. “Orang ini adalah orang yang selama Republik ini berdiri mungkin tidak bisa disentuh oleh hukum,” ujar Benny mengungkapkan bahwa banyak pekerja Indonesia yang ditempatkan di negara tersebut tidak bekerja di sektor formal, melainkan dipaksa bekerja dalam industri judi online dan penipuan daring (scam).

Praktik penempatan ilegal ini, menurut Benny, merupakan bagian dari jaringan perdagangan manusia yang merugikan banyak pihak, termasuk pekerja yang mayoritas lulusan SMA hingga perguruan tinggi (S1 dan S2).

Dengan makin meluasnya perjudian online, kelompok-kelompok sindikat ini mulai menargetkan pasar Indonesia, sebuah negara dengan populasi besar dan akses internet yang luas.

Untuk memperluas operasi mereka, kelompok perjudian ini kemudian merekrut sejumlah orang dari Indonesia untuk menjadi operator judi online. Ratusan orang Indonesia diberangkatkan ke negara-negara seperti Kamboja, Laos, dan Myanmar untuk bekerja sebagai operator judi online yang terlibat dalam pengelolaan situs-situs judi ilegal.

Para operator ini direkrut dan dilatih untuk menjalankan tugas-tugas terkait dengan pengelolaan situs judi online, termasuk pemasaran, pengelolaan akun pemain, serta kegiatan promosi yang bertujuan untuk menarik lebih banyak pemain.

Selain itu, mereka juga terlibat dalam berbagai kegiatan administratif yang mendukung jalannya bisnis judi online tersebut. Sebagian besar operator ini bekerja di bawah kendali sindikat yang sudah mapan dan berpengalaman dalam mengelola perjudian ilegal.

Fenomena yang cukup mengkhawatirkan adalah peran warga negara Indonesia (WNI) sebagai operator judi daring atau “online scamming” di luar negeri. Banyak WNI yang direkrut untuk bekerja sebagai operator judi daring dengan janji gaji tinggi.

***

Judi pada awalnya hanya bisa dimainkan secara langsung di kasino-kasino yang terletak di berbagai penjuru dunia. Namun, dengan kemajuan teknologi dan akses internet semakin mudah, perjudian kini bisa diakses oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja.

Judi online dikemas dalam berbagai bentuk permainan yang menarik, seperti permainan kartu, catur, atau dadu. Semua jenis permainan tersebut memiliki unsur hiburan dan tantangan yang dapat menarik perhatian banyak orang, membuat mereka merasa tertantang untuk terus bermain dan berusaha mendapatkan kemenangan.

Salah satu alasan mengapa judi online begitu populer adalah karena kemudahan aksesnya. Pemain tidak perlu pergi ke kasino fisik untuk bermain; cukup dengan menggunakan ponsel atau komputer, mereka bisa bergabung dalam permainan kapan saja.

Kemudahan ini membawa dampak serius, salah satunya adalah kecanduan judi online atau yang dikenal dengan istilah pathological gambling.

Banyak orang yang awalnya hanya ingin mencoba peruntungan dalam permainan judi online, namun akhirnya terjebak dalam pola perilaku sulit dihentikan. Pemain judi online sering kali merasa optimis bahwa kemenangan besar akan datang, meskipun kenyataannya peluang tersebut sangat kecil.

Harapan yang terus-menerus muncul membuat mereka terjebak dalam lingkaran perasaan “mungkin kali ini saya akan menang”. Kecanduan ini lama-kelamaan dapat mengganggu keseimbangan hidup mereka secara keseluruhan.

Judi online sudah diseting algoritma untuk pemain kalah, tapi menawarkan hiburan. Hanya iming-iming kesempatan memperoleh keuntungan.

Menurut Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), sekitar 2,1 juta warga miskin di Indonesia terlibat dalam perjudian online. Mereka berasal dari beragam kalangan, mulai dari buruh, petani, ibu rumah tangga, hingga mahasiswa Taruhan terbilang kecil, dengan kisaran Rp100 ribu atau bahkan kurang, dampaknya tetap besar.

Dengan adanya platform judi yang bisa diakses kapan saja dan di mana saja, tanpa batasan geografis, perjudian online menjadi lebih mudah dan sulit dikendalikan. Pengguna tidak perlu lagi takut ditangkap atau diuber polisi saat bermain, karena permainan ini bisa dilakukan secara anonim.

Keberadaan perjudian online yang semakin mudah diakses juga didukung oleh beragam pilihan permainan, mulai dari slot, togel, poker, hingga permainan populer seperti Higgs Domino. Setiap jenis permainan itu menawarkan harapan besar akan kemenangan, yang sering kali membuat pemain terjebak dalam lingkaran setan.

Para bandar judi ini menggunakan berbagai trik, termasuk memanipulasi sistem permainan untuk memastikan bahwa pemain akan terus kalah dan terus melakukan deposit.

Penggunaan Uang dan Aliran Keuangan dalam Judi Online

Permainan judi online berbeda dengan game biasa, karena judi melibatkan uang sungguhan. Pemain harus melakukan deposit untuk membeli chip atau koin, yang nantinya digunakan untuk bertaruh dalam permainan.

Kalau permainan, jika mereka menang, koin atau chip tersebut dapat ditukarkan dengan uang, meskipun prosesnya tidak selalu mudah. Pemain harus menjual kemenangan mereka kepada pihak tertentu, yang bisa jadi adalah bandar atau agen yang mengelola situs judi tersebut.

Di dalam dunia judi online, peran bandar sangatlah dominan. Dengan hanya memiliki sedikit variasi permainan dan sedikit jumlah bandar (sekitar 5-6 bandar utama), mereka mampu mengendalikan ribuan permainan yang ada di pasar.

Klik ini biar jelas: Maraknya Judi Online Disuport Peran Artis dan Influenser – Konvergensi Majalah MATRA

 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.