Fikri Jufri dan H Mahtoem Sekantor di Majalah MATRA

Geng Warung Buncit

EKSEKUTIF.comUcapan Duka Cita yang Terus Bersahutan di Grup WhatsApp MATRA 90-an. Ruang digital eks satu kantor majalah MATRA saat berkantor di jalan Warung Buncit, Jakarta Selatan. Di kala MATRA dan Majalah TEMPO satu grup besar media.

Di grup WhatsApp MATRA 90-an inilah cuitan kenangan lama bangkit kembali.

Dipenuhi dengan suara-suara duka yang begitu mendalam. Setiap pesan yang terukir adalah kenangan yang tak tergantikan, setiap kata mengandung rasa kehilangan yang begitu dalam, dan setiap kalimat berisikan penghormatan kepada sosok yang telah mengukir sejarah di dalam hidup banyak orang—Fikri Jufri, sang pemimpin yang telah berpulang.

Grup WhatsApp ini bukan sekadar sebuah ruang digital. Ia adalah tempat berkumpulnya jiwa-jiwa yang pernah mengarungi perjalanan panjang bersama majalah MATRA, yang dahulu tegak berdiri di bawah payung besar Grup Majalah Tempo.

Sebuah grup yang tidak hanya berisi rekan kerja, tetapi juga sahabat dalam arti yang lebih luas. Di sana, kisah hidup dan perjalanan intelektual terjalin begitu erat, dan di dalam grup itu pula lahirlah sebuah ikatan yang sulit dipisahkan.

Fikri Jufri, atau yang lebih akrab dipanggil Pak Fikri, adalah sosok yang memimpin MATRA dengan ketajaman visi dan kehangatan hati.

Ia bukan hanya seorang Pemimpin Redaksi, tetapi juga mentor, sahabat, dan panutan.

Sosok yang mampu memadukan pemikiran tajam dengan kepedulian yang tulus terhadap setiap orang yang berada di bawah pimpinannya.

Keberadaan beliau di ruang-ruang redaksi dan diskusi majalah adalah sumber inspirasi, sebuah sinar yang menerangi langkah-langkah yang penuh tantangan.

Dan kini, setelah beliau berpulang, ucapan duka cita terus mengalir di grup WhatsApp itu.

“Selamat jalan Pak Fikri,” tulis seorang teman. “Tak ada kata yang mampu menggambarkan betapa berharganya beliau dalam setiap langkah perjalanan hidup kami,” tambah yang lainnya.

Setiap kalimat yang muncul tak hanya mengandung rasa kehilangan, tetapi juga penuh dengan rasa syukur. Terima kasih, Pak, atas segala kebaikan yang telah diberikan. Terima kasih atas bimbingan yang tak ternilai harganya.

“Semoga Allah SWT memudahkan perjalanan yang telah beliau tempuh, dan memberi kekuatan pada keluarga yang ditinggalkan,” tulis seorang rekan lainnya, meyakini bahwa perjalanan Pak Fikri di dunia ini telah selesai.

Catatan pinggirnya adalah, warisan dan teladannya akan terus hidup dalam setiap karya yang dihasilkan, dalam setiap pemikiran yang tercipta.

Tak ada kata yang lebih layak selain doa dan harapan agar beliau mendapatkan husnul khotimah, akhir yang baik, di sisi-Nya yang Maha Mulia.

Sebagai bagian dari keluarga besar MATRA, mereka mengenang setiap momen indah bersama Pak Fikri—mengenang kepemimpinan beliau yang penuh ketegasan, namun juga kebaikan yang luar biasa.

Dalam grup ini, mereka berbagi kenangan, berbicara tentang bagaimana beliau membimbing dan mengajarkan mereka untuk berpikir tajam, namun tetap rendah hati.

Cerita tentang keteguhan beliau dalam menghadapi tantangan, tentang bagaimana beliau memberi kesempatan pada setiap individu untuk berkembang, dan tentang kepercayaannya yang tak pernah surut pada setiap karya yang diciptakan anak-anak bangsa.

“MATRA bukan hanya sekadar majalah, Pak,” tulis seorang mantan rekan, “tetapi ia adalah simbol kebanggaan dan pemberdayaan, dan semua itu berkat kepemimpinanmu.”

Begitu banyak kisah yang tak akan pernah dilupakan, kisah yang membentuk karakter dan pemikiran mereka.

MATRA, dengan segala kejayaannya, adalah bukti nyata dari dedikasi dan semangat Pak Fikri, yang tidak hanya memimpin dengan kepala, tetapi juga dengan hati.

Sekarang, ketika berita kepergian beliau sampai di telinga mereka, rasa duka yang menyelimuti tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Insan eks majalah MATRA percaya bahwa meskipun Pak Fikri telah meninggalkan dunia ini, jejaknya akan terus hidup.

Dalam setiap langkah mereka, dalam setiap ide yang tercipta, dalam setiap karya yang diciptakan, beliau akan selalu hadir sebagai sumber inspirasi yang tak pernah padam.

Selamat jalan, Pak Fikri. Semoga Allah memberikan tempat terbaik untukmu di sisi-Nya yang Maha Mulia. Terima kasih atas segala yang telah engkau berikan.

Setiap karya yang kami hasilkan, setiap langkah yang kami tempuh, akan selalu mengingatkan kami pada dedikasi dan semangat hidupmu.

Engkau akan selalu hidup dalam kenangan kami, Pak, dan selamanya menjadi bagian dari sejarah yang tak terlupakan.

SS Budi Raharjo bersama FJ

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses