Perusahaan modal ventura (venture capital), AC Ventures (ACV) yang berbasis di Indonesia menutup Fund III senilai lebih dari US$ 205 juta dalam committed capital, menjadikan total AUM perusahaan ini mencapai lebih dari US$ 380 juta di seluruh Fund-nya.
Fund tersebut mengalami kelebihan permintaan, dan diikuti oleh investor institusional global dan regional ternama, termasuk World Bank’s International Finance Corporation (IFC), dan platform ventura Abu Dhabi Developmental Holdings (ADQ), Disrupt AD.
“Berbekal pengalaman pribadi kami sebagai entrepreneur yang membangun bisnis di pasar negara berkembang dari awal hingga akuisisi dan IPO, kami memosisikan diri sebagai mitra untuk para pendiri startup yang menjadi portofolio kami dalam mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi perusahaan rintisan yang berkembang pesat,” ujar Adrian Li, Founder & Managing Partner, AC Ventures, dalam keterangannya , Rabu ( 01/12/2021).
“Para pendiri ACV memiliki pengalaman yang kuat dan beragam dari pasar Amerika Serikat, China, dan Indonesia. Lebih dari itu, para pendiri ACV juga memiliki pengalaman investasi yang luas dalam bisnis digital yang sukses, sehingga kami mampu menghadirkan jaringan luas dan wawasan mendalam yang dapat dimanfaatkan oleh para pendiri startup yang menjadi portfolio kami,” ungkap Adrian Li menambahkan.
Fund III telah berinvestasi secara aktif sejak first close pada Maret 2020. Dana ini telah telah diinvestasikan ke 30 perusahaan dari 35 yang ditargetkan. ACV menargetkan untuk menyalurkan pendanaan mencapai lebih dari US$ 100 juta hingga akhir 2021.
Beberapa dari perusahaan ini (semua diinvestasikan selama tahap pra-Seri A) telah berkembang pesat di tengah kondisi pandemi COVID-19. Perusahaan-perusahaan ini telah membantu konsumen dan bisnis bertahan di tengah periode yang penuh dengan disrupsi akibat pandemi COVID-19.
Beberapa perusahaan tersebut, antara lain Shipper, Stockbit, Ula, Aruna, BukuWarung, dan CoLearn tercatat sebagai Centaur, beberapa bahkan telah memiliki nilai valuasi yang mendekati Unicorn. Dana tersebut telah menunjukkan performa yang kuat dengan MOIC 1.94X dalam kurun waktu kurang dari dua tahun sejak penutupan pertama.
“Pertumbuhan basis pengguna internet dan layanan berbasis teknologi telah menjadikan Indonesia sebagai rumah bagi banyak platform digital terbesar di Asia Tenggara. Hal ini tidak hanya menarik lebih banyak investasi ke dalam negeri, melainkan juga menghadirkan solusi baru yang inovatif untuk memecahkan berbagai tantangan yang mendesak saat ini,” tutur Azam Khan, IFC Country Manager for Indonesia, Malaysia and Timor-Leste.
“Kemitraan IFC dengan AC Ventures menandai komitmen jangka panjang terhadap pembangunan ekonomi dan transformasi digital Indonesia. Investasi ini bertujuan untuk mendukung perkembangan ekosistem startup yang menjanjikan dan dinamis, serta berpotensi untuk mentransformasi kehidupan ekonomi dan sosial, termasuk yang paling rentan sekali pun,” jelas Azam.
Dana terbaru tersebut turut melanjutkan strategi ACV yang fokus berinvestasi di perusahaan startup teknologi tahap awal di Indonesia. ACV menggunakan pendekatan tematik yang mendalam dan disiplin yang kuat dalam berinvestasi pada perusahaan tahap awal dengan latar belakang pendiri yang kuat.
ACV turut menggunakan analisis model bisnis dan pendekatan pasar yang tepat untuk membangun keahlian yang mendalam terhadap suatu sektor sehingga dapat mempercepat pengambilan keputusan secara cepat dan tepat dalam berkomitmen dengan perusahaan-perusahaan tahap awal. Hal ini menjadi faktor penting bagi ACV dalam memilih perusahaan terbaik.
“Selain memberikan dana investasi, kami membantu para portfolio founder dengan menghubungkan mereka ke dalam ekosistem perusahaan dan platform digital yang lebih luas, serta para domain expert di seluruh dunia,” ujar Michael Soerijadji, Founder and Managing Partner, AC Ventures.
“Berbekal pengalaman dalam berinvestasi dan membangun bisnis di Indonesia, kami memastikan agar para founder dari portofolio perusahaan kami memiliki dukungan sumber daya dan jaringan yang mereka butuhkan untuk membangun bisnis bernilai miliaran dolar. Kami bangga dapat berada pada posisi ini untuk membantu mengkatalisasi perubahan bagi ekosistem digital Indonesia yang berkembang pesat,” ungkap Michael.
Selain pendanaan, ACV juga membantu para founder untuk membangun perusahaan melalui pengalaman mereka sebagai investor di berbagai perusahaan dan melalui tim value creation yang terdiri dari para ahli yang memiliki pemahaman mendalam dan pengalaman yang luas di berbagai sektor industri. Tim ini akan mendukung masing-masing portofolio perusahaan ACV dalam hal rekrutmen, pengembangan bisnis,regulasi, dan peningkatan modal.
“Indonesia memiliki peluang ekonomi yang menjanjikan dengan perkembangan ekonomi digital yang kian pesat. Pandemi COVID-19 semakin mengakselerasi adopsi dan konsumsi digital di berbagai segmen bisnis di seluruh Indonesia,” ungkap Pandu Sjahrir, Founding Partner, AC Ventures.
“Ketahanan ekonomi Indonesia dalam menghadapi kesulitan ini tidak hanya memberi peluang besar bagi sektor internet untuk pulih, melainkan juga membuka kesempatan exit yang semakin menjanjikan seiring dengan meningkatnya jumlah perusahaan teknologi raksasa regional yang go public (IPO),” terang Pandu.
Pandemi COVID-19 mengakselerasi konsumsi digital, dan mendorong pertumbuhan pengguna internet baru, seiring dengan meningkatnya frekuensi konsumsi para konsumen. Lebih dari itu, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang secara historis merupakan sektor yang cukup lambat dalam mengalami perkembangan ekonomi digital, kini mulai mengadopsi solusi digital berbasis teknologi yang dapat membantu mereka untuk meningkatkan efektivitas bisnis. Mulai dari solusi teknologi yang dapat membantu UMKM untuk menekan biaya operasional bisnis, hingga solusi dalam meningkatkan penjualan dan produktivitas.
ACV merupakan perusahaan hasil merger dari dua venture capital ternama di Indonesia, – Agaeti Venture Capital and Convergence Ventures pada 2019. ACV bekerja sama dengan para entrepreneur dan melengkapi mereka dengan pengetahuan berbasis penelitian, dukungan nyata untuk para portofolio, tim penciptaan nilai modal, pengembangan bisnis, jaringan, dan sumber daya.
Para mitra ACV telah berinvestasi di ekosistem teknologi Indonesia tahap awal sejak 2014, dan memiliki portofolio di lebih dari 100 perusahaan di seluruh Fund-nya. Hal ini menjadikan ACV sebagai salah satu perusahaan modal ventura tahap awal terbesar yang berfokus di Indonesia. Di antara investasi awalnya, dua perusahaan yang menjadi portfolio perusahaan ACV, yakni Xendit dan Carsome berhasil menjadi Unicorn.
Dalam 18 bulan terakhir, seiring dengan percepatan adopsi digital akibat pandemi, pertumbuhan portofolio ACV meningkat pesat, dan menghasilkan lebih dari US$500 juta pendanaan tambahan pada beberapa portofolio terbaru ACV yang turut dipartisipasi oleh investor global, seperti Sequoia, Tiger Global, dan Prosus untuk membantu memberikan dampak ekonomi yang lebih luas bagi Indonesia.
“Wawasan, jaringan, dan sumber daya lokal ACV yang mendalam sangat mendukung operasi dan pertumbuhan bisnis Ula. Latar belakang para mitra ACV yang kuat di bidang entrepreneurship, dan filosofi yang berfokus pada pendiri telah menjadikan ACV sebagai investor lokal yang berharga bagi kami,” tutur Nipun Mehra, Founder, CEO, Ula.
“Sebagai satu-satunya investor Indonesia yang berinvestasi di Shipper, ACV memberikan kami wawasan lokal, sumber daya operasional, dan membuka jaringan yang sangat berharga. ACV telah mendukung kami dalam mengenal pelanggan, menjalin berbagai kemitraan, dan memberikan saran taktis untuk meningkatkan skala bisnis kami di Indonesia,” ungkap Phil Opamuratawongse, CEO, Shipper.
“Sejak awal, tim ACV telah mempercayai perusahaan kami, dan selalu memberikan dukungan sepanjang perjalanan kami. ACV memiliki pengalaman sektoral yang kuat di bidang fintech, dan jaringan yang relevan di industri ini,” imbuh Sigit Kouwagam, CEO, Stockbit, Bibit.
“ACV telah terlibat dalam proses value creation Aruna, mulai dari menghubungkan kami dengan mitra bisnis potensial hingga membawa investor global ke dalam perusahaan kami. Lebih dari itu, feedback yang membangun dan saran strategis yang diberikan ACV telah memberikan nilai luar biasa bagi pertumbuhan dan perkembangan perusahaan kami sejak awal,” tutur Farid Naufal Aslam, CoFounder & CEO, Aruna.